Waktu mampu membuat seorang muslim lupa segala hal. Namun, tidak mampu menghilangkan kalam Allah yang telah tertanam di hati dan pikirannya.
~~~~•••••~~~~Allahu akbar... Allahu akbar
Suara kumandang adzan Maghrib telah menembus gendang telinga Natasyah.
"Alhamdulillah, puasa pertama berjalan lancar ya, Vi" ujar Nathan yang duduk di samping Natasyah. Natasyah pun hanya mengangguk sambil tersenyum.
Seperti yang kalian tahu, Natasyah sedang bersama dengan Nathan dan Leona di ruang makan untuk berbuka puasa.
Nathan pun memimpin doa sebelum menyantap makanan.
Setelah pembacaan doa selesai, Natasyah pun menghela nafas gusar. Biasanya Luthfi lah yang memimpin doa sebelum makan. Jujur, dia sangat merindukan Papanya.
Nathan sedang asyik berbagi cerita dengan Leona, sepertinya saudara kembar Natasyah itu sangat bahagia. Natasyah pun memakluminya, toh ini puasa pertama. Pasti semua orang akan menyambutnya dengan suka cita, begitu juga dengan dirinya.
Namun bedanya, suka cita Natasyah tidak bertahan lama setiap kali mengingat bahwa ini ramadhan kedua tanpa Papanya.
Di tengah keasyikannya mengobrol dengan Leona, Nathan pun melirik Natasyah disampingnya yang tampak sedang mengacak-acak makanan di depannya.
"Via, makanannya jangan diacak-acak gitu, gak sopan. Kalau gak mau makan jangan dimainkan kayak gitu. Via ingat gak hadist yang pernah Papa jelaskan tentang adab makan dan minum" tegur Nathan lembut.
Natasyah pun memandang lama saudaranya itu, seolah mengatakan dari sorot matanya 'tolong ingatkan aku'.
Nathan pun melanjutkan ucapannya, "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, beliau pernah berkata :
مَا عَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعاَماً قَطُّ إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَ إِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ.
Artinya:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan, apabila beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berselera, (menyukai makanan yang telah dihidangkan) beliau memakannya, sedangkan kalau tidak suka (tidak berselera), maka beliau meninggalkannya.
Jika Via lagi ada masalah, jangan lampiaskan sama makanan" jelasnya yang membuat Natasyah tertunduk.Natasyah merasa marah pada dirinya sendiri, bagaimana bisa dia lupa dengan nasihat Papanya dulu. Dan sekarang Nathan yang mengingatkannya persis seperti Papanya.
"Maaf, Bang. Via gak akan ulangi lagi. Terima kasih sudah mengingatkan" ujarnya.
Nathan tersenyum lalu mengelus puncak kepala Natasyah. "Tidak apa, sebenarnya apa yang menggangu pikiranmu, Dek?".
Natasyah diam, "Bang, nanti aja ceritanya. Mending sekarang makanannya segera dihabiskan, karena waktu maghrib bentar lagi habis" ingat Leona yang diangguki oleh Nathan dan Natasyah.
Mereka pun kembali hanyut menikmati masakan Leona yang lezat itu. Berselang beberapa menit kemudian, mereka pun telah selesai menyantap makanan dan bergegas ke mushola rumah untuk menjalankan sholat maghrib.
Semenjak Luthfi tidak ada, Pak Malik selaku sopir pribadi keluarga Luthfi Arthur dan orang tertua diantara mereka saat ini yang sering menjadi imam penghuni rumah megah bak istana itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Diary Menjadi Saksi 📖 (COMPLETED✓)
Espiritual"Biarkan diary yang menjadi saksi bagaimana jika Allah sudah berkehendak. Biarkan diary yang menjadi saksi tentang seberapa besar kekuasaan Allah dan seberapa kecilnya kita sebagai hamba-Nya". ~•~ Author ~•~ #1 in remajaislam (12.06.2020) #22 in dia...