Dreet dreet...
Alarmku berbunyi, hari ini aku terbangun dengan perasaan gelisah karena masih memikirkan kejadian semalam. Apa benar lelaki itu akan datang kerumahku?
"Sara, ada yang panggil kamu tuh, bukain pintu buruan." kata Bunda berteriak. Seketika saat itu aku merasa bahwa hari ini akan terjadi apa-apa dirumahku! Siapa yang berada diluar rumah pagi-pagi begini?
"Siapa, Bunda?"
"Nggak tau, kamu lihat sendiri aja, Bunda lagi repot masak."
Dengan baju tidur dan rambut yang masih berantakan, aku keluar kamar menuju pintu depan untuk menemui orang yang ingin bertemu denganku. Tentu dengan perasaan ragu, aku membuka pintu perlahan DAN!!
"Rena!" kataku kaget dengan jantung yang masih berdetak cepat tidak seperti biasanya.
"Apaan sih, aku cuma mau main kesini. Tadi Mama sama Papa aku udah duluan pergi bareng Bimo, ke taman buat olahraga."
"Trus aku ditinggal deh." katanya sambil berlalu masuk ke dalam.
Syukurlah, ternyata bukan laki-laki itu yang datang. Tapi aku harus tetap berhati-hati. Sudah seperti mau perang, aku berulang kali mengintip dari sela gorden dan melihat ke sekeliling rumah, mana tau ada yang mencurigakan dari luar.
"Ohiya Sar, ada yang mau aku sampein juga," kata Rena sambil duduk di sofa ruang tamu.
"Apaan?"
"Besok aku bakal pergi ke Bandung,"
"Loh ngapain?"
"Kata Mama ku, kita bakalan pindah ke sana."
"Seriously!?"
"Ya, tapi masih ngecek rumahnya sih."
"Jadi kamu bakal tinggalin aku, Ren?""Santai aja kenapa sih, aku belum pergi juga."
"Ren, pelukkkk."
"Dasar kamu." kata Rena sambil memelukku.
"Janji jangan lupain aku ya, Ren."
"Gila ya kamu? Nggak mungkin lah."
"Udah ah, Tante mana?"
"Dibelakang tuh."
Rena beranjak pergi ke dapur dan menghampiri Bunda,
"Tante, lagi masak apa Tan?""Eh kamu Ren, Tante kira siapa tadi yang dateng,", "ini Tante lagi masak nasi goreng buat sarapan, kamu udah sarapan belum?"
"Oh udah Tan tadi dirumah."
"Kok kamu dateng nggak ngabarin dulu?" kataku sambil menyiapkan piring.
"Ngapain harus ngabarin, kayak siapa aja."
Aku langsung mendekat ke Rena dan berkata dengan cara berbisik agar Bunda nggak dengar, "Aku kira yang dateng tadi cowok aneh yang semalem ngajak aku jalan tau."
"Kamu percaya ya sama omongan dia?" jawab Rena meledek.
"Sssttt Rena!"kataku menutup mulut Rena.
Aku cuma nggak mau Bunda tahu kalau ada lelaki yang mengajakku jalan. Selesai sarapan, aku beranjak dari meja makan menuju kamar untuk mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi meninggalkan Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
J E V (TAMAT) (TAHAP REVISI)
Teen FictionImpianmu mungkin boleh hancur karena seseorang. Tapi hidupmu harus tetap berjalan ada atau tidaknya peran pendukung lagi. Berdiri sendiri tanpa meminta bantuan orang lain adalah pilihan yang paling baik. Boleh juga bergantung pada mereka. Tapi sejat...