'Ditinggal lagi'

13 3 0
                                    

"Hai, ketemu lagi sama aku, manusia yang bakal buat hari-hari kamu menyenangkan setiap detiknya." ucap Aldo saat aku sudah berada di dalam mobilnya.
Sudah seperti opening beauty vlogger ya.
Aku tidak membalas sapaannya. Hanya tersenyum memandang lurus ke depan.

"Hari ini aku mau ajak kamu keliling Bandung lagi."
"Iya."

Selama di perjalanan, aku hanya diam, begitu juga Aldo. Biasanya, jika aku hanya diam, dia selalu menanyakan ada hal apa, atau paling tidak berbicara tanpa henti. Tapi sekarang, dia ikutan diam juga. Ada apa?

"Kamu kok diem?"
"Kenapa?
"Ya nggak biasanya kamu gini, Al."
...
"Sar?"
"Ya?"
"Hari ini, hari terakhir aku nemenin kamu jalan ya,"
"Besok aku harus selesaiin urusan kuliahku dan balik lagi ke Aussie."
"Kok cepat banget?"
"Iya, aku cuma libur seminggu, dan urusan kuliah juga banyak banget yang harus diurus disini."

Aku hanya diam. Berharap, waktu untuk hari ini dapat berjalan dengan sangat lambat. Aku masih belum puas berdua dengan Aldo, masih ingin bersamanya.
Aku butuh waktu yang lama, agar aku bisa melupakan Jev dan hanya ingat Aldo.

"Aku masih butuh kamu, Al."
"Aku juga sayang, tapi aku harus balik. Nanti kita main bareng lagi ya."
"Aku nggak mau, aku masih mau sama kamu." balasku merengek.
"Ih kok jadi cute gini sih, haha."
"Aaalll!"

Ya, hari ini aku sudah mengelilingi Bandung. Menikmati es krim matcha dan memberi makan burung, juga bercerita banyak hal dengan Aldo. Rasa-rasanya aku ingin sekali ikut dengannya ke Aussie agar bisa terus tertawa tanpa rasa rindu.

Terima kasih Al, kamu benar- benar mampu membuatku bahagia. Tapi maaf, aku masih saja sering bersikap tidak baik kepadamu. Maaf kalau aku terus menyusahkan tanpa membuatmu bahagia juga. Tetap bersamaku sampai aku benar-benar yakin bisa melupakan Jev dan menerima kamu ya. Aku menyayangimu.

Sudah pukul empat sore, waktunya pulang. Aldo harus ke Bogor lagi. Aku tidak ingin dia dijalan saat malam tiba, dan agar dia bisa istirahat lebih awal. Jadi, lebih baik tidak menikmati malam ini dengannya.

"Aku pamit ya. Kamu jaga diri disini. Jaga hati juga. Nanti aku kabarin kamu kalau mau terbang ke Aussie. Jangan telat makan ya, aku nggak mau kamu sakit,"
"See you soon, Sara. Aku sayang kamu."

"Kamu hati-hati ya, Al."
"Harus langsung beri kabar ke aku kalau sudah sampai."
"Kamu juga baik-baik ya disana."
"Aku tunggu kamu pulang buat temui aku lagi."
"Aku juga sayang kamu."

Ya, sore ini, aku berpisah dengan Aldo lagi. Hal yang menyebalkan, tapi harus terjadi. Aku bahkan masih ingin bermain dengannya. Kenapa semesta tidak mengizinkan aku berlama dengan Aldo, sih?

"Dari mana kamu?" tanya Rena.
"Jalan."
"Bareng Aldo?"
"Bareng beruang lucu."
"Dih geli aku dengarnya."
Aku berlalu ke kamar Rena untuk mandi dan menikmati senja sore bersama Matcha di teras. Hanya sendiri, tidak ada Aldo. Bahkan Rena juga sibuk dengan urusannya.

Aku menyeruput Matcha hangat yang ku buat. Sempat terbesit tentang Jev, tapi aku berusaha mengalihkannya. Masih sulit, tidak semudah rencana yang sudah ku susun rapi di otak. Hanya karena Jev adalah cinta pertamaku, aku jadi serumit ini untuk bahagia kembali.

Aku mengakui bahwa bersama Aldo adalah hal yang menyenangkan. Tapi hanya sebatas saat aku sedang bersamanya. Ketika aku sendiri seperti ini, tidak bisa di-elakkan, aku pasti mengingat Jev.

Entah itu kenanganku bersamanya, atau hal jahat yang dia lakukan, bahkan wajahnya masih tergambar jelas diingatan.
Aku hanya ingin bahagia dengan hidup baruku. Tidak ingin membahas Jev yang jahat itu lagi.

Tapi bagaimana caranya? Aku benar-benar sangat lelah melewati ini semua. Aku ingin tidak lagi memikirkan Jev saat sendiri seperti ini, atau saat melakukan hal apapun. Aku ingin Jev menjadi orang asing yang tidak ku kenal sebelumnya.

Cukup sudah permainannya, aku benar-benar muak dengan ini semua. Sudah, jangan lagi ada nama Jev, bahkan hal apapun yang menyangkut dia.
Perlu tekad yang kuat untuk melenyapkannya dari ingatan. Bahkan kalau bisa dari semesta ini. Aku tidak ingin mengingat manusia yang tidak bertanggung jawab seperti dia.

Sudah-sudah, aku hanya ingin memikirkan hal yang penting saja malam ini, bukan hal menyebalkan seperti itu. Jadi, sekali lagi, aku sangat-sangat memohon kepadamu Jev, untuk yang terakhir kalinya. Jangan lagi menyelinap ke dalam otakku.

Selamat malam.

J E V (TAMAT) (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang