'Patah kembali'

17 3 0
                                    

"Hallo?"
"Al! Aku rindu tau!" ucapku penuh semangat setelah mengangkat telepon.
"Aku juga sayang, hari ini aku berangkat ke Aussie."
"Yah kok cepet banget?"
"Iya, kan aku udah selesai ngurus semuanya. Yang penting kita sempet main bareng."
"Iya deh. Hati-hati ya. Kabari aku kalau udah sampai disana."
"Iya, kamu jaga diri disana ya."
"Pasti."
...
"Sar?"
"Iya."
"Aku sayang kamu."
Aku tersenyum saat Aldo mengucapkan kalimat itu, "aku juga, Al."

Pagi ini, aku sudah berada di rumah. Masih dengan rambut yang acak-acakan dan juga piyama maroon kesayanganku. Hari ini tidak tahu mau kemana. Mungkin bersepeda sore nanti, tapi sekarang aku ingin minum matcha di kursi malas dulu sebelum mandi.

"Pagi Pa, Bun." ucapku sambil menuju dapur.
"Pagi sayang."
"Kamu mau sarapan apa?" tanya Bunda.
Aku memutar bola mata seperti orang yang sedang berfikir, "hmm matcha aja deh, Bun."
"Ya sudah, Bunda buatkan ya."
"Sara aja nggak apa-apa."

Aku duduk memandang lurus ke depan, sangat-sangat merindukan kicauan burung yang setiap paginya mampir ke telinga bersama segarnya udara pagi. Hal yang menjadi favorite-ku setelah pantai. Tidak lama, aku terlelap sejenak dan mengingat hal yang ku benci.

'Pejamkan matamu, dan rasakan hal indah yang semesta beri.'

•••

Jev?

Jev? Itu kamu?

Ini benar kamu, kan?

Kamu kemana saja?

'Aku sayang kamu Sara'
'Tunggu aku pulang'

Tok tok tok!
"Sara..."
Aku terbangun, "tadi cuma mimpi." gumamku.
"Iya Bunda."
"Bunda dan Papa mau pergi ke acara temen Papa, nanti sore baru balik.","kamu dirumah aja ya, jangan keluar."
"Iya Bunda."

Tadi, aku bermimpi lagi bertemu Jev. Ini sudah yang kedua kalinya. Jadi ingin tahu apa kelanjutannya. Kenapa Jev berkata seperti itu? Tunggu dia pulang? Pulang kemana, ya?
Ah! Sudahlah, aku tidak ingin memikirkan hal yang tidak penting seperti itu. Biar saja, terserah dia ingin pulang kemana. Tapi ingin tahu apa kelanjutan mimpi singkat itu, hm.

Aku bergegas untuk mandi, berendam di bath up dan mem-play beberapa lagu yang mungkin bisa membuatku lebih relaks. Aku hanya rindu Aldo. Maka dari itu fikiranku merajalela menyebar luas sampai teringat dengan manusia jahat itu. Tapi kenapa harus dia yang mampir?

"Jev sedang apa ya sekarang?" batinku.

Heh Sara! Kenapa terus memikirkan dia? Kamu sendiri tahu kalau kamu sudah memiliki Aldo. Sudah cukup, jangan mengingat dia lagi. Jangan menjadi Sara yang munafik, yang tidak bisa bertanggung jawab atas pernyataan dan janji yang sudah dibuat. Tidak boleh seperti itu!

Bagaimana caranya melupa? Aku benar-benar tidak mampu memahami hal itu bahkan setelah belajar selama mungkin. Cuma buta cara melupakan Jev. Padahal, seharusnya, itu adalah hal yang mudah. Tapi mengapa terasa menyulitkan?

Aku, pernah percaya bahwa cinta itu indah. Dan hal itu aku rasa saat bersama Jev dulu. Pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta dengan Jev disisiku. Bahagia sekali, Tuhan mengirimkan Jev kepadaku untuk memberi bahagia sekaligus duka yang cukup lama. Mungkin, karena Jev adalah cinta pertamaku, aku jadi sulit melupakannya. Sulit menghilangkan dia dari ingatanku, karena bagaimanapun juga, kenangan singkat bersama Jev sudah ku simpan pada skat khusus di otak. Yang tidak akan bisa hilang dengan mudah dalam waktu yang singkat. Tapi, aku juga tidak ingin seperti ini terus, berlarut pada duka yang di ciptanya. Duka yang membuatku menjadi tidak perduli dengan dunia dan manusia lain. Aku mencoba mengubah alurnya, mencoba hal baru yang mungkin nantinya akan membuatku lupa dengan Jev. Sudah setahun lewat, aku masih mengingat Jev dengan sangat baik. Walaupun, sekarang sudah ada Aldo yang mengisi hariku. Tapi tetap, Jev adalah yang terbaik mencipta bahagia dan luka.

Teruntukmu Jev, ini sudah yang ke berapa aku marah terhadapmu? Sudahlah, kita hanya masa lalu, dan tidak akan mungkin lagi untuk bersatu. Jadi, untuk ingatan yang selalu menampilkan setiap kejadian bersamamu, ku persilahkan pergi bersama kamu yang tidak pernah terlihat di mata ini lagi. Dan kamu, Jev, jangan pernah kembali lagi karena aku sudah sangat bahagia bersama Aldo. Semoga kamu, juga bisa menemukan bahagia barumu bersama manusia lain. Semoga kita bisa sama-sama belajar dari kejadian yang sudah-sudah.

Kekecewaanku, biarlah tetap diam hingga menghilang. Lukaku, biarlah sembuh oleh waktu. Dan dukaku, biarlah menjadi pelajaran terindah yang semesta beri.
Bahwa mencintai sesuatu tidak harus lagi secara berlebih. Sewajarnya saja, agar tidak merasa duka yang lama saat perubahan datang tiba-tiba.

Drrrt drrt...
"Ada apa Ren?" tanyaku kepada Rena setelah mengangkat telepon.
"Sar.." ucap Rena dengan suara yang parau.
"Kamu kenapa? Kok nangis?"
"A-aldo, Sar."
"Kenapa sama Aldo!?"
...
"Kamu tenang dulu, jangan buat aku panik dong, Ren." ucapku mencoba menenangkan.
"Pesawat yang Aldo naikin kecelakaan Sar."

Aku lemas mendengar itu, bagaimana bisa? Lalu dimana Aldo sekarang? Tuhan, baru kemarin aku bahagia, tolong selamatkan Aldo dan jangan buat aku berduka kembali.

J E V (TAMAT) (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang