~•~ Part 52 : What?! ~•~

839 49 16
                                    

Berkali-kali gadis itu mengerjapkan matanya guna untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke kornea mata.

"Ma-mama" lirihnya sembari memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

"Iya, sayang. Mama ada disini. Via baik-baik saja, bukan?" tanya Leona sembari mengelus kepala putrinya itu.

"Via kenapa, Ma?" tanyanya bingung.

Leona tersenyum. "Kamu tadi pingsan, sayang. Untung Om Rafli datang tadi, sehingga dia bisa memastikan kamu baik-baik saja".

Natasyah mengernyitkan dahinya. Ia berusaha mengingat apa yang sebelumnya terjadi hingga ia bisa pingsan seperti ini.

"Kenapa Via bisa pingsan, Ma?" tanya Natasyah.

"Ehm, i-itu..--"

Sebelum Leona menyelesaikan ucapannya, Natasyah langsung menyela. Natasyah mengingat apa yang terjadi sebelum ia jatuh pingsan.

"Ma, apa yang sebenarnya terjadi 5 tahun yang lalu?" sela Natasyah yang membuat Leona bingung ingin berkata apa.

"Maksud kamu apa, sayang. Mama yakin kamu tahu apa yang terjadi 5 tahun yang lalu, bukan? Kenapa bertanya lagi?" sahut Leona.

Natasyah tersenyum kecut. Ia menggelengkan kepalanya. "Apakah ada yang Mama sembunyikan dari Via?" tanyanya.

Leona mencium puncak kepala putrinya, karena ia sudah tidak tahu harus berkata apa. Melihat respon Mamanya itu, Natasyah semakin penasaran. Ia pun turun dari tempat tidurnya dengan tergesa-gesa.

"Kamu mau kemana?" tanya Leona berusaha mencegah Natasyah karena ia baru bangun dari pingsan.

"Dimana Om Rafli, Mama?" tanya Natasyah tanpa berniat menjawab pertanyaan Mamanya tadi.

Sepuluh detik berlalu dan Mamanya belum merespon. Tidak mau menunda lagi, Natasyah segera turun ke bawah.

Setelah lift membawanya ke lantai satu, Natasyah berpapasan dengan Tante Risa. Natasyah semakin yakin bahwa Om Rafli masih disini.

"Lho, Via sudah bangun, sayang. Kenapa kelihatannya tergesa-gesa sekali?" tanya Tante Risa.

"Dimana Om Rafli, Tante?" tanyanya yang membuat Risa semakin bingung.

"Dia ada di taman belakang bersama Papamu, Rafi, dan Rafika. Ada apa, sayang?" tanya Risa.

Natasyah tidak menjawab. Ia hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. Setelah itu, Natasyah bergegas menuju taman belakang dengan langkah lebarnya. Hal itu semakin membuat Risa bingung.

Sesampainya di taman, Natasyah memang menemukan Papa dan Pamannya itu sedang mengajari kedua adik sepupunya bermain badminton.

"Om Rafli" panggil Natasyah yang menyebabkan semua yang ada di taman menoleh ke arahnya.

"Via, kamu sudah sadar? Tidak ada yang sakit kan, sayang?" tanya Luthfi yang langsung menghampiri Natasyah diikuti juga oleh Rafli. Sedangkan kedua adik sepupunya dibiarkan masih bermain.

Natasyah tersenyum hangat kepada Papanya, "Via baik-baik saja, Papa" ujarnya. Luthfi mendengus lega mendengarnya.

Natasyah beralih menatap Rafli. "Om, bisakah Via mengetahui sesuatu?" tanyanya.

Rafli dan Luthfi saling melempar tatapan bingung. Firasat mereka mengatakan ini bukanlah hal yang baik. Itu sebabnya, Rafli segera menyuruh Bibi Intan untuk membawa Rafi dan Fika masuk.

Setelah Rafi dan Fika masuk, Rafli pun menjawab, "Apa itu, nak?" tanyanya.

Natasyah menatap Rafli dan Luthfi secara bergantian. "Bisakah Om menceritakan apa yang sebenarnya terjadi 5 tahun yang lalu di rumah sakit itu?".

Ketika Diary Menjadi Saksi 📖 (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang