13. kembali lagi

15.4K 582 3
                                    

Hari ini adalah hari ujian nasional hari penentuan untuk 3 tahun yang ia jalani dengan penuh suka duka. Ya harus berpisah dengan sahabat sahabat nya sangat menyedihkan ia harus jauh dari sahabatnya. Dan satu lagi ia harus jauh dari Rahman karena ia harus melanjutkan study nya S3 nya di London. Hari ini Ana harus menghadapi huruf huruf yang membentuk kata dalam suatu kalimat di layar komputer. Semoga saja cepat berlalu sungguh sangat membosankan untuk mengerjakan soal soal itu.

Kringg...

Akhirnya selesai sudah hari ini. Safa dan Raya menghampiri Ana yang memang tidak satu ruangan karena nama Ana yang harus berada pada ruangan 12 daripada Safa dan Raya yang berada di ruangan 13.

"An gimana kok cemberut aja sih kamu". Tanya Safa yang mendekati Ana.

" ahh iya fa, aku males nih butuh refreshing apalagi besok ada jadwal matematika aduhh aku pusing buat liat angka angka apalagi rumus nya". Ucap Ana sambil berjalan bersama kedua sahabatnya.

" eh ayuk ke cafe di pinggir jalan itu, enak enak loh sekalian ada wifi nya. Lumayan deh buat aku hemat paket data". Usul Raya sambil nyengir.

"Boleh juga ya, lagian ini baru jam 10.00 daripada bosan di rumah".

Mereka bertiga berjalan ke arah cafe itu berada. Tidak jauh hanya beberapa meter saja. Mereka memilih tempat duduk di belakang dengan sofa yang berwarna coklat.

" pesen apa mbak?". Tanya seorang pelayan cafe.

"Apaan nih kalian?". Safa bertanya pada sahabatnya.

" aku cappucino aja ya sama nugget". Raya pun menambahi.

" aku coklat klasik sama siomay aja deh".

setelah mendengar keinginan sahabatnya Safa memberi tau pelayan itu." anu ya mas cappucino 1 , vanila 1 , coklat klasik 1 , makanannya siomay, nugget, sama sosis ya".

"Baik mbak silahkan ditunggu sebentar". Ucap pelayan itu sembari meninggalkan meja tersebut.

" an gimana magang di kantor nya Pak ganteng? ". Tanya Raya yang membuat Ana kaget karena ia menyadari bahwa Rahman adalah suaminya.

" enak sih soalnya emang karyawannya ramah ramah islamik banget deh". Safa yang mendengar pun langsung menyambar saja.

" enak lah ketemu Pak Rahman tiap hari ".

" iya nih enak ya kamu an, beruntung deh. Eh kalian habis ini mau lanjutin ke mana?". Tanya safa pada temannya itu.

"Aku sih kerja di perusahaan kemarin , soalnya Pak Rahman nyuruh kerja disana".

" wah enak dong an, aku mau kuliah sih kalo kamu fa?". Tanya Raya pada Safa.

"Aku mau kuliah juga doain aja ya".

" pasti aku doain buat kalian pokoknya yang terbaik".

"Mbak ini pesanannya". Pelayan datang membawa makanan yang dipesan oleh ketiga gadis itu.

" terimakasih mas". Setelah meletakkan makanan mereka mulai memakan tanpa suara. Hanya sesekali mereka menyelingi dengan candaan.

"Aku mau ke kamar mandi dulu ya". Pamit Ana kepada sahabatnya.

" iya cepet ya jangan lama lama nanti hilang baru tau rasa". Jawab Raya pada sahabatnya itu. Ana yang merasa sudah pamit ia berjalan ke dalam kamar mandi.

Sekilas ia lihat seseorang yang tidak asing baginya. Seseorang yang ia rasa begitu dekat dengannya. Laki laki itu keluar dari kamar mandi di samping Ana. Ketika Ana baru menyadari ketika sudah dalam kamar mandi ia mencoba membuka pintu tapi nihil tak terlihat siapa siapa dengan jaket levis yang ia lihat tadi. Rasanya Ana ingin tau siapa laki laki itu. Seketika otaknya berputar mengingat wajahnya sama persis dengan Rio. Benarkah ia Rio?

"Ehh kalian tadi liat orang pakek jaket levis nggak?". Tanya Ana ketika sampai di meja mereka.

" siapa sih an, banyak lagi pakai jaket kek gitu noh liat". Ana menengok ke meja lain benar saja kata sahabat nya kalau memang banyak bodoh sekali Ana.

"Hehe iya juga sih, ". Safa yang penasaran ikut bertanya.

" emang siapa sih an?". Ana ragu ragu ingin bercerita, tapi mereka sahabatnya tak apa bagi mereka tau untuk hal itu.

"Aku tadi gak sengaja kayak liat Rio di kamar mandi pas aku liat lagi ngilang".

Sahabatnya sontak kaget sekali mereka.

" seriusan an? Udah ngilang 3 tahun kek ditelan bumi gitu tiba tiba muncul gak di undang udah kek jalangkung". Ana dan Safa pun berkata

" biasa aja kali ya". Mereka pun tertawa Raya hanya nyengir saja.

****

Dilain tempat Rio memikirkan gadis berjilbab panjang itu. Apakah itu Ana? , tapi dari pakaiannya Ana tidak seperti itu. Setahu Rio Ana tidak suka memakai jilbab panjang. Kalau memang dia Ana, aku ingin mendapatkannya lagi. Dia wanita yang mudah dirayu dulu saja ia kuhancurkan begitu mudahnya.

"Aku akan mengikuti gadis itu". Ucap Rio sambil tersenyum licik.

Rio melihat Ana dan teman temannya pulang dari cafe. Dia mulai mengikuti kemana mereka pergi. Rio melihat mereka ke sekolah. " ohh ini sekolah nya". Tak lama Ana keluar dari tempat parkiran dan membawa mobil. "Wahh keren juga nih cewek apa dia beneran Ana. Kenapa berbeda sekali dengan Ana ku dulu". Rio terus mengikuti sampai Ana di rumah tapi ada yang aneh kenapa Ana pindah rumah. Tapi tak peduli yang penting Rio tau rumah Ana sekarang ia langsung meninggalkan rumah Ana.

****

" tuh kan sepi ahh sendiri lagi deh". Ucap Ana melempar tas nya di sofa. Ia pun mulai tiduran di sofa dan menyalakan TV.

"Aku disini nemenin kamu karena suami mu akan meneruskan kuliah". Suara terdengar dari dapur menuju sofa. Sontak ana terkejut melihat wanita itu . siapakah dia? Kenapa bisa masuk rumahnya.

Siapa ya kira kira

Imam SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang