Christian ;
Aku berdiri didepan pintu ruang perawatan Vander lumayan lama, cukup untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
Awalnya aku sangat kesal mendengar ucapan pria itu namun setelah mendengar jawaban serta rengekan Vander rasa kesalku hilang seketika.
Melihat Vishaka yang tidak menjawab pertanyaan Vander membuat aku menjadi sedikit khawatir dan takut.
Karna terlalu lama menunggu dan membuat hatiku tidak tenang akhirnya aku membuka pintu ruang perawatan Vander karna aku tidak tahan mendengar rengekan putraku.
Pandangan mereka langsung menggarah padaku. Aku melihat kearah Vishaka dengan perasaan kesal namun ketika melihat Vander yang menanggis dan merentangkan kedua tangannya rasa kesalku menjadi menguap.
Kakiku melangkah menghampiri Vander, ku angkat tubuh munggil putraku kedalam pelukanku.
"Kenapa kau menanggis Son?" ku usap air mata yang menggalir di kedua pipi bulatnya.
"Uncle Clistian Vandel kagen juga kecal dengan Mom dan Papi Cody?" mata bulatnya yang berkaca kaca menatapku.
"Uncle juga merindukanmu Son dan mengapa kau kesal dengan Mom?" Pandangan mataku melirik kearah Vishaka sekilas untuk melihat reaksinya.
"Vandel tidak ingin Papi Cody dekat dekat dengan Mom nanti mom akan gatal gatal" ada ada saja alasan yang dibuat oleh putraku. Aku hanya dapat tersenyum melihat tingkahnya yang sangat mirip denganku ketika aku kecil.
"Hey anak nakal memangnya kau pikir Papi Cody adalah virus berbahaya" pria itu terlihat aneh dan berani beraninya dia meninggikan suaranya. Vander langsung memelukku dengan erat.
Aku menatap pria asing itu dengan tajam namun dia malah terlihat menyebalkan dengan wajah jeleknya itu.
Dimana sebenarnya Vishaka menemukan pria aneh ini. Kenapa Vishaka tidak membuangnya, dia benar benar pria pengganggu.
Semoga Vishaka tidak memiliki pikiran untuk menikah dengannya karna Vishaka hanya akan menjadi milik ku.
"Sudah sudah kenapa kalian jadi ribut. Vander sayang kau tidak boleh berbicara seperti itu kepada Papi Cody" Vishaka mencoba menasehati Vander namun sepertinya Vander tidak ingin mendengarkannya.
"Kakak bagaimana? Apa masalah sekolah Vander sudah selesai?" Wajah cantik Vishaka terlihat sangat khawatir.
"Vandel tidak ingin cekolah dicana lagi Mom" pelukan Vander semakin mengerat padaku, sepertinya dia menanggis karna bahunya terlihat bergetar. Aku hanya dapat mengusap punggu kecilnya untuk menenangkan Putraku.
"Semuanya sudah selesai" hanya kata kata itu yang dapat aku ucapkan untuk Vishaka rasanya aku tidak tahan melihat wajahnya, ingin rasanya aku mencium seluru permukaan wajahnya.
"Vander dengarkan Uncle, mereka tidak akan mengganggu Vander lagi jika mereka mengganggu Vander Uncle akan menjadi pelindung untuk Vander hingga Uncle menutup mata. Oke" setelah mendengar kata kataku Vander melihatku dengan pandangan polosnya.
"Kalau cepelti itu belalti Uncle tidak akan tidul? Kata Mom jika kita tidak tidul kedua kelopak mata kita akan cepelti panda yang Vandel lihat dikebun binatang dan kepala kita akan cakit" kedua tanggan munggil Vander menyentu kedua pipiku, dia memandangku dengan khawatir.
"Uncle Clistian halus tidul nanti Uncel akan menjadi panda dan akan cakit. Vandelkan anak yang kuat" senyuman dibibirnya mengembang dan memperlihatkan kedua lesung pipit dikedua pipinya.
"Kata Mom Vandel cepelti Daddy. Tampan, kuat, menggoda, cexy dan mom mencintai kami cebecal isi dunia. Benalkan Mom?" pandanganku langsung mengarah kepada Vishaka, dia langsung memalingkan wajahnya, wajahnya terlihat sangat merah seperti kepiting yang telah direbus.
Aku merasa senang mendengar ucapan Vander. Vishaka mencintaiku. Aku juga sangat mencentaimu Vishaka walau aku belum pernah mengungkapkannya.
"Benarka Son Mom bilang seperti itu. Jadi Daddy mu sangat tampan, kuat, menggoda, dan sexy?" kepalanya menganguk dengan semangat untuk menjawab pertanyaanku.
"Ehem.. Vander sayang kau harus minum obat dan tidur. Ini sudah terlalu siang" Vishaka langsung mengangkat Vander dari pangkuanku.
"Dan kau Cody bukankah kau ada oprasi hari ini. Jika kau tetap disini pasienmu akan lewat dan ini baru hari keduamu disini" oh ternyata pria pengganggu ini adalah dokter.
"Kau mengusirku sweety?" rasanya aku ingin muntah mendengar panggilan menjijikan itu kepada Vishaka. Berani sekali dia memanggi wanitaku dengan panggilan laknat itu.
"Baiklah aku harus pergi. Jika ada hal buruk, langsung kabarkan aku sweety" mataku hampir keluar melihat pria pengganggu itu mencium kening dan kedua pipi Vishaka. Sial sepertinya dia ingin cari mati.
Setelah tidak ada lagi pria pengganggu itu pandanganku mengarah kepada Vishaka dan Vander.
Aku memperhatikan cara Vishaka menidurka Vander dan setiap pergerakan tubuh Vishaka hingga Vander terlelap.
"Kak?" akhirnya dia berbicara padaku.
"Ya?" aku berusaha mempertahankan hati dan wajahku agar tidak tersenyum.
"Maaf aku tidak bisa bekerja untuk beberapa hari kedepan" apa. Kenapa dia hanya membahas pekerjaan.
"Lebih baik kau tidak usah bekerja lagi Vishaka. Aku akan mengirim uang keperluanmu dan anak anak kita" jawabku.
"Tapi aku bukan Istrimu lagi. Aku tidak melarang Kakak membiayai anak anak tapi tidak denganku. Aku tidak bisa menerimanya. Aku bukan lagi tanggung jawab kakak" hatiku seperti teriris dan disiram oleh air garam, sangat sakit dan pedih mendengar kenyataan yang diucapkan oleh Vishaka.
"Jika seperti itu kembalilah seperti dulu. Kita buat lembaran cerita baru bersama. Aku, kamu, Vander dan calom anak kita" suaraku terdengar bergetar karna menahan tanggis.
"Aku tidak bisa kak. Tidak untuk saat ini. Aku takut kita akan berpisah lagi" hancur sudah pertahananku. Aku merasakan cairan yang mengalir dari sudut mataku. Cairan yang hanya keluar untuknya bahkan ketika Mami kritis karna serangan jantung dan harus menjalani oprasi aku tidak mengeluarkan air ini.
.....
Jum'at, 26 April 2019
Pukul : 14.23
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Husband
RomanceApa jadinya jika pria yg harusnya menikah dengan kakak sepupuh mu malah menikah dengan mu. ....... Ini adalah cerita pertama yang ku buat :)