~•~ Part 18 : Misteri baru ~•~

642 40 0
                                    

Persahabatan jauh lebih berharga dari sebuah cinta yang hanya berujung luka.
~~~~•••••~~~~~

"Assalamualaikum, Om Rafli" salam Nathan yang memasuki ruang kerja Rafli dirumahnya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Vio" balas Rafli.

Nathan pun dipersilahkan duduk di sofa santai di ruangan tersebut.

"Kabar baik apa yang om ingin sampaikan pada Nathan, Om?" Tanya Nathan langsung to the point.

Rafli tersenyum menandakan bahwa kabar baik itu bukan bualan belaka.

Namun, belum sempat Rafli menjawab sudah dipotong dengan suara ketukan pintu.

"Wa'alaikumussalam, silahkan masuk" balas Rafli yang sudah mengenali suara dan salam dari balik pintu itu.

Nathan membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang di lihatnya sekarang.

"Kak Zidan" ujar Nathan berbinar-binar dan langsung menyalami tangan laki-laki itu.

Zidan Mustafa Akmal Arthur adalah keponakan kandung dari Luthfi. Namun, orang tua Zidan berpisah saat Zidan masih berusia 7 tahun. Setelah resmi berpisah, Ibunya Zidan menikah lagi dan pindah ke pulau Sulawesi, sedangkan ayahnya yang notabenenya adalah kakak kandung Luthfi pun lebih menyibukkan dirinya dengan tugas-tugas sebagai abdi negara.

Tidak ingin melihat masa depan keponakannya hancur akibat broken home, akhirnya Luthfi dan Leona memutuskan untuk mengasuh Zidan dan memperlakukan dia layaknya anak sendiri.

Semenjak saat itu, Zidan tinggal di rumah Luthfi dan sesekali ketika weekend ayahnya Zidan akan datang untuk mengajak Zidan jalan-jalan. Hal itu dilakukan agar Zidan tidak melupakan kasih sayang orang tua kandungnya.

"Eh eh, gak usah gitu kali salamnya. Kakak belum tua-tua amat, Dek" candanya yang dibalas tawa oleh Nathan, sungguh kakaknya ini tidak berubah.

"Kakak kapan pulang dari Australia? Kenapa gak ngabarin aku?" Tanya Nathan bingung dengan kepulangan Zidan yang mendadak ini. Karena setahu dirinya Zidan baru pulang 6 bulan lagi.

Zidan adalah seorang Polisi Intel yg mendapatkan pendidikan pascasarjana di University of Tasmania (UTAS) di negara Australia bidang intelligence. Usia Zidan dan Nathan selisih 10 tahun. Cukup jauh, bukan? Karena Zidan memang sudah diasuh oleh Luthfi setelah beberapa minggu menikah dengan Leona.  

Studi Zidan di Australia tinggal 6 bulan lagi. Namun, Rafli meminta Zidan untuk pulang lebih awal agar dia bisa ikut andil dalam memecahkan kasus ini.

Zidan tertawa kecil mendengar pertanyaan Nathan. "Sungguh, adik kecilku tidak berubah. Masih suka banyak tanya, bawel" ujarnya yang membuat Nathan sedikit kesal.

"Aku sudah dewasa, Kak. Lagian yang seharusnya dipanggil adik kecil itu Via bukan aku" tolak Nathan yang membuat Zidan semakin tertawa.

"Kenapa? Malu dipanggil adik kecil? Oh ayolah, kenapa di mataku kamu masih pantas dipanggil adik kecil, hmm?" Canda Zidan yang membuat Nathan mulai kesal.

"Kak Zidan! Udah deh bercandanya. Jawab aja pertanyaan aku dulu" ujar Nathan yang sedang tidak mau bercanda.

Zidan mengehentikan tawanya, "Kakak di telepon sama Om Rafli. Om Rafli sudah menceritakan semuanya pada kakak, terutama tentang masalah peneroran itu. Lalu, bagaimana kakak bisa tetap diam sedangkan keluarga kakak di Indonesia sedang dalam bahaya? Terutama lagi, Papa Luthfi sedang tidak ada di sini, bukan?" Jelas Zidan yang membuat Nathan mengangguk lemah.

Ketika Diary Menjadi Saksi 📖 (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang