Hal yang paling gue benci adalah ketika sahabat gue nangis hanya gara-gara orang yang tidak pantas ditangisi.
~~~~•••••~~~~"Sudahlah Lud. Lupain dia. Cowok kayak gitu gak pantas ditangisi" ujar Stevani berusaha menenangkan Ludia.
"Jika dia datang hanya untuk mengobati rasa bosan nya sendiri. Lebih baik dia gak usah deketin gue!" Seru Ludia disertai tangis kecil di pelukan Natasyah.
"Itu berarti dia bukan yang terbaik untuk Ludia" ujar Natasyah datar tanpa ekspresi.
"Iya, Tasyah bener. Lo jangan mau buang air mata lo hanya untuk dia yang belum tentu nangisin lo juga" timpal Revano dengan sisa amarahnya yang belum semuanya tersalurkan pada Renova.
"Eh, kalian bilang seperti itu seolah-olah kalian gak pernah aja ngelakuin hal serupa. Padahal kalian juga sama playboy-nya seperti Renova" seru Stevani.
"Tapi walaupun seperti itu, kita juga masih punya hati. Okelah kita emang mudah banget bosan sama cewek, kalau pacaran gak pernah sampai 1 bulan. Tapi walaupun gitu, kita gak pernah main di belakang" Balas Steven.
"Yup bener, kita kalau mau dapat yg baru, pasti udah mutusin yang lama. Jadi, kita gak sejahat Reno yang beraninya main di belakang doang. Giliran dari depan?? Noob tuh anak!!" Sambung Revano.
"Tapi intinya tetap aja kalian itu playboy " cibir Stevani.
"Yah, meskipun playboy gini, kita sahabatan sudah lama kali" sahut Steven yang dibalas anggukan oleh Revano.
"Iya deh iya, sahabat-sahabatku. Maaf ya" ungkapnya tidak mau memperbesar masalah kecil.
Steven tertawa gemas melihat ekspresi Stevani yang kalah debat dengan dirinya. Hingga tangan Steven pun terulur untuk mengacak-acak rambut Stevani dan mencubit pipinya gemas.
"Argh! sakit Kak Ven" rintih Stevani. Yang semakin membuat Steven tertawa lepas.
"Hadeh, masih aja manggil kakak. Kita memang beda angkatan, tapi usia gak beda jauh kali . Please lah ya, gue dan Raka gak setua itu" pinta Steven.
"Hahaha, ngaku tua juga lo" ucap Stevani dengan nada mengejek.
Steven menjitak dahi Stevani kesal, "Sembarangan lo!" kesalnya yang dibalas tawa kemenangan dari Stevani.
Ludia pun tersenyum melihat kekonyolan sahabat-sahabatnya yang berusaha menghibur dirinya.
"Ludia masih punya kita kok" ujar Natasyah sembari tersenyum hangat.
Ludia mengangguk dan mulai menarik senyum di wajahnya.
"Terima kasih semua" ujar Ludia lembut disertai senyuman manis di wajah cantiknya.
"Gak ada kata maaf dan terima kasih dalam persahabatan, Lud" sahut Revano yang disetujui oleh yang lainnya.
"Gue gak tau apa yang akan terjadi jika kalian gak ada di saat-saat seperti ini" jeda Ludia.
"Saat-saat dimana gue benar-benar membutuhkan teman untuk berbagi" lanjutnya yang membuat Stevani dan Natasyah memeluk Ludia erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Diary Menjadi Saksi 📖 (COMPLETED✓)
Espiritual"Biarkan diary yang menjadi saksi bagaimana jika Allah sudah berkehendak. Biarkan diary yang menjadi saksi tentang seberapa besar kekuasaan Allah dan seberapa kecilnya kita sebagai hamba-Nya". ~•~ Author ~•~ #1 in remajaislam (12.06.2020) #22 in dia...