“Sharon! Ini.”
Sharon mengangkat kepalanya dari buku yang ia baca dan mendapati sebuah amplop berada di depan matanya.
“Oh, hai, Elisa. Surat dari orang tuaku?” tanya Sharon bingung sambil menerima amplop tersebut.
Elisa menggeleng. Ia tertawa kecil lalu duduk di sebelah Sharon. “Itu adalah undangan pesta ulang tahun.”
Sharon mengerutkan keningnya saat membaca undangan tersebut. “Siapa Lucas? Dan di kerajaan?”
Elisa mengangguk-anggukkan kepalanya. “Lucas adalah sepupuku, adiknya Taeyong, anaknya Raja Kris. Dia tidak bersekolah di sini dan memilih belajar di kerajaan saja untuk menemani Ratu Mabel. Ulang tahunnya tanggal 25, hari ini. Tapi akan dirayakan pada hari Sabtu, kau akan datang kan?”
“Hari Sabtu?” tanya Sharon memastikan. “Memangnya boleh aku datang?”
“Tentu saja boleh. Aku akan mengenalkanmu dengannya nanti. Dia sangat tampan!” ucap Elisa antusias.
“Bukannya para pangeran selalu tampan?” Sharon tertawa kecil. Kemudian ia kembali fokus. “Baiklah, aku akan datang.”
“Kau memang harus datang!”
“Tapiㅡ”Sharon menahan kalimatnya. Ia lalu sedikit menunduk. “Aku tidak punya gaun untuk pergi ke pesta.”
“Tenang saja. Nanti kita akan pergi membelinya.”
“Aku tidak punya uang, Elisa,” ucap Sharon pelan.
“Astaga Sharon, tidak apa-apa, aku akan membelikannya untukmu. Anggap saja hadiah?”
“Tapi ulang tahunku masih lama. Aku rasa aku tidak jadi pergi,” Sharon menutup undangannya dan mengembalikannya ke Elisa.
“Kau harus pergi, Sharon!” seru Elisa kesal. “Tadi kau sudah bilang iya. Tidak mau tahu, kau harus ikut aku pergi besok!”
“Elisa, ssst. Kita sedang di perpustakaan,” Sharon berusaha menenangkan Elisa yang tiba-tiba marah.
“Aku hanya ingin kau bertemu dengan teman-teman dan orang tuaku, Sharon. Aku ingin mengenalkanmu pada mereka.”
“Tapi aku hanya orang biasa.”
“Apa salahnya menjadi orang biasa? Orang tuaku tidak akan melihatmu dari mana kau berasal. Kami tidak seperti yang kau bayangkan. Ayolah, pesta lusa akan sangat menyenangkan jika kau ikut. Lagi pula temanku hanya kau. Aku tidak ingin melewati pesta sendirian lagi.”
“Tia dan Jasmine? Dan yang lain?”
“Aku bahkan tidak sedekat ini dengan mereka. Tidakkah kau sadar bahwa aku masih sangat canggung mengobrol dengan mereka?”
Sharon terdiam. Pantas saja Elisa sangat ngotot untuk mengundang Sharon. Sepertinya gadis itu tidak gampang dekat dengan seseorang. Padahal saat bersama Sharon, Elisa tidak bisa berhenti bicara. Dan saat dengan Sharon, Elisa tidak sungkan menunjukkan perhatiannya. Kalau dipikir-pikir, selain menemani Elisa ke mana-mana, Sharon tidak pernah melakukan sesuatu untuk Elisa. Jadi, ia mengalah.
“Baiklah, kapan kita akan pergi membeli gaun?” ucap Sharon akhirnya.
Elisa langsung tersenyum lebar. “Sekarang bagaimana?”
Sharon menatap jamnya. “Tapi sebentar lagi waktu minum teh dan bukankah kita tidak boleh pergi pada hari sekolah? Ini masih hari Kamis.”
Elisa cemberut. “Kau tahu para guru pasti akan mengizinkanku.”
“Besok saja bagaimana? Tepat setelah pelajaran terakhir? Sekarang sudah terlalu sore untuk pergi.”
“Baiklah,” Elisa mengalah, tapi ia masih tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK ON BLACK [NCT - UNB]
FanfictionSharon baru mengetahui fakta bahwa ia bukan manusia biasa tepat setelah ia akan beranjak SMA. Ia melanjutkan sekolahnya di sebuah akademi untuk anak-anak dengan kekuatan super, Ad Infitum Academy. Sharon merasa kehidupannya berubah total, namun enta...