#27 : Sweet, blood and tears #1

3.3K 279 80
                                    

Sangat di rekomendasikan mendengarkan Mulmed diatas 👆

"Keringat darah, air mata, tubuh dan jiwaku. Yakinlah bahwa aku milikmu.
Bunuhlah aku secara perlahan
Tutuplah mataku dengan usapanmu
Aku tak kuasa menolaknya, Aku bahkan tak bisa kabur lagi
Kau terlalu manis, terlalu manis
Karena kau terlalu manis"

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hari berganti hari, daun kering berganti dengan daun hijau muda yang segar dengan tetesan embun di atasnya. Bunga yang dulunya kuncup kini mulai mekar indah seindah hubungan Hamdan dan Yasmine.

Tanpa terasa musim telah berganti, mengingatkan Yasmine dia sudah sangat lama berada disini. Kedatangannya ke sini dibawa paksa Hamdan, dia dihukum sebagai tahanan kota olehnya, dan kemudian Hamdan mengajaknya bekerja sama untuk menjauhkan dirinya dari tunangannya yang ternyata gagal. Jadi untuk apa lagi ia disini ? entahlah, ia merasa ia harus menuntaskan kisahnya dulu disini, yang mana jika ia kembali ke Indonesia sekarang itu akan membuat batu mengganjal di dadanya.

Ia tertawa kecil sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit.

"Ya Allah, udah buncit gini tapi masih suka ngemil. Mungkin gue harus ikut Hamdan nge gym"

Tubuh Yasmine sedikit tersentak dengan dua tangan kekar yang melingkar di perutnya dan menggenggam tangannya.

"Kenapa kau mengelusmu perutmu seperti itu ? seperti wanita hamil saja" suara Hamdan terdengar jelas di samping kepala Yasmine.

Yasmine terkekeh pelan.

"Sepertinya aku butuh olahraga, perutku mulai buncit" Yasmine menepuk-nepuk perutnya. Dia hobi makan tapi paling anti sama namanya olahraga

"Oh begitu..." Hamdan mengangguk di pundak Yasmine.

"...bagaimana jika kita olahraga bersama, dan membuatmu buncit sembilan bulan kedepan" goda Hamdan.

"pfftt...candaanmu garing sekali,tuan" Yasmine menahan tawanya, apa-apaan Hamdan mengatakan hal aneh seperti itu. Ya dia tau hubungan mereka sudah berkembang, tapi tidak untuk sejauh itu, pikirnya.

"Candaan bagimu, tapi serius untukku. Apa kau tidak ingin memeliki anak serupawan aku hem ?"

"Tidak, aku takut dia playboy sepertimu"

Hamdan mendecih kesal.

"Toh kamu juga akan segera memiliki anak, kenapa seperti terburu sekali"

Yasmine bisa merasakan dari tangan Hamdan yang menggenggamnya bahwa pria itu tidak nyaman dengan topik ini.

"Bisakah tidak usah membahas ini. Kau tahu aku tidak menyukai Shaikha" gumam Hamdan.

"Cih, tidak suka tapi dia bisa hamil anakmu. Bagaimana aku bisa percaya padamu setelah itu ?" kata Yasmine dengan nada tidak terlalu serius, tidak ingin menjadikan suasana ini terlalu kaku dan lebih dingin dari udara di musim hujan ini.

"Come on,you know that just a mistake !" Kata Hamdan dengan penegasan. Karena tidak mendapat balasan dari Yasmine, Hamdan mengecup pipinya.

Yasmine menghembuskan nafas pasrah, ia tenggelam diataran butir-butiran hujan yang berserakan menempel di jendela besar di hadapannya ini. Untuk apa dia di ribetkan dengan masalah yang sebentar lagi akan ia lalui dan tinggalkan. Hamdan, Shaikha, anaknya, adalah bukan dari masa depannya. Karena yang ia yakini masa depannya adalah dia harus mengulang semesternya dengan cutinya selama ini, menyusun skripsi, lulus dengan nilai membanggakan, dan mendapat pekerjaan di perusahaan yang ia incar sejak dulu.

Suddenly Sheikha (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang