Apa aku terlalu takut untuk mengenal dunia luar? Ada benarnya perkataan Jev kemarin, aku tidak boleh egois. Bagaimana bisa ada perubahan jika aku tidak membiarkan manusia lain ikut berperan dalam hidupku? Apa aku butuh Jev? Ah aku rasa belum. Nggak tahu kalau besok.
Sambil mengeluarkan sepeda aku pamit ke Bunda, "Bunda, pergi dulu ya."
"Kok naik sepeda? Nggak di anter Pak Atmo aja?"
"Nggak, nanti aku mau mampir ke toko buku selesai sekolah."
"Ya sudah, hati-hati."
Aku melaju bersama iPod yang memainkan lagu favorite-ku.
"Baby I'm dancing in the dark nananana hmmm."
Aku sampai di parkiran sekolah dan meng-gembok sepedaku. Hari ini kelihatan mendung, angin juga bertiup cukup kencang. Aku buru-buru masuk ke kelas melewati lorong sekolah dan bertemu Jev.
Dia menghentikan langkahku dan berkata, "Pagi." dengan senyuman manis.
"Pagi." balasku jutek kemudian berlalu.
Hari ini mungkin aku sudah tidak merasa gugup lagi bertemu dia. Sudah bisa menerima dia sebagai manusia biasa. Dan Jev hari ini, bukan Jev yang aku kenal kemarin. Hari ini sikapnya manis sekali sampai aku ingin mencubitnya karena gemas, tapi tentu tidak ku lakukan, karena aku nggak berani hehe.
"Udah sarapan?" katanya mengimbangi langkah ku.
"Udah."
"Mau langsung ke kelas?"
"Iya." Rasanya hari ini aku malas bicara dengan siapapun.
"Istirahat nanti aku tunggu kamu di kantin ya." katanya lalu meninggalkanku.
Tunggu! Jev memakai kata 'AKU' 'KAMU'? Yang benar saja? Sikapnya juga berbeda. Apa dia salah makan semalam?
Sampai di kelas, aku melihat teman-teman yang pada sibuk mengerjakan tugas, dan Caca menghampiriku, "Sar, udah selesai tugas Pak Genta belum?"
"Yang mana?"
"Yang lima puluh soal itu."
"Hah! Aku bahkan nggak tau."
"Buruan kerjain, daripada kena hukum di jemur depan tiang bendera ntar."
"Aku pinjem punya kamu!"
Baru tujuh belas soal dan bel berbunyi. Tidak perlu kuberitahu kelanjutannya. Ya, sekarang aku berjemur di depan tiang bendera bersama beberapa teman yang belum selesai juga mengerjakan tugas karena pelajaran Pak Genta dimulai pada les pertama. Untung saja cuaca hari ini mendung, tapi cukup menguras tenaga berdiri disini selama satu jam.
Kalian tahu apa yang lebih membuat aku malu? Jev menghampiriku.
"Kamu kenapa ngejemur disini? Nggak selesai tugas ya?" dia tertawa kecil.Aku cuma diam dan memasang muka malas tanpa menolehnya.
"Yauda aku masuk ke kelas dulu, kamu baik-baik disini. Istirahat kita ketemu ya." katanya sambil berlalu. Hm, aku sudah cukup baik dari tadi sampai kamu datang meledek.Setelah satu jam dijemur, akhirnya aku bisa masuk ke dalam kelas lagi untuk melanjutkan pelajaran lain. Pegal juga sampai bajuku lembab karena keringat. Setelah melewati beberapa les, akhirnya bel istirahat berbunyi. Tapi aku malas untuk keluar kelas walaupun aku ingat harus bertemu Jev.
KAMU SEDANG MEMBACA
J E V (TAMAT) (TAHAP REVISI)
Teen FictionImpianmu mungkin boleh hancur karena seseorang. Tapi hidupmu harus tetap berjalan ada atau tidaknya peran pendukung lagi. Berdiri sendiri tanpa meminta bantuan orang lain adalah pilihan yang paling baik. Boleh juga bergantung pada mereka. Tapi sejat...