37. ujian?

9.9K 394 16
                                    

Ana PoV

Hingga saat ini bayang bayang laki laki itu masih memenuhi pikiranku. Bahkan aku tak benar benar yakin Rahman telah tiada. Namun ketika aku sudah ikhlas ia kembali lagi entah dalam wujud yang sama atau sebagai orang lain.

"Umiiiii......" suara anak kecil siapa lagi kalau bukan Ira. " umiiii.. ihh umiiii".

Aku tak sadar anakku sudah pulang. " aduhh putri umii sudah pulang kok gak salam sih".

"Umii dek ira udah salam umi diem aja kenapa?". Tanya anakku.

"Udah ya?.. maafin umi ya gak denger". Aku menggendong Ira dipangkuanku. "Adek dijemput abi?". Tanyaku padanya.

"Iya mi tapi abi katanya mau keluar sebentar". Titah Ira padaku.

"Iyaudah adek sudah sholat?".

"Cudah mi".

"Yaudah adek cuci tangan sama kaki habis itu tidur ya".

Setelah itu Ira pun pergi ke kamarnya. Sedangkan Fatih hari ini tidak pulang mungkin ia menginap di pesantren. Aku memang sengaja tidak membiarkannya tinggal di pondok namun ia boleh tidur disana selama ia mau. Pondok itu tidak jauh dari rumahku. Anak anakku semuanya sekolah disana.

Aku masih ingat aku dan mas Rahman pernah menyumbang untuk pembangunan pondok itu. Dan sekarang semua sudah bagus anakku pun sekolah disana.

Lagi lagi bayangan masa lalu menenuhi otakku. Terasa dalam diriku ada pertentangan antara aku harus melupakan dan dihatiku masih ada  rindu.

Dan kenapa juga mas Ferdi belum pulang. Kini rumah sudah sepi Ira tidur hanya tinggal aku yang masih resah gelisah memikirkan Rahman.

Aku takut jika ia kembali apa yang akan terjadi bahkan aku sudah menikah dan mempunyai anak bersama mas Ferdi. Apa yang akan ia perbuat padaku apakah Rahman kembali sebagai orang lain yang tak mengenalku sama sekali.

Bagaimana jika ia lupa ingatan dan tak mengenalku. Kenapa begitu banyak pertanyaan di dalam diriku. Oh Ya Allah bantu aku tenangkan hatiku.

Ana F
Mas kok belum pulang?

Sayang
21.02
Iya sayang sebentar nanti aku kasih kamu kejutan.

Ana F
Aku gak mau kejutan aku maunya mas pulang.

Sayang
21.06
Iya udah kangen ya atau ada maunya nih

Ana F
Aku pengen mas😋

21.15
Mas kok gak dibales?

21.20
Mas diperjalanan?

21.25
Hati hati ya mas cepet pulang😘

22.00
Kok belum nyampek mas dimana ?

22.10
Jangan main main mas ayo pulanh aku khawatir jangan kayak gini mas.

Aku sungguh khawatir bahkan tak ada balasan hingga malam larut aku takut terjadi apa apa. Sudah berkali kali ku telfon namun tak ada  jawaban hp nya pun sudah tidak aktif. Apa baterainya habis .

Hp ku berbunyi....

"Iya assalammualaikum".

"Waalaikumsalam maaf kami dari Rumah Sakit Medika Purnama".

"Ada apa ini kenapa ya?".

"Apakah anda keluarga bapak Ferdi?".

"Tentu saya istrinya"

"Tolong segera kemari bapak Ferdi sedang kritis akibat kecelakaan".

"Apa?? Astaghfirullah iya sus".

Air mataku pun jatuh begitu saja tanpa komando dariku. Aku tak kuasa menahan tangis astaghfirullah kenapa bisa begini  kenapa ya Allah ujian apa lagi ini.

"Halo bunda.."

"Iya assalammualaikum nak".

"Bunda tolong Ana bun.. ".

"Ada apa sayang kenapa kamu menangis".

"Mas ferdi bun.. kecelakaan aku mau kesana bunda ke rumah ya nanti aku titip Ira bun. Aku harus segera kesana bun".

Aku sengaja menghubungi bunda  karena kalau aku menghubungi mamah aku tak tega rumah mamah jauh apalagi sekarang Ira masih tidur kelamaan kalau menunggu mamah.

"Bibi.. aku keluar dulu tolong jaga ira". Aku meneriaki dari luar pintu kamarnya. Aku segera menaiki mobil sendiri untuk sampai di rumah sakit.

Aku pun sudah sampai dan langsung aku menemui administrasinya.

"Maaf apa ada pasien kcelakaan atas  nama Ferdi?".

"Oh yang baru saja ada mbak sekarang masih di UGD tolong penuhi administrasinya agar kami dapat menindak lanjuti".

"Lakukan yang terbaik". Aku segera memenuhi administrasinya dan mendatangi UGD.

Hanya air mata yang keluar hanya tangisan yang keluar di bibirku. Sesak kurasa aku bahkan tak sanggup berdiri rasanya begitu pusing.

"Mbak..."
Kudengar suara lirih memanggilku. Betapa terkejutnya aku setelah bangun aku berada di ruang rawat karena pingsan.

"Mbak ini sepertinya dari suami mbak sebelum suami mbak tidak sadarkan diri. Ia menitipkan ini kepada orang yang sudah menabrak suami mbak".

Aku membaca suratnya..

Sayangkuu.. kamu pasti kaget ya aku sengaja beli bunga dan kue untukmu.. ada kejutan lainnya nanti dibuka ya. Aku sangat menyayangimu. Selamat hari pernikahan yang ke 5 terimakasih telah mencintaiku. Telah menerimaku sepenuh hatimu. Kamu adalah wanita shalehah dan ibu terbaik sungguh Allah begitu baik mempertemukan kita berdua. Meski awalnya sulit namun tak pernah sekalipun kamu menyakitiku. Ana ukhibukafillah zaujati.

Suamimu tercinta

Seperti ditampar keras begitu sakit Ya Allah apalagi ini kenapa di hari pernikahan kami malah ia berbaring seperti ini.

"Suster siapa yang menabrak suami saya? Dimana dia?".

"Di depan ruang UGD mbak".

Aku langsung bergegas menemuinya. Dan ingin sekali aku marah padanya. Namun kehendak tuhan begitu menyakitkan. Apa lagi ini Ya Allah....

"Mas.... mas Rahman". Dan benar saja ia menoleh ia benar mas Rahman.

Sungguh sakitnya berkali kali lipat melihat suamiku kritis karena mas Rahman.

"Ana? Apa benar kamu ana?". Aku begitu kecewa padanya.

Aku membuka cadarku di  hadapannya.
"Kamu benar Ana. Aku merindukanmu".

"Aku membencimu".

*****

Alhamdulilah selesai juga part yang menyedihkan ini.

Imam SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang