~•~ Part 4 : Saudara ~•~

1.3K 76 0
                                    

Jangankan nyakitin kamu. Menyentuh kamu saja haram hukumnya selagi ada saya.
~~~~•••••~~~~

"Assalamualaikum, Mom" ucap seseorang dari balik pintu rumah Natasyah.

Bibi Intan selaku kepala ART keluarga Muhammad Luthfi Arthur langsung membukakan pintu.

"Waalaikumsalam.. -" ucapnya terhenti sejenak karena sedikit terkejut. "Tuan muda" lanjutnya.

"Jawab dulu salamnya, Bi" ujar pemuda itu sembari terkekeh kecil. "Eh iya, waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, tuan muda" ulang Bibi Intan.

Mendengar Bibi Intan menyebutkan 'Tuan Muda' Leona pun langsung menuju ke pintu utama.

"Nathan Alifvio Putra Arthur" ujar Leona seraya memeluk anak sulungnya itu.

"Mommy" gumam Nathan pelan sembari membalas pelukan seorang wanita yang sudah sangat ia rindukan.

Sungguh, Nathan sangat merindukan pelukan sang ibu. Padahal dia baru berpisah dari keluarganya selama 1 tahun silam. Lalu bagaimana dia bisa meninggalkan keluarganya selama 2 tahun tanpa kabar sedikitpun?

Tanpa disadari, air mata Leona jatuh. Dia menangis karena terlalu rindu dengan putra sulungnya. Meskipun selalu komunikasi lewat Videocall, tetap saja naluri seorang ibu tak kan bisa terpuaskan sebelum bertemu langsung.

"Mommy, please don't be sad" ujar Nathan sambil menghapus air mata sang ibu tercinta.

"I am here, I am come back.  And if you know, I very miss you Mom and my sister" lanjut nya lagi.

Leona tersenyum haru, setidaknya dia masih memiliki Nathan yg bisa menjadi panutan dan menjaga keluarga nya.

"Mom, where is Via?" Tanyanya dengan lembut. Leona mengangguk lalu memberi isyarat bahwa saudarinya itu berada di kamarnya.

Nathan langsung memberikan barang-barang bawaannya ke Bibi Intan untuk dibawa ke kamarnya, sedangkan dia dengan langkah cepat menuju kamar kembarannya.

Ketika sampai di depan pintu kamar sang adik, Nathan menarik nafas panjang dan mengatur dirinya agar tidak terlihat aneh. Lalu dengan perlahan Nathan membuka pintu tersebut dan didapatlah bahwa Natasyah sedang tertidur pulas.

Nathan mendekat dan duduk di samping Natasyah, tangannya terulur untuk mengelus rambut saudarinya yang sedang tidak tertutup hijab itu, lalu mencium singkat dahinya.

"I miss you, Via" gumamnya pelan namun berhasil membuat Natasyah terbangun.

Natasyah berusaha mengumpulkan semua nyawanya untuk bangun sampai dia menyadari bahwa sang kakak sudah ada di sampingnya.

"Nathan" ujarnya singkat dengan nada serak, ciri khas orang baru bangun tidur.

Namun, entah ada magnet apa Natasyah langsung memeluk erat tubuh Nathan. Nathan tau Natasyah sedang ada masalah, karena Natasyah hanya akan seperti ini ketika dia merasa tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Via kenapa?" Tanya Nathan sambil menangkupkan kepala Natasyah.

Namun, Natasyah memalingkan wajahnya dan kembali memeluk sang kakak. Nathan bingung, tapi Nathan bisa merasakan bahu Natasyah bergetar.

Ketika Diary Menjadi Saksi 📖 (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang