"Jadi, ada apa? Apa yang ingin kau sampaikan?" tanya Kris.
Kris pagi ini sedang duduk berhadapan dengan seorang pria dengan jubah gelap di ruangannya. Saat ini sekolah sedang libur setelah acara kelulusan dirayakan. Tidak banyak guru yang datang. Kris juga kebetulan datang karena ada barangnya yang tertinggal di ruangannya. Di saat ia akan masuk ke ruangannya, pria ini telah berdiri di depan ruangannya. Pria itu tersenyum saat Kris datang, mengatakan memiliki informasi penting. Kris awalnya tidak ingin menerima tamu, dan berniat memanggil pengawal akademi, sampai pria asing ini bilang ia memiliki suatu bocoran tentang Kerajaan Kegelapan.
"Kau sungguh sudah berdamai dengan Kerajaan Kegelapan?" tanya pria itu balik.
"Tentu, kami sudah menandatangani perjanjian. Kalau kau salah satu orang yang melawan, kau tau tempatmu di mana. Pergilah selagi aku masih mengatakan ini baik-baik, atau kau akan langsung ke penjara"
"Kau sungguh berpikir Raja Kegelapan sudah menerima perdamaian? Bukannya ia yang terlihat ingin balas dendam? Masa hanya segitu saja langsung berdamai? Kau tidak curiga ini hanya jebakan?"
"Tidak," jawab Kris berusaha tenang. Kris tahu bahwa keputusan apapun pasti akan memunculkan kubu yang tidak setuju dan berusaha mengadu domba.
Pria itu mengeluarkan sebuah alat perekam.
"Kita akan melakukan penyerangan tiga bulan lagi, di saat mereka lengah," suara Hansol terdengar dari alat perekam itu.
"Hanya itu? Dari mana aku tahu kalau itu benar dia?" Kris masih defensif dan menolak untuk percaya. "Bisa saja itu rekaman tiga bulan yang lalu."
Pria itu tidak kehabisan akal. Ia menunjukkan tablet dengan video Hansol saat rapat. Dengan isi kalimat sama persis seperti pada alat perekam. Kris mengerutkan keningnya. Sulit untuk percaya, namun pria ini memiliki bukti.
"Dari mana aku tahu kalau ini bukan video lama?"
"Lihat kalender yang ada di dinding."
Kerutan di kening Kris semakin dalam. Kalendernya menunjukkan bulan yang sama dengan bulan ini dan tahun yang sama.
"Ternyata mereka masih belum menyerah," keluh Kris.
"Benar, aku datang kemari untuk memperingatkan. Aku juga tidak suka padanya. Dia mengkhianati janjinya."
"Baiklah, terima kasih. Kalau bisa aku ingin video dan rekamannya."
"Ambil saja, Yang Mulia. Aku hanya ke sini untuk memperingatkan bahwa Yang Mulia belum bisa menurunkan penjagaan. Sebaiknya bersiap saja. Aku lihat Puteri Mahkota Kerajaan Kegelapan juga menggoda anakmu. Sebaiknya kau mengingatkan anakmu supaya tidak jatuh pada jebakan mereka."
"Baik, terima kasih."
"Saya permisi."
Kris menyandarkan punggungnya pada kursinya. Ia memejamkan matanya. Baru saja ia mengira mereka sudah berdamai, ternyata sang Raja Kegelapan masih belum puas. Memang rasanya aneh. Tidak mungkin penyerangan kemarin hanya berlangsung sebentar tanpa adanya korban. Mungkin saja penyerangan saat kelulusan hanyalah sebuah peringatan. Tiga bulan dari sekarang adalah penyerangan yang sesungguhnya.
"Tolong semuanya berkumpul di ruang rapat," Kris mengirimkan telepati kepada rekan-rekannya. "Sepertinya kita harus mempersiapkan penyerangan. Antara menyerang atau diserang, memangsa atau dimangsa."
Dan dengan begitu selama tiga bulan keduabelas kerajaan mempersiapkan penyerangan. Mereka membagi tugas, para raja melatih prajurit, para pangeran melatih diri sendiri dan mempersiapkan strategi, bahkan para ratu serta tuan puteri juga tidak tinggal diam. Sehingga saat Johnny mendekati Sharon, itu juga bagian dari rencana Johnny untuk memastikan Hansol berada di istana dengan penjagaan yang minim. Awalnya banyak yang salah sangka dengannya. Ia hampir dianggap pengkhianat karena malah dekat dengan Sharon. Namun saat Johnny mampu memberitahu kapan waktu terbaik untuk menyerang, semuanya langsung merasa terbantu dan berhenti dengan prasangka buruk mereka. Sayangnya tidak ada yang sadar bahwa Johnny selama ini memanfaatkan Sharon.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK ON BLACK [NCT - UNB]
FanfictionSharon baru mengetahui fakta bahwa ia bukan manusia biasa tepat setelah ia akan beranjak SMA. Ia melanjutkan sekolahnya di sebuah akademi untuk anak-anak dengan kekuatan super, Ad Infitum Academy. Sharon merasa kehidupannya berubah total, namun enta...