19

751 148 7
                                    

Hari-hari berlalu sangat cepat. Musim semi membuat aktivitas lebih banyak di luar. Dan semakin hari cuaca semakin hangat, musim panas akan datang! Pergantian seragam mulai dirasakan. Pada musim dingin siswa menggunakan blazer mereka dengan rapi, bahkan mengenakan mantel saat kegiatan luar. Saat cuaca menghangat mereka hanya mengenakan rompi. Dan sekarang kebanyakan siswa hanya mengenakan kemeja.

Akhir semester juga semakin dekat. Sharon berlatih lebih keras dari siapapun. Sharon juga belajar lebih keras dari siapapun. Ia banyak menghabiskan waktu dengan teman- temannya untuk belajar bersama. Walau kebanyakan dari mereka tidak begitu betah belajar. Malah saat sedang serius belajar ada saja yang mengisengi Sharon. Seperti Yuta contohnya. Lelaki itu tidak membuka bukunya sama sekali, dan malah mengganggu Sharon terus.

"Kak Yuta! Berhenti menggangguku!" seru Sharon kesal.

Yuta hanya tertawa. "Di luar cuacanya bagus, kau tidak mau bermain? Lihat hanya tinggal kita berdua di sini. Cuacanya terlalu bagus untuk dilewatkan hanya belajar," ucap Yuta, ia duduk berhadapan dengan Sharon di taman.

"Ujian akhir semester minggu depan, Kak. Bagaimana mungkin bisa main-main?"

Yuta menutup buku Sharon, membawanya, lalu menarik gadis itu. Tentunya Sharon tidak terima Yuta seenaknya membawanya pergi. Namun Yuta malah tersenyum dan tertawa melihat Sharon yang kesal.

"Kau butuh cahaya matahari Sharon. Ini hari Minggu, ayo kita main ke luar. Musim panas itu enaknya main air. Ayo kita ke pantai. Ganti bajumu sana," Yuta mendorong Sharon pelan menuju asrama perempuan sambil mengembalikan buku Sharon yang ia bawa.

Mau tidak mau Sharon menurut. Ia memang belajar sangat keras akhir-akhir ini. Teman-temannya juga banyak yang pergi berakhir pekan bertemu keluarga. Yuta sengaja tidak pulang untuk menemani Sharon. Karena itu Yuta memaksa Sharon untuk bermain ke pantai. Sepertinya Sharon harus menghargai Yuta. Ia menyimpan bukunya di ruang belajarnya. Kemudian ia membongkar kopernya. Kenapa rasanya seperti kencan? Sharon bingung harus memakai baju apa.

Pilihannya akhirnya jatuh pada baju terusan selutut berwarna merah muda. Akhirnya ia mengganti seragamnya dengan itu. Ia kemudian memasukkan barang-barang keperluannya ke dalam tas kecil. Ia juga merias wajahnya sedikit. Rasanya memang seperti kencan.

Sharon turun ke bawah dan Yuta sudah menunggunya di sana. Yuta hanya memakai celana jeans dan kaos lengan pendek, tapi percayalah, bahkan pakaian sesederhana itu membuatnya terlihat sangat tampan. Mungkin ini pertama kalinya melihat Yuta selain dengan seragam dan setelan jas. Rasanya ia seperti orang biasa.

"Hai, Kak!" sapa Sharon.

Yuta membalikkan badannya dan ia terkejut melihat Sharon. "Baru pertama kali aku melihatmu berpenampilan seperti ini."

"Apakah aneh, Kak? Terlalu berlebihan ya?"

"Tidak. Kau terlihat sempurna," Yuta mengulum senyum. "Ayo kita jalan."

Sharon berjalan berdampingan dengan Yuta. Mereka membahas bagaimana Sharon biasanya menghabiskan musim panas. Sharon bilang ia tidak terlalu suka cuaca panas, jadi ia hanya berdiam di rumah. Makan es krim atau makan buah segar.

"Padahal bermain di luar saat musim panas itu menyenangkan," ucap Yuta antusias.

"Sepertinya Kakak memang senang main di luar, mau musim apapun itu."

Yuta tertawa. "Itu hal yang menyenangkan loh."

Sharon menggeleng tidak setuju. "Berada dalam rumah yang paling menyenangkan."

"Kalau begitu aku akan mengajakmu main keluar terus!"

"Bisa-bisa Kakak dikira menculikku."

"Memang ingin menculikmu. Ingin aku bawa pulang saja rasanya," ucap Yuta ringan.

BLACK ON BLACK [NCT - UNB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang