"Chan, kau sudah datang!" ucap Chloe antusias saat Chan berjalan masuk bersama pengawal Kerajaan Api.
"Sesuai undanganmu, aku datang."
"Aku senang sekali! Sudah hampir setahun terakhir kita bertemu, bagaimana kabarmu?" tanya Chloe, masih antusias.
"Seperti yang kau lihat, tidak baik tapi juga tidak buruk," Chan tersenyum tipis melihat antusiasme Chloe. "Jadi, di mana tunanganmu? Kau memintaku untuk bertemu dengannya kan?"
"Apakah ada yang memanggilku?"
Chan dan Chloe menatap sumber suara. Terlihat Kun berjalan mendekat. Chan langsung membungkuk memberi salam hormat sementara Chloe berdiri di sisi Kun.
"Jadi, apakah kau Chan?"
"Benar, Yang Mulia."
Kun tersenyum. "Tidak perlu memanggilku begitu. Chloe, kalau temanmu sudah datang kenapa tidak disuruh duduk dulu, hm?" Kun menatap Chloe dan mengelus pipi tunangannya.
"Aku juga baru datang kok, bukan salah Chloe," jawab Chan.
"Ayo Chan, kita duduk di ruang tengah. Mau minum apa?" ajak Chloe sambil menggandeng Kun dan mengajak Chan ke ruang tengah.
"Apa saja Chloe," jawab Chan sopan karena sedikit tidak nyaman ada Kun di sini.
"Kalau begitu aku tinggal sebentar ya? Aku ingin membuatkannya sendiri untukmu."
"Tidak, Chloe, tidak perlu," cegah Chan.
Namun Chloe tetap berdiri dan berjalan menuju dapur. Hanya ada Chan dan Kun di ruang tengah.
"Akhir-akhir ini aku sering mendengar kabar tentangmu," Kun mencoba memulai percakapan karena ia sadar bahwa Chan tampak tidak nyaman di sini.
"Oh, tentang apa?" tanya Chan tidak mengerti.
"Beberapa bulan lalu ku menjadi salah satu perwakilan untuk rapat perjanjian perdamaian, bukan? Pidatomu saat itu sukses membuatmu menjadi terkenal. Awalnya Yang Mulia Raja Kegelapan menolak mentah-mentah, tapi kau dapat meyakinkannya bersama Taeyong. Sehingga kau mulai dikenal dan pidatomu saat itu menjadi perbincangan."
"Sebenarnya itu terlalu berlebihan. Aku bahkan sudah sangat bersyukur tidak dianggap pengkhianat oleh rakyat kerajaanku. Aku hanya merasa dengan berdamai akan membuat Sharon lebih aman. Aku hanya setuju dengan perjanjian yang diajukan oleh Pangeran Taeyong," ucap Chan tenang. "Sebenarnya Raja Kegelapan juga tidak menolak, ia hanya merasa perjanjian itu seperti candaan. Ingat kan, saat itu baru tiga bulan berlangsung sudah ada penyerangan dari pihak keduabelas kerajaan. Ia tidak mau hal itu terulang kembali. Menjadi objek penyerangan itu tidak enak."
"Benar," Kun menghela napas. "Rasanya sulit memang karena kesan Kerajaan Kegelapan selalu diajarkan sebagai kerajaan yang jahat."
"Padahal di awal bukan Kerajaan Kegelapan yang salah," sela Chan.
Kun tertawa kecil. "Aku tidak akan menyangkal. Tapi yang penting setelah sejarah diubah, pelan-pelan kita saling menerima kan? Dan para raja dan ratu sekarang juga sama sekali tidak ingin menginisiasi penyerangan. Apakah setelah beberapa bulan ini penyerangan berkurang?"
"Sangat berkurang. Orang-orang hanya berani berujar kebencian, dan tidak lagi ada yang berani maju. Sayangnya walaupun hanya ujaran kebencian mereka tetap harus dihukum. Penjara di Kerajaan Kegelapan mulai sesak," keluh Chan.
"Aku yakin dalam beberapa tahun lagi maka kita akan benar-benar berdamai. Semuanya butuh proses, bukan? Aku juga akan berusaha melakukan sesuatu."
"Bagus kalau begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK ON BLACK [NCT - UNB]
FanfictionSharon baru mengetahui fakta bahwa ia bukan manusia biasa tepat setelah ia akan beranjak SMA. Ia melanjutkan sekolahnya di sebuah akademi untuk anak-anak dengan kekuatan super, Ad Infitum Academy. Sharon merasa kehidupannya berubah total, namun enta...