31

52.4K 1.4K 2
                                    

Vishaka ;

Kenapa dia terlihat marah diruangan rapat, apa ada yang membuat dia marah?

Semua pertanyaan melayang layang didalam otakku, apa karna aku dia marah tapi kenapa, apa dia tidak suka melihatku.

"Ruby kau harus keruangan Mr. Emeraldy dan membawa laporan tadi" aku sangat kaget dengan suara Kena.

"APA? kau dipanggil CEO yang tampan itu keruangannya Ruby. Kau sangat beruntung" aku membuang nafas mendengar ucapan Alika dia memang termasuk fans CEO sexy itu.

"Baiklah aku akan pergi keruangannya sekarang sebelum dia meruntuhkan gedung ini" Aku sangat tau seberapa mengerikannya dia ketika marah.

Aku berdiri menuju left yang membawaku kelantai ruangannya aku harus cepat sebelum dia benar benar mengamuk.

Butuh waktu 15 menit lamanya untuk sampai kelantai ruangan CEO berada karna disetiap lantai yang lift lewati akan berhenti untuk menaiki atau menuruni penumpangnya.

Didepan meja Sekretaris Kak Christian aku melihat pria itu yang menjadi Sekretaris Kak Christian terseyum menyambutku.

"Silakan masuk Nona, Tuan sudah menunggu anda" aku hanya mengangguk menjawabnya.

Dadaku berdetak kencang ketika aku sudah berada didepan pintu ruang kantor Kak Christian, dia pasti akan mengamuk dan menghukumku hingga besok.

Rasanya aku ingin kabur saja dan kembali bersembunyi, tapi masalah ini sudah sangat lama dan harus segera diselesaikan.

Ketika aku membuka pintu aku melihat dia menatap kearah pintu tepatnya kearahku saat ini.

"Duduk" dia terlihat benar benar marah.

Dasi yang dia kenaka sudah terlepas ikatannya, dua kancing kemeja bagian atasnya telah terbuka dan terdapat minuman ditangannya.

Dasi yang dia kenaka sudah terlepas ikatannya, dua kancing kemeja bagian atasnya telah terbuka dan terdapat minuman ditangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kak Christian terlihat sangat hot saat ini apalagi dengan rambut yang berantakan.

Ingin sekali aku melumat bibir sexynya saat ini membawanya pulang dan mengurungnya.

"Ini laporan yang anda minta Sir" aku meletakan map yang dia minta tadi dihadapannya.

Dia hanya melihat map itu sekilas dan kembali menatapku, entah kenapa pikiranku mengatakan akan ada hal buruk yang akan menimpaku.

Gelas yang ada ditangannya dia letakan di meja setelah dia menghabiskan isinya, dia berjalan kearahku dengan pandangannya yang tidak lepas kepadaku.

Tangannya yang kasar dan hangat menyentuh daguku dan menahannya agar aku melihat kearahnya.

"Kau tau kesalahanmu hari ini Vishaka Ruby Emeraldy" aku menggeleng dan mengangguk menjawab pertanyaannya.

Tanggannya berpindah kepipiku dan mengelusnya dengan sangat lembut membuat bulu bulu halus ditubuhku berdiri dan badanku menginginkan sentuhan lebih darinya.

"Aku akan memberitaunya" dia duduk disofa dan menarik aku keatas pangkuannya.

Diletakannya kepalanya di bahuku, sesekali dia mencium leherku dan menghirup serta menghembuskan nafasnya dileherku.

"Kau membuat laki laki lain melihat paha mulusmu yang sudah menjadi milik ku. Kau tau Vishaka?" Tangannya mengelus pahaku yang tidak tertutup dengan sangat sexual membuat tubuhku terasa lemas, aku tidak dapat mengeluatkan suaraku saat ini karna ulahnya.

"Semua yang sudah menjadi milikku tidak boleh disentuh bahkan dilihat oleh siapapun" Sial dia membuat aku tidak dapat menggatakan apapun atau memprotes perbuatannya kepadaku.

Tangan nakalnya sudah berada didepan selangkanganku, dia mengelusnya dengan sangat pelan dan hati hati.

Ingin sekali aku menghindar tapi tubuhku menerima semua perbuatannya.

"Aku sangat merindukanmu Vishaka" kata katanya yang bergetar malah membuat tubuhku menjadi lebih menginginkannya.

"Katakan sesuatu Vishaka apa kau merindukanku?" dia membuatku sangat frustasi saat ini.

Aku menginginkan lebih sentuhannya, aku tidak perduli lagi dengan apapun saat ini.

"Ya, aku merindukanmu Kak" setelah mendengarkan jawabanku dia langsung memelukku dengan sangat erat.

Dia meletakan kepalanya dibahuku dan menanggis, pelukannya masih sama hangat dan nyaman.

"Jangan tinggalkan aku lagi Vishaka" aku mencoba berbalik untuk melihatnya namun dia malah semakin erat memelukku.

"Biarkan seperti ini Baby" Aku hanya dapat menuruti keinginannya, membiarkannya puas menangis dan memelukku.

Setelah tangisannya mulai mereda aku secara perlahan melepaskan pelukannya dan berbalik, ku usap air matanya yang masih tersisa di sudut matanya dengan lembut.

"Aku disini Kak kau tidak perlu khawatir aku baik baik saja" ku perlihatkan senyum tulusku kepadanya agar dia semakin tenang.

Dia kembali memelukku dan langsung kubalas balik pelukannya sambul mengusap punggungnya untuk menenangkannya.

...

Selasa, 20 November 2018
Pukul: 15.35

My Protective HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang