30. Awal yang baru

9.9K 396 21
                                    

Tak sabar rasanya Ana ingin segera pulang memberitahukan bahwa ia sedang mengandung. Tak henti hentinya rasa syukur ia ucapkan.

"An aku tau siapa yang nabrak kamu". Ucap Raya membuat ana kaget.

"Haa.. beneran ya? Siapa". Tanya Ana penasaran.

"Hmm.. rio an aku lihat dia". Ucapnya ragu.

"Astaghfirulahh rio. Segitu bencinya ia hingga mencelakai ku". Ucap Ana kesal.

"Sudahlah an doakan saja dia dapat hidayah yuk kita pulang". Ajak Safa.

Ana PoV

Aku sudah sampai di rumah disana ada mamah yang sedang bersantai menonton TV.

"Mamahhhhhh". Teriakku begitu bahagia.

"Apa sih sayang salam dulu kek". Jawab mamah.

"Aku punya kabar gembira".

"Apa sayang? Kamu dapat apa?". Tanyanya padaku.

"Aku hamil mah.. ada Rahman Junior mah disini". Ucapku begitu haru.

"Alhamdulilah ya Allah nak. Jaga dia baik baik ya. Sebentar kenapa kepala mu diperban?". Tanya mamah khawatir.

"Tadi ketabarak mobil mah tapi gapapa kok. Oh ya mah tiap 2 minggu anterin aku periksa ya". Pintaku

"Siap sayang". Mamah mencium kepalaku.

Aku begitu bahagia sampai lupa mengabari bunda. Tapi ternyata mamah udah lebih cepet dari aku. Aku yang sedang istirahat pun kaget ketika tiba tiba bunda datang.

"Sayang.. ". Teriak bunda membuatku kaget.

"Bunda.. kok bunda kesini?". Tanyaku dengan mata yang masih mengantuk.

"Udah dilanjut tidur aja ya nak. Bunda mau ngobrol sama mamamu". Aku pun hanya mengangguk karena aku sudah sangat mengantuk.

Di dalam mimpi ku aku melihat mas Rahman tersenyum bahagia dan mengecup perutku. Ia berkata bahwa dia baik baik saja dan merindukanku.

Rasanya aku dipeluknya erat sekali. Melepas rindu yang kini melanda diriku.

"Astaghfirullah kenapa cuman mimpi?". Aku terbangun dengan mata yang basah penuh dengan air mata.

Sekarang pukul 15.30 aku segera bergegas mandi dan sholat asar.
Setelah sholat kulihat rumah sudah sepi seperti biasa hanya aku dan bibi.

Sudahlah akupun keluar menggunakan mobil menuju restoran.

"Gimana ada masalah?". Tanyaku pada karyawanku.

"Tidak kok bu".

Aku mendengar ada yang memanggilku.

"Nyonya Ana?".

Ternyata dokter yang kemarin memeriksa kandunganku.

"Dokter ya?". Tanyaku batinku kenapa ia bisa hafal dengan wajahku yang tertutup cadar.

"Iya nyonya Ana. Oh iya ini restoran mu?". Tanyanya padaku.

"Hmm.. iya dok tolong jangan panggil nyonya lagi, kenapa dokter bisa hafal dengan saya".

"Entahlah tapi melihat matamu saja aku sudah hafal bahwa itu kamu mbak".

"Jangan panggil mbak panggil Ana saja".

"Baiklah an.. aku ingin makanan paling enak disini".

"Kurasa semuanya enak".

"Ohh ya? Baiklah apa saja aku ingin makan".

Imam SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang