Sharon lagi-lagi melanggar peraturan. Ia diam-diam dibawa Taeyong ke asrama lelaki. Kuenya baru selesai dibuat tepat pukul 1. Karena sudah lewat tengah malam dan hari sudah berganti, Taeyong menyarankan untuk langsung memberikannya ke Doyoung. Jadi mereka jalan mengendap ke kamar Doyoung.
Taeyong mengetuk pintu kamar Doyoung. Setelah beberapa kali ketukan, terdengar suara Doyoung menggerutu. "Siapa yang datang malam-malam? Tidak tahu ini jam berapa?"
Kemudian terdengar suara langkah kaki berat dan pintu terbuka. Taeyong langsung mendorong Doyoung masuk dan Sharon ikut masuk kemudian pintu ditutup cepat.
Belum sempat Doyoung bereaksi seperti menyalakan lampu, Taeyong dan Sharon serempak menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Melalui cahaya lampu tidur, tampak wajah terkejut Doyoung dengan matanya yang membulat.
Butuh waktu beberapa saat untuk sadar akan kejutan yang diberikan oleh kedua temannya. Doyoung hendak menghidupkan lampu namun segera ditahan Taeyong. "Jangan, nanti ketahuan kita berkumpul di sini."
Doyoung beranjak untuk duduk di sofa. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ini jam 1 malam dan apa yang kalian lakukan?"
"Merayakan ulang tahun Kakak!" jawab Sharon sambil nyengir.
"Astaga Sharon! Kau masih kelas 1 dan sudah melanggar berapa peraturan?" tanya Doyoung tidak percaya.
"Tidak melanggar namanya kalau tidak ketahuan. Oh ya, maaf ya, Kak, kami lupa menyiapkan lilin. Tapi Kak Taeyong bisa membuat api kalau Kakak ingin meniup sesuatu."
"Astaga tidak perlu! Kalian ini benar-benar—" Doyoung tidak melanjutkan kalimatnya karena ia berdiri untuk memeluk Taeyong. "Terima kasih ya, Kak. Aku tidak menyangka dapat kejutan seperti ini. Di jam segini. Dan kue ini apakah kalian yang membuatnya?"
"Sharon membuatnya. Aku hanya membantu sedikit. Selamat ulang tahun Doyoung," Taeyong membalas pelukan Doyoung singkat.
"Terima kasih banyak, Sharon," Doyoung mengelus kepala Sharon. "Padahal kau tidak perlu repot-repot."
"Tidak, Kak. Tidak repot sama sekali. Hanya ini yang bisa aku berikan. Terima kasih Kakak selama ini sudah membantuku beradaptasi di sekolah, sudah membantuku belajar. Aku benar-benar berterimakasih tapi hanya ini yang bisa aku berikan."
"Sudah lebih dari cukup kok, aku senang sekali diberi kejutan jam segini. Dan kuenya tampaknya enak. Ayo kita makan," ajak Doyoung.
"Sudah terlalu larut, Kak. Sebaiknya aku kembali ke kamar."
"Sepotong kue tidak akan menyakitimu," bujuk Doyoung. "Ayolah, kita makan bersama. Kan tidak lengkap acara ulang tahun tanpa acara potong kue. Aku ambil pisau dan piring dulu ya."
Dan Sharon tidak bisa membantah Doyoung. "Baiklah, Kak," katanya pasrah.
Taeyong tersenyum melihat Sharon yang tidak bisa menolak. Tak lama Doyoung kembali dengan pisau, piring, dan peralatan makan. Sebelum kue dipotong tidak sah rasanya kalau tidak difoto dan tidak meniup lilin. Doyoung menghidupkan lampu sebentar untuk mengabadikan kuenya dalam bentuk gambar. Di atas kuenya terdapat tulisan, 'Selamat ulang tahun, Kak Doyoung! 🐰'
Doyoung tertawa dengan gambar kelinci yang digambar lucu di sebelah namanya. Kemudian ia segera mematikan lampu. Taeyong mengulurkan jari telunjuknya yang terdapat api di atasnya. Seperti lilin. Doyoung berdoa dalam hati kemudian meniup lilin tersebut. Memang lilin yang aneh, tapi setidaknya rasanya sama. Doyoung memotong kue tersebut dan membagikannya kepada Taeyong dan Sharon.
"Sebenarnya sayang dimakan. Tapi karena Sharon sudah capek-capek membuatnya aku akan menikmatinya," kata Doyoung sambil tersenyum manis.
"Semoga Kakak suka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK ON BLACK [NCT - UNB]
FanfictionSharon baru mengetahui fakta bahwa ia bukan manusia biasa tepat setelah ia akan beranjak SMA. Ia melanjutkan sekolahnya di sebuah akademi untuk anak-anak dengan kekuatan super, Ad Infitum Academy. Sharon merasa kehidupannya berubah total, namun enta...