Vishaka ;
Hari ini tepat dua minggu dari hari kepulanganku dan Kak Christian dari Paris.
Sesekali dia mengajakku untuk bermain dengannya tentu saja aku menolaknya namun dia selalu dapat membuatku luluh dan menerima semua permainannya terhadap tubuhku.
Sore ini cuacah begitu buruk sepertinya akan turun baday untungnya saat ini aku sudah sampai rumah.
Aku sangat khawatir dengan Kak Christian karna hari ini dia ada pertemuan dengan client diluar kantor.
Cuacah yang buruk membuat hatiku tidak tenang memikirkannya, aku takut terjadi sesuatuh dengannya dijalan.
Biasanya aku tidak pernah seperti ini tapi hari ini entah mengapa aku menjadi gelisah dan ketakutan seperti akan terjadi hal buruk menimpah kami.
Ketika pikiranku sedang memikirkan suamiku, aku dikagetkan dengan benda yang jatuh dengan suara yang sangat keras.
Bingkai foto yang berisi gambaran wajahku dan suamiku ketika kami menikah jatuh dan hancur berkeping keping.
Melihat hal ini semakin membuat aku merasa gelisah, aku langsung mencoba menghubungngi Kak Christian namun dia tidak mengangkat telfonnya.
"Aku mohon angkat telfonku Kak" berkali kali aku mencoba menelfonnya namun dia tidak kunjung mengangkatnya.
Tampa terasa setetes kristal bening keluar dari sudut mataku, kekhawatiranku membuat aku merasa sangat takut.
"Hallo, kau dimana Kak? Kau membuat aku sangat Khawatir"
"Hallo, maaf nona apa anda kerabat dari seseorang yang memiliki nomor ini"
"Siapa ini? kenapa kau yang mengangat telfon? dimana suamiku?"
"Maaf kami dari pihat kepolisian yang menolong suami anda dia mengalami kecelakaan dan kami sudah membawanya kerumah sakit terdekat"
"A.. Apa.. di.. mana su.. suamiku sekarang"
"Kami membawanya ke Rumah Sakit X"
"A.. Aku A.. kan kesana Se.. karang"
Tubuhku terasa lemas seketika dan air mataku mengalir sangat deras, aku tidak ingin kehilangannya, aku yakin dia pasti baik baik saja.
Ku menghapus air mataku secara kasar dan berjalan menuju pintu keluar rumah, aku harus menemuinya sekarang dan memastikan dia baik baik saja.
Banyak hal yang belum aku sampaikan kepadanya, dia harus tau semuanya, dia tidak bisa meninggalkanku begini saja.
......
Aku berlari dilorong rumah sakit mencari keberadaan suamiku, berkali kali aku menguatkan hatiku dan berkata jika dia akan baik baik saja.
Dari informasi yang aku dapatkan dari seorang suster yang berjaga jika suamiku berada diruang oprasi dan sedang menjalani oprasi saat ini.
Dari kejauhan aku meliat ruangan oprasi yang diatas pintunya menyalah lampu berwarna merah yang menandakan jika ruangan itu sedang digumakan dan oprasi sedang berjalan.
Aku duduk dengan perasaan cemas, aku belum mengabarkan keluarga kami mengenai hal ini, aku harus pastikan dulu jika dia baik baik saja saat ini.
Sudah 2 jam aku duduk dengan air mata yang tidak berhenti mengalir, pikiran buruk mulai ada diotakku, kemungkinan kemungkinan buruk yang akan menimpah kami.
Pandanganku masih mengarah kearah lampu diatas ruangan berharap akan berganti warna menjadi hijau.
Harapanku terkabul lampu itu berubah menjadi hijau, tidak lama kemudian pintu ruangan itu terbuka dan keluarlah dokter juga beberapa suster dari dalam ruangan.
"Dok bagaimana keadaan suami ku, apa dia baik baik saja" Dokter tersebut melihat kearahku dengan senyuman yang menenangkan.
"Tuan Christian baik baik saja Nyonya dia sudah melewati masa kritisnya, anda bisa menemuinya setelah dia dipindahkan keruang perawatannya" aku merasa lega mendengar penjelasan dari dokter.
Setelah mengucapkan terimakasih dokter itu langsung pamit untuk merawat suamiku kembali.
Semoga tidak akan ada hal buruk yang menimpa kami setelah kejadian ini, semoga dia bisa kembali sehat seperti sedia kala. Aku benar benar takut kehilangannya. Aku sangat mencintainya.
......
Minggu, 3Maret 2019
Pukul : 01.40
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Husband
RomanceApa jadinya jika pria yg harusnya menikah dengan kakak sepupuh mu malah menikah dengan mu. ....... Ini adalah cerita pertama yang ku buat :)