"Kamu itu bukan hanya cuman sayang, kamu itu hidup aku separuh jiwaku, apapun akan aku lakuin agar kamu bahagia".
Malam ini memang yang paling merumitkan membuat Ana sebal dan badmood. Memang kalau cewek badmood seisi rumah bisa jadi gudang, untung saja Ana sudah punya suami jadi ya mau gak mau harus bersihin kamar setelah di berantakin. Dan Rahman sangat mengerti perasaan wanita, jadi ia tidak begitu sebal dengan Ana.
"Ya Allah, sayang itu diberesin kenapa buku kamu jatuhin di mana mana astaghfirullah". Titah Rahman yang baru masuk kamar.
"Haa.. ehh iya mas bentar". Jawabnya dengan wajah yang malas.
"Kalau capek tiduran sini dulu". Rahman menunjuk pahanya agar Ana tidur di pangkuannya.
Ana yang memang sudah males dan capek ia pun hanya menurut saja dengan Rahman. "Dik, kalau capek jangan dipaksa gitu. Kamu capek kan? Ayo makan dulu mas ajak jalan jalan".
"Seriusan mas?". Ana langsung beranjak dari pangkuan Rahman.
"Iya sayang sana ganti baju, pakai baju yang hangat di luar dingin".
Ana tanpa menunggu perintah sudah lari mencari baju di lemari nya. Seketika mood nya kembali 100%. Memang Rahman sangatlah pengertian.
"Ayo mas... cepetan". Rengek Ana menarik lengan Rahman.
"Bentar sayang masih ngambil dompet kamu tunggu di luar dulu ya". Rahman pergi ke kamar untuk mengambil dompetnya.
"Iya aku tunggu di bawah mas tapj harus cepet". Ana pergi ke luar sambil teriak.
Tak lama Rahman keluar rumah dan mengunci pintu rumah. Ia pun segera merangkul istrinya dan masuk ke mobil.
Mereka berdua pergi jalan jalan, dan berhenti di suatu tempat yaitu trans studio bandung. Ana sangat senang karena ia selama ini belum pernah keluar rumah menikmati suasana malam.
"Aku seneng banget mas, makasih sayang". Ana memeluk Rahman.
"Iya sayang yukk beli makan". Ajak Rahman.
Mereka berdua berjalan berkeliling setelah puas dari trans studio
bandung. Ada pasangan yang meminta tolong pada mereka ketika mereka berjalan ke luar."Mas minta tolong fotoin kita ya". Ucap seorang wanita bersama pasangannya.
"Ahh iya mbak". Rahman memfotokan mereka berdua, "sudah mbak, ini".
"Mas nya saya fotokan sini HP nya". Akhirnya mereka berdua berfoto bersama.
"Makasih mbak". Mereka pun melanjutkan ber jalan jalan, dan berhenti di suatu restoran masakan nasi padang.
"Kamu tau gak sih mas, aku tuh suka banget nasi padang makanya aku ngajak kesini". Jelas Ana.
"Iya sayang tapi habis ini harus belajar aku gak mau istri mas ini dapat nilai jelek, masak suami nya sejenius ini istrinya gak pintar pintar amat". Ledek Rahman membuat Ana kesal.
"Iya iya ahh, kebiasaan kan sombong nya keluar -,- ".
"Eheee bercanda sayang biar kamu semangat gitu".
Mereka pun menikmati makan malamnya dengan penuh rasa bahagia, memang hari ini hari paling spesial. Setelah selesai mereka kembali ke mobil dan pulang. Sekarang jam sudah pukul 20.45 WIB.
"Sayang kamu buka gerbang nya ya". Pinta Rahman, memang mereka belum memiliki satpam dan ART. Jadi mereka harus mandiri.
Mereka pun memasuki rumah dan mengunci rumah mereka kembali. Ana pun pergi ke kamar mandi untuk berganti baju tidur.
"Dik, ayo sholat dulu belum sholat isya' kan tadi?". Teriak Rahman dari luar kamar mandi.
"Iya mas tungguin masih ganti baju".
"Yaudah mas tunggu, mas wudhu dulu".
Ana pun selesai berganti baju dan pergi ke tempat sholat, ia berwudhu dan memakai mukena nya. Mereka melakukan sholat berjamaah.
"Dik, jangan lupa belajar ayo mas ajarin kamu. Mas juga ada pekerjaan soalnya".
"Aye aye kapten siap". Goda Ana.
Mereka masuk ke kamar dan Rahman mengajari Ana pelajaran Matimatika. Ana yang sudah capek dan mengantuk tidak memperhatikan Rahman malah tertidur di atas bukunya.
Rahman yang melihat istrinya, ia pun membereskan buku bukunya. Dan dia membaringkan Ana lalu menyelimutinya. Rahman langsung bergegas ke ruang kerja nya untuk menyelesaikan masalah di perusahaannya.
***
Sekarang pukul 02.30, Ana terbangun melihat Rahman tak ada disampingnya, ia mencari Rahman di ruang kerjanya. Ternyata dia tertidur di sofa terlihat wajahnya lelah. Ana tak tega membangunkannya sebenarnya."Mas.. mas sholat tahajud nggak? Kalau capek jangan dipaksa mas tidur di kamar gih". Ucap Ana begitu pelan.
"Hmmm.. jam berapa sayang?". Tanya Rahman setengah sadar.
"Jam setengah tiga mas". Jawab Ana.
"Yaudah ayok tahajud mas ke kamar mandi dulu". Rahman bangun dari tidurnya.
Ana pun sudah menunggu dan memakai mukena untuk sholat, tak lama Rahman pun muncul lalu siap siap sholat bersama.
Setelah mereka selesai sholat Ana pun belajar di kamar ditemani Rahman yang mau tidur di sampingnya. Ana sengaja belajar di tempat tidur karena malas harus duduk di meja belajar, ia lebih senang bersandar di ranjangnya.
Tiba tiba saja Ana kaget karena Rahman memeluk perutnya dengan erat. "Ihh mas apaain sih ganggu aja".
"Pengen peluk aja, emang kenapa ? Gak mau ya". Rahman berbicara masih dengan posisi mata terpejam.
"Boleh mas, tapi jangan kenceng kenceng".
"Mas pengen kita cepet punya anak". Ana langsung kaget dan gugup mendengar Rahman berbicara seperti itu.
"Aa.. apa mas? Tapi aku belum siap aku masih belum lulus dan juga mas mau kuliah di luar negeri nanti siapa yang jagain aku?". Jawab Ana.
"Kalau kamu mau sekarang, aku gak bakal ke luar negeri". Peluk Rahman semakin kencang.
"Ihh mas jangan pertaruhin impian kamu cuman gara gara aku". Balas Ana.
"Kamu itu bukan hanya cuman sayang, kamu itu hidup aku separuh jiwaku, apapun akan aku lakuin agar kamu bahagia".
Rahman langsung menarik Ana dan terbaring disampingnya, Rahman memeluk Ana dan kembali tertidur hingga waktu subuh tiba.
"Astaghfirullah mas, sudah subuh mas kok gak bangun buat adzan?". Ana sontak langsung bangun mendengar adzan.
"Ya Allah aku ketiduran dik, ayo wudhu kita sholat".
Mereka melakukan sholat jamaah berdua kemudian Ana memasak untuk menyiapkan sarapan.
Alhamdulilah bisa update lagi, masya Allah syukron katsiron readers
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Surgaku
SpiritualANA FARIDHATUL HASAN. Seorang anak dari keluarga Muhammad Hasan ,laki laki yang terkenal sukses dalam bisnisnya. Ana adalah anak pertama dari 2 bersaudara, dia adalah gadis yang ber cita cita menikah muda. FERDIAN RAHMAN FIRDAUS. seorang laki laki y...