31. Bintang

10K 373 14
                                    

Ana PoV
Semenjak tadi siang aku merasa kesepian kuputuskan untuk menghubungi sahabatku.

Ana f
Kesini sekarang ya di villa deket kebun teh ya.

Safa
Lu kok udah nyampek sih an, astaga ana kamu berangkat sama siapa?

Raya
Otw bu bos.

Kini sudah jam 3 sore aku memutuskan untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk jalan jalan disekitar sini.

"An... " panggil dokter itu di depan villa mewah.

"Dokter? Gimana dokter bisa hafal aku?". Tanyaku ketika ia mulai mendekati ku.

"Entahlah aku yakin aja. Please jangan panggil dokter ya ingat aku ferdi". Ucapnya padaku.

"Iya ferdi". Ucapku singkat "oke aku duluan ya" pamitku.

"Kemana?  Hati hati nanti kamu bisa jatuh". Peringatnya padaku.

"Hmm.. oke thanks aku bisa jaga diri". Jawabku.

Aku berjalan jalan berkeliling menikmati angin yang menerpa jilbabku. Dengan suasana yang indah matahari yang mulsi berpamitan meninggalkan ku kali ini. Aku duduk diatas batu agak tinggi menikmati senja sore ini.

"Kamu lihat senja kan? Indah bukan?". Aku kaget dokter ferdi berdiru di belakangku .

"Hmm.. ya" kujawab singkat saja.

"Aku tak banyak tau soal dirimu tapi aku yakin kamu pernah menjadi orang yang ceria hingga keadaan merenggut senyummu" . Ucapnya padaku.

"Jangan sok tau soal hidupku".

"Aku melihat dari sorot matamu yang menyimpan rindu yang menutup kecerianmu. Aku tahu kamu mungkin pernah merasa putus asa".

"Ya kau benar kali ini".

"Dengarlah aku tau sakitnya kamu tapi percayalah Allah hadiahkan anak itu untuk melihat ibunya ceria lagi". Aku masih setia mendengarkan nasihatnya.

"Aku bisa mengatasi masalahku".

"Aku tau kamu butuh teman kamu hanya bersembunyi dibalik diammu. Bicaralah teriaklah di atas sini keluarkan semua sakitmu"

"MAS RAHMAN AKU RINDU KEMBALILAH MAS KITA AKAN MEMPUNYAI ANAK MAS RAHMAN............... AKU RINDU hikksss...hikss". Aku menangis setelah teriak dengan kencang.

Kulihat ferdi masih setia melihatku dia tak pernah menyentuhku ataupun mendekatiku dia hanya ingin membantuku. Aku tau dia sangat ikhlas untukku.

"Aku mau pulang"  pamitku padanya.

Aku berjalan mendahului nya sambil menghirup udara dingin yang membalut tubuhku.
Kurasa tenang ketika melihat ciptaan Allah yang begitu indah. Sungguh kadang merasa ingin menangis ketika rasa tak bersyukur menguasai hati ini.

"Anaaa....." teriak  Safa di depan villa.

"Loh an kok sama dokter itu?". Tanya raya heran.

"Oh iya itu villa nya deket sini soalnya". Jawabku. "Yuk masuk". Ajakku tanpa memperdulikan dokter itu.

"Aku kok suka sih sama dokter itu tampan baik lagi". Ucap safa.

"Yaudah lah minta aja sama Allah gitu aja repot". Ucapku.

"Ahahaaa ya kali langsung dikasih ikhtiar dulu lah". Tambah Raya.

"Yee kalian mah gitu ya". Ucap safa kesal

Kami pun berbincang bercanda ria hingga waktu maghrib tiba. Kami sholat bersama di rumah. Ketika selesai sholat aku berada di ruang tamu terlihat dokter itu pulang sholat dari mushola. Kulihat aura nya begitu baik dan mirip dengan Rahman. Dan aku menangis lagi merindukan Rahman.

"Kamu kenapa an". Tanya safa membangunkan lamunanku.

"Hm.. gapapa"  jawabku.

"Jangan dibiasakan dipendam sendiri".

"Aku cuman keingat mas Rahman ketika lihat dokter ferdi". jelasku

"Udahlah an jangan terpuruk masa lalu bangkit siapa tau jodohmu dokter itu". Raya menenangkan ku.

"Udah kita kerjain tugas kampus yuk". Ajak Safa.

Kami pun mengerjakan tugas hingga malam dengan ditemani teh hangat dan cemilan.

Tak terasa aku sudah tertidur bersama sahabatku masih diatas buku tanpa ganti baju. Aku pun bangun mengunci pintu. Namun kulihat cahaya bintang begitu indah aku ingin menikmatinya sebentar akupun berjalan keluar dan duduk di depan villa ku.

"Lihat bintang ya?". Lagi lagi dokter ferdi mengagetkanku.

"Hm ya".

"Jangan dilihat kelamaan dia bisa iri denganmu".

"Maksudmu iri?". Tanyaku

"Iri dengan kecerian di wajahmu yang bersinar".

"Kurasa tidak".

"Oh ya?. Aku berarti salah oke maafkan aku".

"Ya".

"Masuklah tak sepantasnya wanita keluar malam malam seperti ini". Peringatnya padaku.

"Oke". Jawabku singkat.

Akupun masuk ke villa dan membangunkan sahabatku untuk menyuruh mereka pindah ke kamar dan ganti baju.

Imam SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang