Aku bagaikan sang surya yang berharap bisa bersama dengan sang rembulan.
~~~~••••••~~~~Ludia POV
Setelah mengambil mukena pemberian Bunda dari loker, aku pun bergegas menyusul Natasyah yang sudah menunggu di mushola sekolah.Saat jarak ku hanya tinggal 1 meter lagi ke mushola, langkah ku terhenti saat melihat dia sedang mengobrol dengan sahabatku.
Ya, dia adalah Raka Reynaldi Ramadhan. Seorang ketua OSIS yang berhasil mengubah kepribadianku. Membuatku jatuh hati bukan karena jabatannya sebagai ketua OSIS ataupun karena ketampanannya, tapi karena nasehatnya yang membuatku sadar betapa miskinnya ilmu agama yang aku miliki.
Langkahku perlahan mundur. Mataku mulai memanas, dan dadaku terasa sesak. Aku menatap sendu dia yang aku perjuangkan dalam doa meskipun aku tahu disaat yang bersamaan dia juga sedang memperjuangkan cinta pertamanya yaitu sahabatku sendiri.
Aku bisa melihat senyuman terus terukir di wajah tampannya setiap kali Natasyah menjawab ucapannya. Sahabatku terus menunduk tanpa mau menatap wajahnya, sahabatku itu sangat menjaga pandangannya. Meskipun begitu, senyuman itu tetap terukir indah di wajah Kak Raka.
Aku yang melihatnya pun juga ikut tersenyum. Lebih tepatnya, tersenyum miris karena terlalu berharap pada seorang laki-laki seperti Kak Raka.
Tanpa aku sadari, penglihatanku mulai buram karena tertutup oleh cairan bening yang dengan lancangnya keluar dari pelupuk mataku.
Aku menangis ketika melihat segala perhatian yang Kak Raka tunjukkan untuk sahabatku. Dia tampak sangat bahagia setiap kali bertemu dengan Natasyah.
Cemburu? Iya sangat! Aku sangat cemburu melihatnya, tapi apalah dayaku yang hanya pengagum rahasianya.
Dengan cepat aku menyeka air mataku dan bersembunyi di balik pohon besar di depan mushola saat ia mulai beranjak meninggalkan Natasyah.
Setelah ia pergi, aku hanya bisa melihat punggungnya, berharap Allah akan membuatnya membalas perasaanku. Namun, untuk sekian kalinya aku menepis harapan yang hanya berujung kekecewaan itu.
Aku pun mengalihkan pandanganku ke mushola, sahabatku masih membeku di tempatnya. Aku pun tersenyum dan menghampirinya, bertindak seolah aku tidak tahu apa-apa. Oh ya Allah, aku lelah dengan semua drama ini.
"Syah, kok melamun sih. Ayo masuk" tegurku sambil menarik tangannya.
Natasyah diam tidak bergeming, dia menatapku dengan penuh harapan, entah apa yang ia harapkan untukku.
Tapi apapun itu, aku hanya mengaminkan dalam hati. Aku pun tersenyum dan seolah dari senyum itu aku berkata 'semua baik-baik saja'.
~~~~•••••~~~~
Author POV
Ludia menjadi lebih pendiam semenjak pulang dari mushola tadi. Natasyah yang duduk disebelahnya pun mengernyit bingung."Apa yang membuat Ludia tiba-tiba diam seperti ini? Apa mungkin dia melihat pertemuan tidak sengaja antara saya dan Kak Raka?" batinnya.
Ludia yang merasa di tatap pun menoleh, "Ada apa?" tanyanya.
Natasyah menggeleng cepat, "Hmm, tidak ada. Jika ada yang menganggu pikiranmu, lebih baik kamu ceritakan pada saya atau Stevani, jangan bebani dirimu sendiri" saran Natasyah yang dibalas senyuman dari Ludia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Diary Menjadi Saksi 📖 (COMPLETED✓)
Espiritual"Biarkan diary yang menjadi saksi bagaimana jika Allah sudah berkehendak. Biarkan diary yang menjadi saksi tentang seberapa besar kekuasaan Allah dan seberapa kecilnya kita sebagai hamba-Nya". ~•~ Author ~•~ #1 in remajaislam (12.06.2020) #22 in dia...