Terhitung tiga hari sudah sejak tersebarnya berita menghebohkan dua artisnya. Pledis Entertainment tidak bisa menekan komentar dan tanggapan netizen juga penggemar yang beraneka ragam. Mulai dari yang mendukung sampai yang mencaci bahkan merasa jijik.
Tidak sedikit yang pergi meninggalkan tapi masih banyak juga yang tetap mendukung. Segala macam rumor dan prediksi makin meluas. Tapi pihak Pledis sendiri belum mengeluarkan konfirmasi terkait berita ini.
Kegaduhan dan kekhawatiran sangat kentara diruang pertemuan agensi Pledis Entertainment. Member Seventeen duduk dengan wajah tegang. Tidak berani mengeluarkan suara mengingat disana ada para petinggi agensi dan CEO mereka sendiri.
"Karena yang bersangkutan hanya Mingyu dan Wonwoo, sebaiknya kita bicara secara pribadi diruanganku. Kalian ikut denganku keluar."
Tubuh mereka berjengit, saling melirik dan ketika sang CEO beranjak dari kursinya mau tidak mau dua rekan yang bersangkutan ikut absen dari ruangan. Semua mata mengikuti ketiga orang itu sampai suara pintu tertutup mengembalikan atensi mereka. Helaan napas berat bersautan, menggambarkan pikiran kacau yang tengah dirasa.
♠️
"Tunggu disini sebentar, aku segera kembali."
Mingyu dan Wonwoo mengangguk kaku. Yang kemudian mereka ditinggalkan berdua setelah CEO mereka keluar ruangan entah kemana. Mingyu melirik wajah Wonwoo yang biasanya datar, raut takut, gelisah, sedih, semua bercampur jadi satu. Selaku pihak yang harus berani bertanggung jawab Mingyu menggeser kursinya mendekat pada Wonwoo.
Wonwoo refleks meremat kuat tangan Mingyu dipahanya. Mengusir atau paling tidak mengurangi rasa gelisahnya. Mingyu menghela napas berat lalu menarik Wonwoo kedalam pelukannya. Dia bisa merasakan pundak Wonwoo sedikit gemetar.
"Semua akan baik-baik saja."
Wonwoo menggeleng di pelukan Mingyu.
"No, Mingyu. Karir mu, karir member lain, kalau ini akan buruk biar aku mundur saja."
"Stt..!! Kita melakukannya bersama, jadi kalau memang harus dipertanggung jawabkan biar kita bersama juga. Kalau perlu biar aku yang tanggung semua."
Wonwoo memang tidak menangis tapi sorot mata tajamnya kini hanya tersirat pancaran ketakutan dan kesedihan. Tapi tatapan lembut dan mengayomi Mingyu berhasil menenangkan dirinya dari gemetar.
"Carat bagaimana?" Mingyu terdiam, tidak tau harus menjawab apa.
"Aku jahat Gyu? Apa kita jahat? Kita mengecewakan mereka bukan?"
"Jangan bicara begitu sayang-"
"Tapi Gyu kit-- mphh..!!"
Mingyu yang tidak tahan mendengar ocehan Wonwoo langsung mencium bibirnya. Setidaknya cara ini yang paling ampuh untuk menenangkan rubah manisnya. Mingyu terus memperdalam ciuman mereka meredam segala emosi dan rasa yang tertahan.
Wonwoo mencengkram erat baju depan Mingyu. Tanpa sadar air matanya jatuh ke pipi dan ciumannya terasa asin karena bercampur air mata. Tangan Mingyu terangkat menangkup wajah Wonwoo, ibu jarinya mengusap lelehan air mata dipipi Wonwoo. Keduanya sama kacau, terlihat dari bagaimana berantakannya ciuman mereka sampai,
"EKHEM!!"
Sontak keduanya saling menarik diri, terkejut mendapati CEO mereka sudah berdiri diambang pintu dengan membawa gulungan kertas. Han Seong Su, pendiri sekaligus CEO agensi mereka. Wonwoo menunduk dan meremat tangan Mingyu dibawah meja, enggan bertatap muka dengan sang atasan. Mingyu balas menggenggam tangan Wonwoo, masih mengangkat wajahnya siap bertanggung jawab sebagai seorang gentleman.
"Jadi, selanjutnya bagaimana?"
"Kami mengakui kalau foto di basement hotel itu memang kami."
"Aku tau, aku juga tau kalian memang memiliki hubungan yang agak tidak wajar. Yang aku tanyakan bagaimana dengan Seventeen?"
Keduanya terdiam dan Wonwoo makin menggenggam erat tangan Mingyu. Rasanya dia ingin kembali menangis.
"Maaf Sajang-nim, aku mengaku bersalah. Kalau memang tidak memungkinkan biar aku yang mengundurkan diri."
Lelaki yang masih terlihat muda itu mengalihkan pandangannya pada Wonwoo.
"Bagaimana dengan mu Jeon Wonwoo ?"
Wonwoo mengangkat wajahnya takut-takut.
"Apapun keputusan agensi aku akan menerimanya tapi tolong jangan libatkan teman-temanku yang lain, mereka tidak bersalah."
Pria yang akrab dipanggil papa pledis itu mengangguk kontradiktif.
"Okay, pihak agensi akan secepatnya membuat keputusan dan akan mengadakan press conference. Terima kasih atas ketersediaannya, kalian boleh kembali."
Dengan masih menggenggam tangan Wonwoo, Mingyu membawa kekasihnya keluar setelah menyempatkan sejenak membungkukkan badan sebagai rasa hormat.
Keputusan belum bulat, berbanding terbalik dengan dunia maya yang membicarakan topik ini dimana memang masih hangat. Sebagai penggemar dan penikmat biasa hanya bisa menunggu keputusan agensi yang maha tau segalanya.
Bersabar menunggu keputusan Agensi.
Tbc.
Masih belom, lanjut gak nih?
Sabarin aja bentar lagi tamat kok.
Sorry for typos, and
Thank you dari Tanah Abang 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
PL3DIS SCANDAL | MEANIE ✔️
FanfictionIt's Meanie !! Let's get to know their daily lives behind the scenes. Mari berdelusi bersama :) Warn: Bxb yaoi T-M [ Semua work murni dari pikiran penulis. Don't copy paste because it's illegal darling. ] Start : 14 Juni 2018 End : 14 November 2018