39

45.9K 1.1K 20
                                    

Vishaka ;

Sakit rasanya hatiku mendengar kata kata nya, 4 tahun aku bertahan sendiri tampa bantuan siapapun bahkan Grandpa tidak membantuku lebih selain menutupi identitasku atas keinginanku sendiri.

Aku bekerja siang malam untuk menghidupi diriku dan seseorang yang aku sembunyikan dari suamuku selama ini.

Kami berharap tahun ini bisa kami lewati bertiga bersama Kak Christian tapi dia menolakku.

Aku tau dia sangat kecewa mengetahui kondisi kesehatannya saat ini tapi apa sebegitu mudahnya dia melepaskan aku.

Setelah dia meninggalkanku sendiri di area taman rumah sakit aku berusaha mencarinya tapi aku tidak menemukannya.

Suster memberitau jika dia sudah pergi beberapa saat lalu.

Dan aku memutuskan untuk pulang kerumah, ya aku harus pulang sudah beberapa hari ini aku meninggalkan tanggung jawabku kepadanya, dia pasti merindukan aku.

......

Sekarang aku berada dikamar yang tidak terlalu besar dengan warna cet putih pada dindingnya.

Aku melihat wajahnya yang sedang tertidur, wajahnya sangat amat mirip dengan suamiku, mungkin aku hanya perantara untuknya lahir kedunia ini karna tidak ada satu incipun kemiripan denganku diwajahnya.

Aku menangis tampa suara mengingat apa yang dilakukan suamiku kepada hubungan kami.

Tadi Grandpa menelfonku dan memberi kabar dari pengacaraku jika Kak Christian sudah menyerahkan surat perceraian kami ke pengadilan.

Grandpa meminta penjelasan kepadaku mengenai hal itu, aku menceritakan semua yang terjadi dirumah sakit juga kondisi Kak Christian saat ini.

Awalya Grandpa sangat marah tapi mendengar ceritaku dia mengerti kenapa Kak Christian melakukan ini semua.

"Mom" Aku melihat pangeran kecilku dengan mata yang sudah terbuka melihat kearahku dengan sorot mata yang polos.

"Kenapa Mom menangis?" dia menyentuh kedua pipiku dengan tangan kecilnya. Aku memegang salah satu tangannya yang berada dipipiku dan mengarahkannya ke bibirku untuk aku kecup.

Aku berusaha menahan tangisanku namun pada akhirnya aku tidak bisa menahan air mataku dihadapannya, entah apa yang harus aku katakan padanya jika ayahnya tidak ingin bersamaku lagi.

Ya dia adalah orang yang aku sembunyikan dari suamiku, putraku dan Kak Christian yang aku cintai saat ini.

"Maafkan Mommy sayang"

"Memang Mommy nakal?" dia melihatku dengan wajahnya yang terlihat bingung.

"Mommy tidah bisa membawa Daddy pulang" Aku sudah berusaha untuk menghentikan air mataku tapi aku tidak sanggup untuk terus menahannya.

"Jangan menangis Mom, Vandel tidak apa apa jika tidak ada Dad acal Mom telcenyum" aku melihat mata putraku sudah mulai berkaca kaca.

Ku bawa dia kedalam pelukanku sambil mengatakan berkali kali kata maaf padanya, aku harus kuat untuk pangeranku ini.

Apapun yang terjadi aku akan berusaha keras untuknya, aku akan menjadi ibu sekaligus ayah untuknya.

Aku akan bekerja keras untuk menghujudkan cita citanya.

Saat ini fokusku hanya untuknya, mungkin aku dan Kak Christian memang tidak akan bisa berjodoh.

Pernikahan ini seharusnya tidak pernah terjadi karna dia seharusnya menjadi sepupuh iparku bukan suamiku.

........

Pagi ini aku sedang memasak didapur menyiapkan sarapan kesukaan Vander putraku.

Aku sudah memutuskan tidak akan lagi mengharapkan pernikahan yang memang seharusnya sudah hancur 4 tahun lalu.

"Mom... Mommy" sepertinya pangeranku sudah bangun.

"Mom didapur sayang" tidak lama kemudian aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat kearah ku.

"Vandel lapal Mom" dia memeluk kakiku sambil mengangkat kepalanya melihat kearahku.

"Iya sayang, pergilah kemeja makan sebentar lagi ayam gorengnya matang" dia tersenyum lebar mendengar kata ayam goreng.

Pangeranku ini memang sangat mirip seperti Ayahnya, sangat menyukai ayam yang diolah menjadi apapun.

Aku kembali mengingatnya lagi, seandainya dia mau mendengar kata kataku pasti kami akan segera berkumpul secepatnya mengingat hari uang tahun pernikahan kami tinggal satu bulan lagi.

Ku letakan piring yang berisi ayam goreng, sayur, dan nasi di hadapan Vander dia sudah biasa untuk memakan makanannya sendiri walau masih berantakan tapi aku membiarkannya, usianya masih 3 tahun jadi menurutku itu sangat wajar.

"Mom tidak bekelja" dia berbicara dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Sayang mom sudah pernah bilang kalau sedang makan tidak boleh berbicara, lagi pulang sekarang hari minggu" aku membersihkan nasi yang menempel di kedua pipinya, dia memang sangat menggemaskan.

"sorry mom" dia menumdukan kepalanya karna merasa bersalah.

Aku langsung mengelus kepalanya dengan kasih sayang "Tidak apa sayang lanjutkan makananmu"

Vander adalah satu satunya yang dapat aku miliki dari Kak Christian, aku akan menjaganya dengan baik.

Tadi aku menerima email bahwa besok adalah sidang perceraian kami yang pertama digelar.

Ternyata dia tidak main main dengan omongannya, secepat inikan semuanya berakhir.

Dia memiliki banyak uang, aku rasa pada sidang pertama, kami akan resmi bercerai.

Aku bingung apa yang akan aku lakukan setelah ini dengan status baruku, seorang janda yang baru berusia 23 tahun yang memiliki satu orang anak.

Awalnya aku akan membawa Vander bertemu dengan Kak Christian setelah Kak Christian pulang dari rumah sakit, tapi karna masalah ini aku mengurungkan niatku.

Mungkin aku harus bicara dengannya hari ini atau besok sebelum persidangan itu berlangsung.

.....

Jum'at, 8 Maret 2019
Pukul : 21.12

My Protective HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang