15. belajar

14.3K 532 4
                                    

Terlihat di bawah Rahma bersantai dengan menonton TV. Sambil memakan snack nampaknya sangat asik sekali Rahma. Dan ya bahwa kemarin Ana baru saja pindah rumah dan hanya berdua di rumah sebesar ini. Sehingga Rahma sampai betah sekali di rumah Rahman. Rahman memutuskan tinggal sendiri karena keponakannya tinggal bersama bunda nya. Rangga adalah anak adik bunda nya. Dan sekarang kuliah di ITB dan tinggal dengan bundanya. Ia malas tinggal dengan rangga karena sangat nakal sekali dia. Rahman tidak mau ketika pulang kerja harus ditambah masalah dengan anak satu itu.

"Ma sana siap siap nanti jamaah sama mas mu". Ucap Ana membuyarkan konsentrasi Rahma pada tv nya.

" iya kak bentar lagi ya". Jawab Rahma.

"Ehh iya udah kalau gitu, kakak tunggu ya di tempat sholat". Memang di rumahnya ada tempat kecil terbuat dari kayu yang memang khusus untuk sholat.

Rahma dan Ana sudah menunggu terlebih dahulu. Mereka sudah menggunakan mukena dan Rahman pun datang mereka melaksanakan sholat dhuhur berjamaah. Setelah selesai Rahma meminta untuk diantarkan pulang Rahman katanya rindu bunda. Ana pun sendirian menunggu suaminya mengantarkan. Dan akhirnya ia memutuskan untuk tidur ia malas harus belajar nanti malam saja lah. Membosankan kalau harus melihat angka angka dan rumus tidak jelas. Sudahlah lelah sekali apalagi ditambah dengan bertemu laki laki mirip Rio. Masih penasaran dengan wajahnya benar atau tidak. Masalah terbesarnya harus jauh dari Rahman katanya harus kuliah di mesir. Apa sanggup ia bertahun tahun menunggu. Kalau menunggu mungkin sanggup tapi untuk rindu mungkin akan gila dia.

" sudahlah aku ingin tidur saja". Akhirnya Ana tertidur pulas dan tidak tau kalau suaminya sudah pulang satu jam yang lalu. Dia saja dibangunkan oleh Rahman ketika disuruh mandi dan siap siap sholat.

Rahman yang pulang merasa tidak ada yang menjawab salamnya ia masuk rumahnya yang terlihat sepi. Ketika memasuki kamar melihat Ana tertidur pulas ia pun keluar kamar dan menonton TV. Memang dia sudah tidak sesibuk dulu karena sekarang ada Kak Dani yaitu sepupunya yang berada di cabang perusahaan ayahnya kini mereka menjadi satu perusahaan. Yaitu FO corp milik keluarga Firdaus yaitu Kakek Ayahnya Rahman dan Ayahnya Dani karena ayahnya Dani adalah saudara Ayahnya. Atau bisa dibilang pamannya Rahman. Memang Dani lebih tua dari nya 2 tahun dan sudah memiliki istri meski belum mempunyai anak.

"Aduhh nih gak bangun bangun pules banget tidurnya gak belajar apa dasar malas belajar ya". Gumam Rahman melihat istrinya sudah jam 4 sore belum bangun akhirnya ia memutuskan membangunkan Ana.

" dek bangun ayoh mandi sholat". Rahman mengguncang badan Ana tidak keras tapi berhasil mengusik tidur cantiknya.

"Apa sih mas ngantuk nih". Ucap Ana tak jelas.

" bangun sayang cepet mandi". Rahman menarik tangan Ana yang membuatnya terbangun malas.

"Iya iya bentar ngumpulin nyawa dulu biar sadar main tarik tarik aja". Protes Ana sebal.

" salah sendiri tidur udah kayak kebo gak bangun bangun". Ledek Rahman.

"Mas jahat ihhh sana keluar". Ana nendorong tubuh Rahman keluar kamarnya.

Ana memutuskan untuk mandi. Tidak lama hanya 15 menit ia keluar kamar mandi dan berganti dengan gamis warna hitam dan jilbab panjangnya. Ia sering dibelikan Rahman gamis warna hitam dan jilbab yang panjang sekali sampai hampir kaki nya.

" udah?".

"Iya mas".

Setelah mereka sholat, Ana memutuskan untuk belajar sekedar buka buka lembaran buku. Sangat malas ia rasanya bosan sekali. Ia akhirnya membuka handphone nya.

Safa
Bosen nih liat buku ehe :v

Raya
Sama duhh pengen bakar aja -_-

Safa
Gausah belajar nunggu hidayah dulu aja siapa tau bener semua wkwk :v

Ana F.
Wkwk sama nih aku aja baru bangun tadi ini rasa rasanya pengen tidur

Safa
Yaudah sana tidur aku mau stalk ig calon calon imamku

Raya
Dasar tukang ngayal😒

Ana memutuskan untuk menutup aplikasi whatsap nya dan membuka instagram untuk melihat qori qoriah favoritnya. Dia tidak menyadari ada Rahman yang masuk dan memperhatikan. Duh udah pasti kena marah karena gak belajar.

" baguss ya main hp trus". Rahman menyilangkan tangannya di dada.

Ana meringis sedikit takut " hehe abis bosen gak ngerti".

Rahman mendekati Ana "sini aku ajarin tapi harus diperhatikan dan seriusan kalau enggak males aku".

" iya iya ahh biasa aja mukanya gausah sok nyeremin". Ledek Ana.

"Serius an , cepet ayoh mana kamu yang gak bisa". Rahman sebenarnya sebal dengan Ana yang bercanda mulu.

" iya iya mas, nihh ajarin". Ana memperlihatkan halaman yang berisi soal soal dan masih kosong semua Rahman hanya geleng geleng melihat Ana.

Tak terasa sudah hampir magrib sejak habis asar ia diajari oleh Rahman sebenarnya ia tak bodoh bodoh sekali tapi karena ia malas sekali dengan matematika ya kadang ingat kadang lupa begitulah.

"Udah yukk mas sholat aku bosen ihh pusing aku mau panasin makanan trus kita makan aku mau wudhu dulu". Ana bicara tanpa titik koma membuat Rahman tambah sebal.

" iya biasa aja gausah cerewet aku tunggu ". Rahman meninggalkan Ana.

" kenapa ya mas Rahman tuh mulai cuek nya marah marah mulu taukk ahh mau nyiapin makanan aja sama wudhu". Akhirnya Ana beranjak dari ranjangnya dan menutup buku bukunya.

"Udah aku panasin sekarang mau wudhu dulu" ana menuju tempat wudhu di samping tempat sholatnya.

Sekarang Ana memasuki tempat sholat melihat Rahman membaca Al Quran dan suara nya tak kalah bagus dengan qori yang ia lihat di instagram. Lebih bagus dari taqy malik. Mirip dengan muzzamil. Merdu seperti ustadz syam. Wajahnya setampan salim bahanan. Menambah kesan terkagum kagum untuk Ana. Beruntung ia memiliki rahman walau mungkin belum dengan cintanya.

Imam SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang