Mahasiswa di Istanbul University hari ini tampak sibuk. Terutama mahasiswa yang sudah menjelang semester akhir. Banyak dari mereka memenuhi perpustakaan kampus untuk mencari bahan keperluan riset mereka.
Namun, berbeda dengan Natasyah dan Stevani. Meskipun bukan termasuk mahasiswa semester akhir, mereka juga disibukkan dengan tugas-tugas kuliah yang menumpuk.
"Syah, gue mau makan siang dulu deh, lapar gue. Lo mau ikut gak?" tanya Stevani.
Natasyah sepertinya tidak mendengarkan Stevani. Alat tulisnya masih asyik menari-nari diatas kertas.
Stevani mendengus. Natasyah kalau sudah dihadapkan dengan tugas akan mengabaikan semua hal, kecuali ibadah kepada Allah tentunya.
"Syah" panggil Stevani ulang. Bukannya menoleh, Natasyah justru hanya berdeham sebagai jawaban.
"Mau ikutan gue makan siang gak?" ajak Stevani lagi.
Natasyah menggelengkan kepalanya. "Kamu duluan saja. Ini tanggung banget tugasnya, tinggal sedikit lagi" sahutnya.
Stevani mengintip tugas-tugas Natasyah, lalu ia berkata, "Sedikit apanya? Ini masih banyak, Syah. Lo yakin gak mau makan siang dulu? Lo kan punya riwayat sakit maag, Syah".
Natasyah menoleh ke arah Stevani sembari tersenyum hangat. "Gak usah khawatir, Vani. Via akan baik-baik saja. Sesekali melewatkan jam makan siang sepertinya bukan masalah besar" ujarnya.
Untuk kesekian kalinya Stevani mendengus pasrah. Beginilah Natasyah jika sudah dihadapkan dengan tugas-tugas kuliah.
"Baiklah kalau begitu. Gue duluan ya, Syah. Assalamualaikum" pamit Stevani.
Natasyah mengangguk. "Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" balasnya.
30 menit telah berlalu semenjak Stevani pergi untuk makan siang. Namun, selama 30 menit itu juga Natasyah masih berkutat dengan tugas-tugasnya. Ia seolah tenggelam dengan dunianya sendiri.
Natasyah meringis karena tiba-tiba perutnya merasa perih. Ia mengalami heartburn yang sangat tidak nyaman. Inilah yang terjadi jika maag Natasyah kambuh. Natasyah berpikir, telat makan siang sesekali tidak masalah. Tapi sepertinya itu menjadi masalah untuk dirinya.
Natasyah merasa tubuhnya mulai lemas. Ia ingin keluar untuk makan siang, tapi ia sudah terlalu lemas untuk sekedar beranjak dari tempat duduknya. Saking lemasnya, untuk memegang alat tulis saja tangannya sudah tidak kuat, sehingga alat tulis itu jatuh ke bawah meja.
Natasyah pun membungkukkan tubuhnya untuk mengambil alat tulis yang tadi ia jatuhkan. Butuh waktu sekitar 3 menit bagi Natasyah untuk menemukan alat tulis yang jatuh menggelinding itu.
Setelah menemukan apa yang ia cari, Natasyah kembali menegakkan tubuhnya. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat ada sebotol susu sebungkus roti sudah ada diatas mejanya.
Natasyah mengernyit. "Ini milik siapa?" gumamnya.
Natasyah mendapatkan sebuah sticky note tertempel di botol susu tersebut. Karena merasa penasaran, ia pun mengambil sticky note tersebut dan membacanya.
*Isi sticky note :
يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَا شْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ.
(الأعراف : ٣١)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Diary Menjadi Saksi 📖 (COMPLETED✓)
Spiritual"Biarkan diary yang menjadi saksi bagaimana jika Allah sudah berkehendak. Biarkan diary yang menjadi saksi tentang seberapa besar kekuasaan Allah dan seberapa kecilnya kita sebagai hamba-Nya". ~•~ Author ~•~ #1 in remajaislam (12.06.2020) #22 in dia...