Saat sedang mengejar Taeyong, Sharon malah bertabrakan dengan Taeil. Sharon terpaksa berhenti mengejar Taeyong untuk meminta maaf dengan Taeil.
"Kak, maafkan aku, aku tidak lihat Kakak lewat. Maaf ya, Kak. Maaf. Aku tidak sengaja. Apakah ada yang sakit?" ucap Sharon panik.
Taeil tersenyum. "Tidak apa-apa Sharon. Bagaimana denganmu?"
"Aku juga baik-baik saja kok. Maaf ya, Kak."
"Ngomong-ngomong kenapa kau buru-buru begitu?" Taeil mengalihkan topik.
"Aku tadi sedang mengejar Kak Taeyong, karena takut tertinggal aku jadi buru-buru dan tidak memperhatikan sekitar."
"Sebaiknya jangan dikejar, karena Taeyong dipanggil ayahnya. Aku dengar kau dan Taeyong dihukum penjaga asrama ya?"
"Kakak tahu dari mana? Berapa banyak yang tahu? Astaga pasti Kak Taeyong terlibat masalah karena aku," Sharon menjadi panik setelah mendengar bahwa Taeil bahkan mengetahui soal hukuman mereka.
"Hanya aku, kok. Aku tidak sengaja mendengar gosip para penjaga asrama. Kebetulan waktu itu aku bersama Sir Kris. Jadi beliau memintaku memanggil Taeyong. Kau mungkin tidak lihat tapi tadi aku sempat berbicara dengan Taeyong untuk mengatakan ayahnya mencarinya."
"Gawat, ya, Kak. Kak Taeyong pasti dimarahi," ucap Sharon khawatir.
"Tidak apa-apa. Kalau ayahnya memarahinya juga Taeyong pasti baik-baik saja. Ngomong-ngomong ayo kita ke ruang makan, sebentar lagi waktu minum teh," ajak Taeil. "Siapa tahu perasaanmu membaik."
"Baik, Kak," Sharon menuruti.
Sharon dan Taeil berjalan bersisian. Baru kali ini Sharon mendapat kesempatan hanya mengobrol berdua dengan Taeil. Rasanya sedikit canggung, namun Taeil dikenal sangat baik jadi Sharon berusaha santai.
"Kalau aku boleh tahu apa hukuman yang diberikan oleh penjaga asrama?" Taeil membuka percakapan baru sambil berjalan.
"Tidak boleh keluar asrama selama dua minggu," jawab Sharon.
"Berarti kalian tidak bisa datang ke acara ulang tahun Doyoung?"
"Sayangnya tidak bisa, Kak. Tolong sampaikan salamku untuk Kak Doyoung di acara ulang tahunnya nanti," ucap Sharon sedih.
Sharon jadi teringat ia tidak bisa keluar asrama berarti ia tidak bisa bertemu dengan Hansol juga. Rasanya kecewa, ia mungkin harus menunggu lama. Padahal ia sudah memikirkan tentang ucapan Hansol berkali-kali. Seandainya Sharon lebih hati-hati.
"Akan aku sampaikan. Jangan sedih ya, Sharon. Bisa saja kok acaranya dipindahkan ke sekolah. Aku bisa bilang ke Doyoung kalau kau dan Taeyong dihukum tidak boleh keluar asrama. Pasti acaranya akan diadakan di sini. Bagaimana menurutmu?"
Sharon menggeleng. "Jangan, Kak. Kalau bisa jangan ada yang tahu soal hukuman ini. Karena mungkin akan ada banyak pertanyaan. Aku bingung harus menjawab apa."
"Apa yang terjadi saat itu?"
Sharon kemudian menceritakan kejadian semalam pada Taeil. "Aku hanya ingin merayakan ulang tahun Kak Doyoung, aku tidak tahu kalau akan ketahuan tepat di depan pintu. Dan kami dipergoki berpelukan," tutup Sharon di akhir ceritanya dengan malu.
"Apakah kau berpacaran dengan Taeyong?" tanya Taeil setelah cerita Sharon selesai.
Sharon menggeleng cepat. "Tidak, Kak. Aku hanya dianggap adik."
"Iya, kau memang sudah seperti adik buat kami semua. Mungkin tidak sopan aku menanyakan ini, tapi apakah kau menyukai Taeyong?" tanya Taeil lagi.
"Aku seharusnya menganggapnya seperti seorang kakak kan? Tapi aku merasa nyaman dengannya. Ia sangat memperhatikanku dan menyadari perasaanku tanpa aku ungkapkan. Aku mungkin suka cara dia memperlakukanku. Tidak lebih," jawab Sharon sambil menatap Taeil, kemudian tersenyum. "Aku juga tidak pantas untuk menyukainya. Aku tidak pantas untuk menyukai seorang pangeran. Aku hanya orang biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK ON BLACK [NCT - UNB]
FanfictionSharon baru mengetahui fakta bahwa ia bukan manusia biasa tepat setelah ia akan beranjak SMA. Ia melanjutkan sekolahnya di sebuah akademi untuk anak-anak dengan kekuatan super, Ad Infitum Academy. Sharon merasa kehidupannya berubah total, namun enta...