'Ambang pilu'

8 0 0
                                    

'Sebentar lagi, Sara..'

'Kamu tunggu aku kembali.'

Aku langsung terduduk setelah Jev berkata begitu, "ah cuma mimpi." gumamku.

Pagi ini, aku masih bingung karena mimpi tadi. Apa maksudnya? Kenapa Jev selalu datang ke mimpiku dengan kalimat-kalimat yang membangun harapan? Aku tidak mengerti. Jev akan kembali atau tidak.

"Sara!" sapa Dira dari jauh, dan aku menghampirinya.
"Hai."
"Kamu tau nggak, kita bakal kedatangan teman baru. Katanya sih dia salah masuk jurusan."
"Emang bisa pindah begitu?"
"Bisa, kan masih baru."
"Oh.." Aku tidak terlalu memikirkan anak baru itu. Yang ku pikirkan adalah mimpiku tadi pagi.

Hari ini aku datang ke Kampus lebih awal karena akan melanjutkan tugas kelompok semalam. Tapi, belum semua anggota dari kelompok ku berkumpul. Sekarang hanya aku dan Dira yang baru datang. Sedangkan yang lain, sama sekali belum terlihat.

"Sar, kita ke Kantin dulu yuk? Aku laper nih, belum sarapan hehe." ajak Dira.
"Yauda yuk."
Sampai di Kantin, Dira langsung memesan, "Bang, aku mau pesan nasi rames sama teh manis hangat ya." "kamu mau apa Sar?" sambung Dira.
"Es teh manis satu ya, Bang."
"Kok pagi-pagi begini minumnya es teh manis sih?"
"Lagi mau aja," balasku dengan ekspresi datar.
"Ntar pilek baru tau kamu!"

Tidak lama, pesanan datang. Aku memandangi es teh yang ku pesan tadi. Sedangkan Dira sudah menyantap makanannya tanpa jeda. Apa ya? Aku seperti ingin ingat sesuatu.. Oh ya! Es teh adalah saksi dimana aku dan Jev berkenalan dengan cara yang aneh waktu itu. Kenapa aku bisa lupa? Waktu itu, saat cuaca begitu sangat panas, Jev datang untuk mulai masuk ke dalam kehidupan yang aku punya.
Jujur, aku senang dengan hal itu. Jev benar-benar istimewa, sampai kepergiannya pun sudah tak lagi menjadi duka sekarang.

"Kamu potong bagian yang ini ya Dir,"ucap Bram.
Kami melanjutkan tugas sampai jam masuk kelas.
Hari ini terasa panas walaupun masih pagi, dan Jafra menawarkan es teh kepada kami.
"Pada mau es teh nggak? Panas banget nih,"
"Boleh deh!" ucap Dira dan Bram serentak.
"Lo, Sar? Nggak mau?" tanya Jafra.
"Dia udah minum tadi, waktu kita sarapan di kantin."
"Se pagi itu?"
"Iya." jawabku datar.
"Yauda dah,"

Jafra berlalu, pergi ke kantin untuk membeli es teh. Tidak lama, dia pun kembali, "nih buat lo," ucapnya sambil memberikan matcha kepadaku.
"Kok matcha?"
"Kan udah minum es teh, jadi gue beliin matcha aja,"
"Dari mana kamu tau aku suka matcha?"
"Nebak doang."

Benar menebak atau dia terus mencari tahu tentangku? Seperti Jev dulu?
Apa mungkin, Jafra akan menggantikan Jev? Ah tidak tidak! Aku sudah berjanji untuk tidak lagi menerima manusia baru.

"Makasih." ucapku datar.
"Kayaknya ada yang lagi bad mood nih."
"Nggak usah kepo."
"Galak amat."

Aku tidak memperdulikan ucapan Jafra. Fikiran ku hari ini berada pada satu titik yang seakan membuatku ingin mencari jawabannya.

Bagaimana jika aku segera bertemu dengan Jev? Siap tidak ya..

Selesai jam kelas, aku tidak langsung pulang kerumah. Masih seperti dulu, aku menaiki sepeda kesayanganku dengan alunan musik favorite ku.
Aku mendayung sepedaku dan berhenti tepat di depan pintu parkir.

"Hai! Bagaimana kabarmu! Jingga itu, yang selalu ku rindukan, juga Jev." ucapku pada pantai yang sudah lama tak ku kunjungi.

Ku ceritakan kembali kelanjutan kisah yang aku punya bersama Jev. Pantai-pun senantiasa mendengarkan.

Jadi, akhir-akhir ini, aku selalu mengingat Jev. Bahkan tadi aku juga memimpikannya.
Apa maksudnya ya? Menurutmu, Jev akan datang lagi untuk bertemu denganku, tidak? Kalau aku fikir, bertemu dengan Jev adalah sebuah kemungkinan kecil.. mengetahui bahwa sekarang dia sudah di telan bumi bulat-bulat.. Bumi yang jahat, atau Jev yang jahat?
Oh iya, apa Jev pernah datang kesini?
Atau mungkin, dia sudah lupa denganmu, juga denganku.

Aku tidak mau terburu-buru menggantikan senyuman indah Jev dengan keindahan Jingga mu. Nanti kalau Jev tiba-tiba kembali, aku jadi repot.

Mungkin, kedepannya, aku akan sering datang berkunjung.. menikmati ini semua bersamamu dan kenangan itu...

Tidak apa-apa, kan? Kamu jangan bosan ya.. Jev sedang tidak ada, jadi untuk sekarang, kita boleh berteman dekat..

Aku tersenyum dengan lepas.. walau bibir tidak mengerti kondisi hatiku saat ini.

Sudah mulai gelap, sudah cukup berbincangnya untuk hari ini..
Aku membersihkan celana-ku dari sisa pasir dan beranjak pergi, "aku pulang dulu ya.. besok, kalau Tuhan mengizinkan, aku kembali lagi. Daa.."

J E V (TAMAT) (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang