~•~ Part 36 : Bukber ~•~

617 39 4
                                    

Bahagia itu sederhana. Hal kecil pun bisa membuat seseorang bahagia. Tinggal kita saja yang memaknai kata bahagia itu seperti apa.
~~~~••••••~~~~

Pukul 16.00 WIB bel pulang sekolah pun telah berbunyi, sekaligus menandakan habisnya jam pelajaran terakhir. Seperti biasa, Gavin, Raka, Revano, dan Steven akan berjalan bersama menuju parkiran.

Bukan rahasia umum lagi ketika mereka sedang kumpul seperti ini menjadi pembicaraan kaum hawa yang melihatnya.

Topik dibicarakan kaum hawa pun selalu tentang ketampanan dan kenakalan mereka. Kumpulan handsome badboy. Begitulah siswi-siswi di SMA ini menamai persahabatan mereka. Konyol pikir Gavin.

"Eh, Vin lo mau ikut kita nongkrong gak?" Tanya Steven pada Gavin.

Gavin yang mendapat pertanyaan itupun bingung, "Lah, bukannya Raka dan Revano puasa ya?".

Revano menoyor kepala Gavin pelan. "Lo kalo lagi pintar, pintar banget. Tapi kalo lagi bego, bego banget".

Gavin hanya terkekeh menanggapinya, "Masih mending gue ada masanya pintar. Daripada lo bego mulu dari zigot" ejeknya yang membuat Revano menoyor kepala Gavin lagi.

"Dasar! Punya teman kok kayak tuman sih!" gerutu Revano yang malah mengundang tawa untuk Gavin.

"Oke, gue serius sekarang. Jawab pertanyaan gue tadi" ujar Gavin.

Raka yang sudah duduk di atas motornya pun angkat bicara, "Eh, nongkrong bukan berarti harus selalu ada makan dan minum, bukan?" sahutnya datar.

Gavin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Raka benar juga bagaimana dia bisa sebodoh ini sih.

"Udah gak usah basa-basi deh. Lo mau ikut gak?" Tawar Steven lagi.

Gavin seperti menimang tawaran itu. "Kayaknya gak dulu deh. Soalnya gue ada janji mau menemy seseorang bukber di coffee shop " tolaknya.

Raka berdeham sebentar, "Gimana kalau kita nongkrongnya di coffee shop Gavin aja? Hitung-hitung, sekalian dapat bukber gratis" usulnya.

Revano pun berbinar mendengar usulan Raka.  "Nah, gue setuju tuh.  Yang kayak begini gue demen nih. Lo ikut aja, Ven. Meskipun lo gak puasa, tapi sedari tadi lo sama Gavin gak makan karena menghargai kita berdua. Jadi, lo juga harus menghargai tawaran ini" ajak Revano yang disetujui oleh semua orang termasuk Steven sendiri.

"Oke gue ikut kalian" putus Steven. "Pukul 17.30 WIB udah ada di sana ya, gak ada kata ngaret" lanjutnya sambil melihat ke arah Revano.

Ah! Revano itu memang selalu ngaret. Ketika ditanya, alasannya bermacam-macam banget.

Revano nyengir kuda, "Tenang, kali ini gue gak telat kok".

Gavin menatap tajam ke Revano, "Kalau lo telat, jatah bukber gratis lo gue ambil lagi, dan lo harus bayar dua kali lipat dari harga normal" ancamnya yang membuat Steven dan Raka tertawa mendengarnya.

Karena hari semakin sore, mereka pun memutuskan untuk segera pulang dan bersiap untuk acara mereka nanti.

~~~~••••••~~~~

Ketika Diary Menjadi Saksi 📖 (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang