Tidak ada yang salah, semua memang sudah takdir. Aku berduka dan terus memikirkan hal yang seharusnya ku lupa sejak dulu.
Setelah kepergianmu kemarin, aku menjelma menjadi manusia lain. Manusia yang sama sekali tidak ku kenali.
Bagaimana bisa aku berduka terlalu lama?
Kamu, yang pergi tanpa pamit dan meninggalkan cerita yang belum terselesaikan.
Kamu, manusia yang ku benci sekarang.
Mungkin semesta berfikir bahwa inilah yang terbaik untuk ku, yang patah sebelum memulai, yang berduka sebelum bahagia, dan yang betah berduka setelah ditinggalkan.
Maaf sekali, aku memang tidak pernah pandai menutup perasaan yang ku rasa.
Untuk apa juga di tutupi?
Perasaan yang dirasa memang seharusnya di ungkap, kan?
Ya sudah, memang takdirnya seperti ini. Hanya di izinkan bahagia sebentar bersama manusia baru yang ingin membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
J E V (TAMAT) (TAHAP REVISI)
Teen FictionImpianmu mungkin boleh hancur karena seseorang. Tapi hidupmu harus tetap berjalan ada atau tidaknya peran pendukung lagi. Berdiri sendiri tanpa meminta bantuan orang lain adalah pilihan yang paling baik. Boleh juga bergantung pada mereka. Tapi sejat...