48

45.1K 1.1K 10
                                    

Christian :

Aku sangat bingung dengan ini semua. Mulai dari Vishaka yang menangis dan memohon dan juga kedua orang tuaku yang ternyata berada dirumah sakit.

Ada apa ini siapa yang sakit, kenapa mereka terlihat sangat sedih dan panik. Baru saja aku ingin menanyakan hal itu namun aku dikagetkan dengan Vishaka yang tiba tiba jatih pingsan.

Kami semua langsung panik melihat Vishaka tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dikedua kakinya.

Laki laki yang kemarin aku lihat bersama Vishaka langsung pergi memanggil Dokter untuk segera menolong Vishaka.

Aku ingin menemani Vishaka namun Papi mencegahku. Papi menyuruh aku memasuki salah satu ruangan untuk mendonorkan darahku untuk seseorang entah siapa.

Ke khawatiranku kepada Vishaka sangat besar namun hatiku memintaku untuk menuruti permintaan Papi dan Vishaka.

"Kanna" aku memanggil Kanna atau Kakak pertama Vishaka yang sedang memasangkan alat untuk mengambil darahku.

"Ya" kelihatannya dia masih marah kepadaku. Dia menjawab panggilanku dengan sangat singkat tidak seperti biasanya.

"Siapa yang sedang membutuhkan daraku?" aku langsung bertanya padanya.

"Kau akan tau nanti. Vishaka yang akan menjelaskannya"

"Apa Vishaka baik baik saja"

"Cody akan mengurusnya" Siapa Cody. Baru saja aku ingin bertanya lagi tapi dia sudah pergi meninggalkan aku dan seorang perawat.

.......

Aku duduk bersama Mami dan Papi didepan ruang ICU menunggu kabar dari seseorang yang ada didalam ruangan itu.

Kedua orang tua Vishaka pergi menunggu Vishaka. Sebenarnya aku juga ingin melihatnya namun rasanya hatiku sangat bingung untuk memilih Vishaka atau seseorang yang berada diruang ICU.

Pintu ruang ICU terbuka dan keluarlah sosok Kanna dari balik pintu.

"Bagaimana Kanna apa dia baik baik saja?" Mami langsung bertanya ketika melihat Kanna keluar.

"Dia baik baik saja Auntie. Kami akan memindahkannya keruangannya" entah kenapa perasaanku menjadi lega mendengar hal itu.

Kanna kembali masuk kedalam ruangan ICU dan tidak lama kemudian dia keluar kembali membawa tempat tidur pasien dengan seseorang yang sedang tidur didalamnya.

Karna penasaran aku mencoba melihat siapa yang sedang berbaring di tempat tidur itu. Seketika jantingku berdetak dengan sangat keras dan tubuhku terasa kaku.

"Vander" aku mengenal anak itu. Dia anak yang pernah aku temui beberapa hari lalu.

"Tian kau mengenal Vander?" Mami terlihat bingung mengetahui aku mengenal anak laki laki itu.

"Aku pernah bertemu dan mengajaknya berbicara beberapa hari lalu Mi" otak ku saat ini terisi memori saat aku bertemu dengat Vander didepan taman sekolahnya.

"Apa kau tau dia adalah putra Vishaka?" pertanyaan yang Papi lontarkan membuat hatiku menjadi hancur.

Apa maksud Papi. Vander putra Vishaka. Tapi umurnya sudah 4 tahun dan kami belum memiliki anak. Apa Vishaka menikah dengan pria lain ketika kami berpisah.

"Apa maksud Papi?" pikiranku benar benar kosong saat ini.

"Kau bisa menanyakan hal ini pada Vishaka" Papi dan Mami meninggalkan aku dilorong rumah sakit. Mereka pergi menuju ruang rawat Vander.

Sedangkan aku terduduk disalah satu bangku yang terdapat dilorong rumah sakit. Aku menarik rumbutku untuk melampiaskan rasa frustasi.

Aku berusaha mencerna semua ini. Aku ingat Vishaka pernah mengucapkan nama Vander saat aku dirawat dirumah sakit setelah kecelakaan yang aku alami.

Vishaka bilang jika Vander adalah laki laki yang sangan dia sayangi. Jadi Vander yang Vishaka maksud sama dengan Vander yang aku kenal.

"Siapa anak itu Vishaka?"  ingin rasanya aku berteriak dan memaksa Vishaka menceritakan semuanya.

Sebelum aku bertemu dengan Vishaka dan Vander aku harus menenangkan pikiran dan emosiku. Aku tidak ingin menyakiti mereka.

......

Minggu, 31 Maret 2019
Pukul : 22.05

My Protective HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang