"Terima kasih,Moe" Yasmine menerima susu kedelai hangat dari tangan Samuel.
"Masih dingin ?" tanya Samuel sambil merapatkan selimut tebal yang membekap Yasmine diatas sofa di ruang tengah.
Yasmine mengangguk pelan karena dia sedang meminum susu hangatnya.
Terdengar helaan nafas dari pria itu.
Yasmine tersentak saat ia merasakan tubuhnya menghangat karena tambahan sesuatu yang memeluknya.
"Kalo lo berat disini, kenapa lo nggak pulang aja ke Jakarta ?" gumam Samuel di atas kepala Yasmine. Tingginya dan Yasmine memang berbeda lumayan jauh, membuat Yasmime tenggelam di pelukannya.
"Menurut lo gue harus pulang ?" pertanyaan di balas pertanyaan. Yasmine sedikit canggung dengan keadaan ini meskipun dulu mereka sering melakukan pelukan seperti ini, namun mungkin karena statusnya dan Samuel yang sekarang berbeda membuatnya sedikit terganggu.
Yasmine dan Samuel bersahabat sejak Yasmine kelas empat sekolah dasar, Samuel adalah kakak kelasnya sekaligus tetangganya. Mereka tumbuh bersama sampai sekolah menengah atas, dan mereka sudah memutuskan untuk berkuliah di universitas yang sama.
Semua orang yang melihat mereka pasti mengira mereka adalah pasangan kekasih, mereka tidak tahu saja itu yang mereka lihat saat Yasmine dan Samuel bertemu mereka bukan bermanja-manja, tapi adu argumen dan saling menghina, tapi itu yang mendekatkan mereka, membuat mereka mengenal satu sama lain dengan baik daripada yang lainnya.
Tidak salah memang apa yang di katakan orang, tidak ada persahabatan antara perempuan dan lelaki tanpa perasaan. Tapi itu semua tergantung bagaimana mereka menyikapinya.
Lambat laun dengan berjalannya waktu, mereka saling mengisi, saling memberikan perhatian tanpa mereka sadari dan memunculkan sesuatu rasa di antara persahabatan mereka.
Yasmine sadar, ia memiliki perasaan aneh pada Samuel. Saat ia kesal melihat Samuel mendekati kakak kelasnya yang begitu cantik.
Dan Samuel menyadari ada sesuatu yang janggal pada jantungnya yang berdetak cepat saat Yasmine tersenyum padanya.
Tapi mereka tidak pernah mengutarakan itu sama sekali, karena ada banyak hal yang mereka pikirkan. Mereka tidak ingin merusak momen bahagia mereka jika ternyata salah satunya tiba-tiba membencinya, takut kehilangan dan karena perbedaan agama.
Samuel juga dekat dengan kakak tiri Yasmine, Isabelle. Samuel dan Isabelle sering pergi beribadah bersama, itupun karena Yasmine yang memaksa Samuel. Samuel memang pemalas dalam segala hal, dulu. Isabelle mengikuti agama ibunya, walau ia sekarang telah menjadi muallaf setelah ayah dan ibunya bercerai dan ia mengikuti ayahnya.
Dan akhirnya ia masuk kuliah di universitas yang sama dengan Samuel, sedangkan Yasmine masih berjuang di bangku akhir SMA.Semuanya berjalan normal, sampai pada saat itu. Yasmine hendak menemui Samuel dan ingin membicarakan perasaannya. Sebuah buku diary berwarna kuning ia peluk erat, didalamnya terdapat banyak kata-kata manis Samuel yang dikatakannya untuk Yasmine dan ia mencatatnya.
Tiba-tiba ibunya keluar dari kamar Isabella dengan wajah memerah dan air mata di pipinya. Membuat Yasmine tambah bingung saat melihat kakaknya yang cantik itu juga menangis di tempat tidurnya.
Yasmine masuk ke kamar itu dan perhatiannya tertuju pada benda kecil aneh yang tergeletak di lantai. Tentu dia tahu benda apa itu tapi ia bingung kenapa ada disini.
Kebingungannya berubah menjadi keterkejutan saat melihat hasil dari benda itu. Sering melihat sinetron bersama ibunya membuatnya mengerti apa arti dua garis di alat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Sheikha (Sheikh Hamdan)
Romance(Attention Series) "Kau datang di saat yang tepat" Hamdan tersenyum miring pada seorang gadis yang berada di depannya. "Aku adalah fanmu,fan yang banyak menghabiskan waktunya untuk mengagumimu ,dan sekarang aku bisa bertemu denganmu.Kau tau perasaan...