37. Officially

16.5K 1.7K 340
                                    

Wonwoo masih duduk dengan laptop yang masih menyala dimeja depannya. Siaran solo-live nya baru saja dia akhiri. Tapi dia masih saja tertawa sendiri, entah apa yang sedang dia lihat.

Mingyu yang sedari tadi menunggu diranjang mulai heran. Iya, Wonwoo live barusan untuk menyapa carat setelah hampir sebulan tidak muncul karena masalah kemarin. Dari awal Wonwoo live, ada Mingyu yang memang sedang bermain handphone dikasur menunggu kekasihnya.

Suara tawa pelan Wonwoo membawa kaki panjang Mingyu menuruni ranjang dan berjalan ke belakang Wonwoo. Menunduk dan mencuri satu kecupan dipipi kanan Wonwoo juga dipundaknya. Melihat layar yang menyala, ternyata kekasih manisnya ini sedang menonton ulang siarannya barusan, astaga.

"Liat apa sih, seru banget."

"Hihi, komentar carat lucu Gyu."

Wonwoo mendongak dan hidungnya langsung mendapat satu kecupan lagi dari Mingyu.

"Komentar apa?"

"Tadi banyak yang tanya mana Mingyu? Mana kekasihmu, kau bersamanya kan?"

Lalu suara tawa Mingyu terdengar begitu melihat wajah merah kekasihnya yang sungguh imut.

"Lalu kau bilang apa? Aku tidak dengar tadi, aku tertidur."

"Aku bilang kau sedang menghabiskan makanan di kulkas hehe."

"Ya ampun."

"Tapi carat bilang bagus, kalau perlu sampai pipi kita bertambah tembam."

Wonwoo menangkup kedua pipinya sendiri membuat Mingyu gemas bukan main. Setelah konfirmasi dari agensi, mereka memang men-cancel beberapa jadwal dan diliburkan untuk sementara. Selama itu Seventeen khususnya Mingyu dan Wonwoo menata mental dan kembali menyapa carat lewat update sosial media mereka dan juga live seperti tadi.

Banyak yang mengirim komentar negatif dan penuh kebencian. Tetapi banyak juga yang masih mendukung mereka dengan penuh cinta. Itu lah yang membuat Wonwoo berani melakukan siaran dan membuat yang lainnya merasa masih harus berjuang dan membalas cinta carat yang masih mendukung mereka.

Mingyu mematikan laptopnya, sedangkan Wonwoo masih antusias bercerita seperti anak kecil. Kurang lebih Mingyu senang karena Wonwoo sudah jauh lebih baik daripada kemarin. Lihat saja, mata sipitnya yang hilang serta hidungnya yang mengkerut lucu saat tertawa.

"Kau lihat kan, masih banyak yang mendukung dan mencintai kita."

Wonwoo mengangguk dengan wajah ceria. Ia melepas kacamata bulatnya dan melompat ke ranjang diikuti Mingyu. Mereka duduk ditengah ranjang Wonwoo yang berada dipojok ruangan.

Tiba-tiba Mingyu mengangkat kedua tangannya membuat dahi Wonwoo mengernyit bingung.

"Apa?"

"Buka-kan baju ku."

Masih dengan wajah bingung Wonwoo berdiri dengan lututnya. Membuka kaus hitam polos Mingyu menyisakan celana tidur panjangnya. Keduanya bertatap muka dan Mingyu terkekeh melihat wajah bingung Wonwoo.

Ia mengambil tangan kanan Wonwoo dan menaruhnya di sisi wajahnya sendiri. Dengan refleks tangan Wonwoo terangkat menangkup wajah Mingyu, mengusap pipi berisi itu dengan ibu jarinya. Mingyu mengecup telapak tangan Wonwoo, terus mengecup sepanjang lengan Wonwoo.

Pria manis itu tertawa, memajukan wajahnya menyatukan bibir mereka. Mingyu mengecup bibir Wonwoo berkali-kali sambil tertawa. Melumatnya sebelum melepas dan menarik Wonwoo kedalam pelukan.

"Kau senang?"

Wonwoo menyerukkan wajahnya keleher Mingyu, mengangguk disana. Mingyu tersentak kaget begitu merasakan jilatan dan hisapan pelan dilehernya. Rubah ini benar-benar nakal.

"Wonu sedang apa hm."

Mengabaikan pertanyaan Mingyu, pria manis itu semakin tenggelam dileher sang dominan. Mingyu menggeram dirasa Wonwoo menggigit leher sampingnya. Tangannya yang memeluk Wonwoo refleks meremat pinggul ramping itu.

Dan sang pelaku mengangkat wajahnya dengan senyuman lucu.

"Leher Mingyu, Wonu beri tanda hehe."

Dan Mingyu mengumpat sebelum membalik posisi mereka. Mengukung Wonwoo dibawah kuasanya dan kembali membuat Wonwoo terlihat kecil. Senyuman itu, senyuman innocence itu adalah tantangan!

"Rubah nakal!"

"Sentuh Wonu..., Dad."

Seketika tubuh Mingyu memanas. Sorot matanya menggelap sebelum mulai mencumbu tiap inchi tubuh Wonwoo. Membuat yang lebih kecil mengerang dan merintih menyebut namanya dengan frustasi. Menghabisi sang submissive hingga tak lagi berdaya untuk bersuara.

Pelajaran untuk Wonwoo, jangan coba-coba memancing gairah sang dominan yang hampir sebulan belum lagi menjamah. Fatal.




Tbc.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Kesan kalian untuk work ini ?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*Kesan kalian untuk work ini ?

Chap depan abis ya :)


💕 From Tanah Abang

PL3DIS SCANDAL | MEANIE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang