#28 : Sweet, Blood and Tears #2

2.9K 286 79
                                    

"Eungh...ahh !"

"Hey, kau baik-baik saja ?"

Suara ini membuat Yasmine langsung membuka matanya sempurna.

Ia melihat sekelilingnya, ah kamarnya. Tapi kenapa dia bisa ada disini ? dan otaknya kembali berputar pada saat dia belum jatuh pingsan.
Gemuruh itu kembali ke dadanya.

"Yasmine, kau tidak apa kan ?"

Yasmine reflek menepis tangan Hamdan yang memyingkirkan poninya.

"Ada apa ? apa sakit ?" panik Hamdan.

Yasmine menggeleng pelan, kepalanya sangat pusing. Ia jadi berpikir apa dia semalam mendarat pada batu ? kalau iya berarti semalam ia mendarat dengan tidak bagus.

"Kenapa kau tengah malam seperti itu pulang mendadak dari Zabeel ? apalagi semalam hujan deras" Hamdan menarik tangan Yasmine dan menggenggamnya lembut.

Mata Yasmine membulat lebar. Ia melihat
pakaiannya yang sangat ingat bukan pakaian yang gunakan semalam. Hamdan yang menggantinya ? please jangan.

Kepala Yasmine bertambah pening.

"Ada urusan penting apa kau disini ? di rumah ini ?" Tanya Yasmine, ia mencoba sedatar mungkin dan tidak menampakkan nada kekesalannya.

Hamdan terdiam, ia menghembuskan nafas pelan.

"Maaf, tadi malam pelayan Shaikha menelponku. Ia bilang Shaikha seharian ini stres dan bertingkah aneh. Dan benar saja, saat aku datang ia sedang menangis sesegukan di depan kaca besar itu. Maaf, aku tidak memberitahumu tadi malam, aku terlalu terburu-buru."

Yasmine mengangguk. Ia tahu Hamdan tidak berbohong, tapi mengetahui itu entah rasanya api cemburu di hatinya mulai tersulut.

'Hamdan seperti itu karena dia khawatir pada Shaikha,kan ?' Selama ini, dia sama sekali tidak pernah merasakan kekesalan seperti ini, bahkan dia mempunyai dua madu sejak lama, tapi kenapa baru terasa sekarang sakitnya ? bukankah harusnya dia sudah terbiasa sekarang ?
Lagi-lagi Yasmine menghembuskan nafas panjang pasrah, dirinya tidak boleh kekanak-kanakan menghadapi rumah tangganya.

"Bisakah kau menjelaskan kepadaku tentang yang kulihat tadi malam dimana kau dan Shaikha berpelukan mesra ?" bukankah memang harus ada saling keterbukaan diantara suami-istri ? Yasmine tidak ingin salah sangka atau apapun itu yang membuatnya membenci Hamdan.

"Ah itu..." Hamdan mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"...Shaikha terus saja menangis meskipun aku menenangkannya. Kata pelayan itu biasa dirasakan oleh wanita hamil dimana dirinya terlalu resah dan khawatir akan sesuatu. Jadi akupun memeluknya" Hamdan panjang lebar menceritakan alasannya.Dan Yasmine tidak menangkap kebohongan di mata dan nada bicaranya.

"Lalu.. about a kiss ?" sebenarnya Yasmine sangat tidak enak menanyakan ini,Hamdan dan Shaikha halal dan sah-sah saja melakukan itu, tapi hal ini sangat mengganggunya.

Hamdan terdiam, dia tidak menyangka Yasmine melihat sejauh itu

"Yasmine, I love you" Hamdan menggenggam erat kedua kepalan tangan Yasmine, ia takut wanita ini akan menjauh darinya setelah hubungan mereka sangat baik seperti sebelumnya.

"But sorry, I hate you"

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Karena kesalahannya sendiri menolak semua makanan yang di bawa pelayan ke kamarnya, sekarang pada tengah malam dia harus pergi sendiri ke dapur untuk mencari makanan apapun yang siap santap.

Suddenly Sheikha (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang