"Mansoor, aku ingin pulang" entah sudah keberapa kalinya ia merengek kepada Mansoor yang terlihat tetap menikmati pesta bibinya itu.
Merasa diabaikan, Yasmine menarik-narik lengan baju Mansoor.
"Bibi Fatima belum mengizinkan kita pulang pastinya" jawab Mansoor.
"Mansoor..."
Rengekan Yasmine berhenti karena anaknya tiba-tiba menangis. Sepertinya dia juga mulai bosan di tempat ini.
"Mansoor, aku pergi untuk mencari udara segar dulu"
Mansoor mengangguk lalu Yasmine pergi keluar ruangan itu. Ia membuka sebuah pintu kaca besar yang langsung membuatnya di tiup lembut oleh angin sepoi.
"Cup cup sayang... " Yasmine menepuk-nepuk pelan punggung putranya mencoba menenangkannya. Namun Suhail menolak mendengarkan ibunya dan terus menangis walau sudah agak mereda. Yasmine melepas rompi yang dikenakan putranya membiarkannya hanya menggunakan kemeja putih kecilnya.
"Yasmine ?!" Panggil seseorang.
Yasmine sontak menoleh pada asal suara yang memanggilnya.
"Yazan ?"
Seorang bocah lelaki tampan yang dulu selalu mmebuat Yasmine gemas dengan rambut keritingnya menatapnya kaget.
"Yazan, apa kabar ?" Sapa Yasmine dengan haru. Dia sangat merindukan bocah kecil dingin ini.
Siapa sangka Yazan akan berlari ke arahnya dan memeluknya.
"Hey, kau pasti sangat merindukanku ya ?"
Yasmine mengelus puncak kepala Yazan dengan tangannya yang tidak menggendong bayinya.Mendengar itu Yazan seperti tersentak, ia melepaskan pelukannya seketika.
"Sedikit" jawabnya singkat.
Perhatian Yazan beralih pada anak kecil yang sedang menangis di gendongan Yasmine.
"Siapa dia ?" Tunjuk Yazan.
"Ah ini..." Yasmine menunduk berlutut di depan Yazan lau ia membalikkan badan putranya untuk menghadap Yazan.
"Kenalkan, ini Suhail" Yasmine menggerakkan tangan putranya untuk melambai pada Yazan.
Suhail yang melihat sosok Yazan di depannya tangisnya sedikit-demi sedikit mereda. Seeprtinya dia tertarik padanya.
"Halo Suhail" Tangan kecil Yazan mengambil tangan Suhail yang di mainkan Yasmine. Tangan Suhail pun menyambut dan menggenggam erat jari telunjuk Yazan dan memainkannya.
"Ah sepertinya dia menyukaimu, lihatlah, dia berhenti menangis" kata Yasmine sambil tersenyum lebar.
Yazan pun ikut tersenyum lebar. Jika sudah seperti ini ketampanan Yazan bertambah berkali-kali lipat, ekspresi dinginnya mencair dan berganti sehangat dan selembut matahari pagi.
"Yazan, kau jangan..."
Mereka bertatapan mata lagi hari ini.
Mendadak semua kata seperti menguap di udara. Mereka seperti tidak tahu bagaimana harus menyapa atau sekedar menyapa. Bukan tidak mau, tapi terasa berat bagi mereka untuk memulainya.
Yazan berlari ke arah Hamdan dan menarik tangannya mendekat.
"Baba, lihatlah" Yazan dengan antusias menunjukkan Suhail kepada Hamdan. Dia tampak senang bertemu dan bermain dengan tangan kecil Suhail.
"Namanya Suhail" kata Yazan sambil mengayunkan tangan imut Suhail.
"O... oh" jawab Hamdan bingung dengan kecanggungan di tempat itu. Yasmine pun juga tidak berkata apapun dan memilih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Sheikha (Sheikh Hamdan)
Romance(Attention Series) "Kau datang di saat yang tepat" Hamdan tersenyum miring pada seorang gadis yang berada di depannya. "Aku adalah fanmu,fan yang banyak menghabiskan waktunya untuk mengagumimu ,dan sekarang aku bisa bertemu denganmu.Kau tau perasaan...