Sudah selama ini aku mencari kamu Jev. Kamu sudah di telan bumi sampai semua orang tidak tahu kamu kemana. Katamu, kamu orang yang dikirim Tuhan untuk membantuku bahagia dan mengenal dunia lebih jauh. Tapi sekarang? Aku harus meraba tanpa dituntun. Mencari-cari hal baru yang aku sendiri masih ragu untuk mencobanya. Kamu kemana? Apa ingin hilang selamanya?
"Sara, bangun sayang." kata Bunda.
...
"Ayo dong, kita mau pergi.""Kemana?" balasku masih tetap dalam selimut.
"Ke Bandung, kerumah Rena."
Aku kaget dan langsung bangun, "kerumah Rena!?"
"Iya, mereka adain syukuran buat rumah barunya. Jadi kita nginep untuk beberapa hari disana sekalian liburan."
"Rena kok nggak ngabarin Sara sih."
"Ya mungkin dia sibuk, semalem Mama Rena telepon Bunda, nyuruh kita dateng kerumahnya,"
"Ya sudah, kamu mandi gih terus siap-siap."
"Iya Bunda."
Aku memang libur karena anak kelas tiga sedang mengadakan Simulasi untuk Ujian Nasional selama dua minggu. Dan aku rasa ada baiknya pergi ke Bandung. Siapa tahu bisa melupakan Jev yang mungkin tidak mengingatku lagi.
***Setelah sampai dirumah Rena dan turun dari mobil, "Renaaaa!!!"
"Saraa!" balas Rena menghampiriku dan memeluk.
"Aku rindu banget sama kamu Ren."
"Iya aku juga Sar."
"Om Tante masuk aja, Mama Papa di dalem." ajak Rena.
"Oh iya, yauda, Tante masuk dulu ya."
"Iya Tan."
Bunda, Papa, masuk ke dalam dan berbincang dengan Mama Papa Rena. Sedangkan aku dan Rena duduk di ayunan dan bercerita untuk melepas rindu, "eh kamu apa kabar?"
"Nggak pernah baik setelah kejadian itu Ren."
"Udah dua bulan Sar, dan sampai sekarang dia nggak pernah temui kamu lagi?"
"Iya, aku udah nyari dia selama itu. Tapi nggak ada hasil. Malah rumahnya juga sudah pindah. Dia juga nggak pernah masuk sekolah lagi."
"Kamu yang sabar ya. Nggak boleh berlarut terus. Aku yakin kamu bisa bangkit dan lupain dia. Kamu harus semangat dong!" balas Rena menenangkan.
"Ren, waktu bareng Jev, itu pertama kalinya aku jalan sama cowok dan ngelakuin hal baru tanpa ragu. Cuma sama Jev aku ngerasa bahagia banget,"
"Selama empat hari kemarin, dia bisa ngebuat aku percaya kalau mengenal cinta dan dunia nggak seburuk sama apa yang ada di otak aku,"
"Kamu tau sendiri, dari dulu aku nggak pernah berani bergaul sama orang lain kecuali kamu. Aku cuma ngabisin waktu dirumah doang, dikamar sama buku-buku,"
"Tapi setelah ketemu Jev, aku jadi berani ngebuka fikiran aku dan mulai cari pengalaman."
"Jev berperan besar dalam hidup aku walaupun dia datang sesingkat itu."
"Kamu bisa bayangin gimana jadinya aku tanpa dia."
"Aku masih butuh Jev, Ren."
"Sar, aku yakin kamu bisa ngelanjutin semuanya, kehidupan kamu yang baru tanpa Jev,"
"Kamu bisa mengenal dunia tanpa dia."
"Jangan pernah takut mencari hal baru sendiri, Sar."
Aku memandang Rena. Kata-katanya barusan sama seperti kata-kata yang Jev ucapkan dulu. Jadi ingat Jev tanpa bisa melupakannya.
"Aku berusaha Ren."
"Oh iya, jadi sekolah kamu gimana?"
"Aku nggak ngulang. Bisa tetap lanjut disekolah baru. Sekolahnya juga dekat sini."
"Baguslah, jangan lupain aku kalau kamu udah punya temen baru."
"Nggak akan cengeng, haha."
"Heh? Sejak kapan aku cengeng!"
"Sejak kehilangan Jev!" balas Rena meledek.
"Ih Rena!!"
Saat berbincang dengan Rena, tiba-tiba Bimo menghampiri, "kak, yuk masuk, disuruh Mama makan dulu."
"Iya deh yuk, aku laper nih hehe."
"Nggak heran kalau kamu, makan banyak tapi badan tetep segitu haha."
"Ini anugerah Ren, haha." balasku, dan kami masuk untuk makan bersama.
Acara syukuran rumah Rena di laksanakan besok, tapi kami datang hari ini untuk membantu. Selesai makan, aku dan Rena merapikan halaman depan dan menyusun kursi. Sedangkan Bunda menyiapkan bahan masakan di dapur bersama Mama Rena. Laki-lakinya menggelar tikar di dalam.
Malam tiba, saatnya bersantai. Semua berkumpul dihalaman belakang rumah Rena untuk BBQ-an. Seru sekali, semuanya menikmati malam itu, bercerita banyak hal, tertawa bersama dan bahagia. Sesaat menikmati suasana itu tanpa Jev di otak mungkin perlu. Tapi, Jev sedang apa sekarang? Aku rindu.
Sudah pukul sebelas malam. Semua bersiap untuk istirahat, karena besok akan butuh tenaga yang banyak. Aku tidur bersama Rena dikamarnya. Bunda dan Papa tidur di kamar tamu.
Aku selalu berharap agar bisa bertemu Jev lagi. Walaupun hanya dalam mimpi.Selamat malam Jev, aku tunggu kamu datang untuk menemuiku lagi, ya.
Sara sayang Jev.
KAMU SEDANG MEMBACA
J E V (TAMAT) (TAHAP REVISI)
Novela JuvenilImpianmu mungkin boleh hancur karena seseorang. Tapi hidupmu harus tetap berjalan ada atau tidaknya peran pendukung lagi. Berdiri sendiri tanpa meminta bantuan orang lain adalah pilihan yang paling baik. Boleh juga bergantung pada mereka. Tapi sejat...