35. Cahaya

9.1K 353 7
                                    

Hari ini hari yang ditunggu Ana pun tiba. Ia sedang bertaruh nyawa untuk anaknya. Hari ini ia melahirkan anaknya.

Sudah 9 bulan lebih 5 hari ia mengandung putra nya. Dan kini ia mampu melihat wajahnya. Ia melihat gerakan pertamanya.

Dan ia menangis karena putra nya harus di adzani ferdi bukan Rahman. Tapi ia bersyukur ada Ferdi yang akan menerima putranya dengan setulus hati.

Sedih bahagia campur aduk ia bersyukur karena Allah berikan kemudahan atas persalinannya. Kini ia sudah menjadi seorang ibu. Kini sudah hadir cahaya di hidupnya.

"Ya Allah, Alhamdulilah anugerahmu padaku. Sungguh ini adalah hal terindah untukku ya Allah". Ucap Ana bersyukur.

"Masya Allah cucu bunda begitu tampannya, mirip abi mu".

Deg.. sakit bukan mendengar itu Ferdi berusaha bersikap biasa. Ia tahu semuanya bahwa anak ini akan menjadi pengingat akan Rahman. Tapi kepercayaanya pada tuhannya sungguh luar biasa. Ia yakin bahwa Ana akan mencintainya.

"Ini cucu mama, loh ya". Ucap mamanya Ana.

"Salah semua ini ponakan Rahma". Ganti Rahma pun ikut ikut.

Ana hanya mampu tersenyum simpul melihat seluruh keluarganya berkumpul dan tertawa bahagia. Ia melihat senyum simpul Ferdi. Sungguh ia lelaki baik hanya saja Ana yang tidak pernah melihat pengorbanannya.

Bahkan ketika ia kontraksi Ferdi yang pertama kali menjenguknya di rumah sakit. Ia setia menunggu Ana di luar. Dan ia juga yang mengadzani putranya.

"Nak Ferdi jaga Ana ya, kita pulang dulu mau mandi soalnya". Pamit mamanya Ana.

"Iya tante siap".

Ferdi pun masuk kedalam ruangan melihat senyum Ana ia tidak memakai cadarnya.

"Terimakasih mas". Ucap Ana membuat Ferdi heran.

"Untuk?".

"Semua yang kau lakukan padaku".

"Apa yang kulakukan?".

"Semua pengorbananmu, waktumu, tenagamu, perhatianmu, kesabaranmu. Kamu lelaki baik mas aku sadar aku yang terlalu jahat padamu. Aku menutup hatiku dan..." Ana tidak meneruskan perkataanya karena Ferdi menyelanya.

"Sudah.. kumohon jangan begini, semua ini adalah tugasku menjagamu".

"Tidak mas aku minta maaf untuk segala sikapku padamu aku kehilangan jati diriku".

"Jangan menangis kumohon. Aku sungguh tidak tahan an, kau kuat kutau kau akan selalu tersenyum".

Ana mengingat janjinya pada Rahman ia akan tetap tersenyum. Sungguh menambah pilu dihatinya.

"Hari ini aku sadar mas aku mendapat dua cahaya yaitu putraku dan kamu".

"Allah mengabulkan doaku. Allah berikan kamu untukku".

"Terimakasih kamu tidak pernah lelah memintaku pada Allah hinggal Allah menggerakkan hatiku".

"Sudah istirahatlah kamu belum pulih, aku akan keluar sebentar".

Tanpa jawaban Ferdi keluar ruangan denhan wajah yang bahagia. Ia begitu bersyukur Ana menerimanya. Dan sebentar lagi mereka akan menikah.

Hanya menunggu 3 bulan lagi untuk menjadi suami sah nya.

Kini sudah malam pukul 21.00 namun keluarga Ana tidak kelihatan. Ferdi ketiduran di kursi luar.

"Nak ferdi...bangun nak".

"Astaghfirullah.. iya tante maaf ketiduran".

"Tante bawakan penghulu kamu menikah sekarang ya nanti surat surat bisa diurus belakangan". Ia sontak kaget posisi bangun tidur dan disuruh langsung menikah.

"Iya tante. Tapu ferdi mau ke kamar mandi dulu ya".

"Iya nak".

Kini Ferdi membasuh muka sambil tidak percaya akan hari ini. Ia akan menjadi suami Ana.

Ferdi langsung kembali ke kamar hanya ada keluarga Ana ia pun mengucapkan akad dan kini sudah resmi menjadi suami Ana.

"Bolehkah aku mencium mu?".

"Emm..ee..boo..leh". Jawabnya gugup.

"Terimakasih an, sudah membiarkanku menjadi suami sekaligus ayah".

"Aku pun berterimakasih padamu mas. Sudah mendampingiku selama 9 bulan ini".

"Aku akan terus menjagamu sayang".

***

Ferdi PoV

Kini Ana sudah menjadi istriku dan ia sudah boleh dibawa pulang. Kami pulang ke rumah Ana. Karena Ana tidak ingin pergi dari rumah ini.

Aku sudah membersihkan foto Rahman  di rumah ini. Dan mengganti cat di rumah ini. Aku melakukannya karena permintaan Ana. Aku senang ia mau berusaha mencintaiku.

Dan kini kami pun masih belum menamai putra kami.

"Mas dikasih nama siapa ya?".

"Gimana kalau fatih?".

"Bagus. Tapi Fatih siapa?"

"Ahmad Fatih pratama gimana?".

"Hmm.. bagus mas".

"Baik sayang putra abi fatih ku". Ucap ku mengelus pipi nya.

Ana merasa lega Allah lapangkan hatinya untuk menerima Ferdi. Dan ana akan selalu menjaga mereka yaitu  Ferdi dan Fatih.

Alhamdulilah bisa nyelesain pernikahan mereka . Pasti kalian kecewa ya Rahman kok gak gagalin sih. Masak iya peran utama meninggal wah gak seru dong. Yuk tungguin terus ya update dari aku. Maaf sering lama kadang inspirasi tiba tiba ilang hehe. Apalagi banyak pikiran kerjaan dan tugas juga aduhh jadi curhat deh hehe.

Imam SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang