2. pertemuan pertama

27.8K 1.1K 4
                                    

Sekarang jam setengah 7 , Rahman sudah sampai di kantor nya , dia memang type orang yang disiplin.

Tok tok tok...
Suara pintu yang diketuk dan menampilkan seorang karyawan yang masuk ke dalam ruangan Rahman.
"Iya ada apa?". Jawabnya dengan dingin tanpa ekspresi.

"Pak hari ini jadi ke SMK Pelita Bangsa, karena surat yang kita kirimkan sudah mendapat persetujuan untuk menjalin kerja sama". Jelas sekertaris nya.

"Baiklah nanti jam 10 kita akan kesana siapkan semuanya". Tetap sama raut wajah yang sulit ditebak dia sosok Rahman yang dingin dengan wajah Datar.

"Siap pak". Sekertarisnya yang mulai meninggalkan ruangannya.

Rahman memanglah sosok pria yang dingin dan cuek , dia yang hanya bisa tersenyum di saat saat tertentu dan orang tertentu. Dia akan tertawa lepas dengan orang yang sudah kenal dekat dengannya. Tapi bagi wanita yang menjadi karyawan Rahman adalah sosok laki laki idaman tak jarang dari mereka kagum dan menyikai Rahman. Namun siapa lagi kalau bukan Rahman dia tidak peduli dengan tatapan wanita di kantornya.

****

Diberitahukan kepada siswa kelas 12 silahkan memasuki aula karena akan ada sosialisasi dari perusahaan FO Corp

Itulah yang di dengar Ana , dengan malas mereka masuk aula dan duduk sambil menunggu orang yang akan memberikan ceramah panjang kali lebar, belum mulai saja ia sudah bosan.

"Silahkan masuk pak, beri tepuk tangan anak anak". Suruh seorang guru yang menjadi MC dalam acara tersebut.

" Perkenalkan nama saya Ferdian Rahman Firdaus , saya akan menjelaskan kenapa saya datang kesini , sebelumnya ada pertanyaan?". Rahman yang memperkenalkan dirinya kepada anak anak kelas 12.

Anak anak yang melihat Rahman tampak terkejut ada yang melongo, ada yang melamun ,sampai tidak berkedip karena menganggap Rahman sangat tampan, namun Ana yang ada di pojok depan ia menaruh kepalanya di tembok sambil menutupi wajahnya.

"Pak boleh minta nomer hp?"
"Pak sudah punya pacar?"
"Pak rumahnya mana?"

Itulah pertanyaan yang di dengar Rahman yang menurutnya sangat tidak penting untuk dijawab tanpa sengaja ia terfokus dengan gadis di pojok yang menutupi wajah nya bagaimana ia bisa tidur padahal sekitarnya ramai.

"Untuk kamu yang di pojok yang ditutupi mukanya". Tunjuk Rahman pada Ana.

"Hey an , bangun kamu dipanggil". Temannya yang membangunkan Ana.

"I..i..iya saya kenapa pak?". Tanya ana yang gugup karena ketauan tidur.

"Siapa nama saya ?". Rahman yang melihat gadis itu bingung.

"Gak..gak tau pak". Ana yang menjawab dengan polosnya.

"Nanti setelah ini temui saya". Entah kenapa Rahman tertarik dengan gadis polos itu.

Setelah Rahman menjelaskan dalam acara tersebut ia pun keluar dan

"Kamu ayo ikut saya". Ucap Rahman pada gadis itu.

"Iya pak". Ucapnya dengan wajah melas.

Setelah sampai di ruangan di dalamnya terdapat beberapa guru namun mereka meninggalkan mereka. Mereka tidak berdekatan karena Rahman tau batasan.

"Namamu siapa?". Tanya rahman dengan nada lembut.

"Sa.. Saya Ana pak". Ana yang gugup dan takut.

"Tidak perlu takut saya tidak apa apa kan kamu hanya peringatan saya tidak suka jika melihat ketika ada orang di depan tidak di hargai." Rahman yang mengatakannya tetap tanpa ekspresi.

"Iya saya minta maaf pak". Ucap Ana yang melihat Rahman tanpa ekspresi.

"Saya maafkan". Rahman yang hanya langsung meninggalkan Ana tanpa senyum sedikitpun.

****

Ana keluar dari ruang guru dan di depan sudah ada sahabatnya Safa dan Raya.
"Heh an, kamu tadi ditanya apa sama pak ganteng?". Ucap sahabatnya yang membuat Ana terkejut bisa bisanya sahabatnya bilang orang tadi ganteng.

"Haa..? Apaan pak ganteng , yang bener aja kamu fa ,?". Balas ana kepada sahabatnya.

"Emangnya kamu diapain sih an sama pak Rahman?". Tanya Raya padanya.

"Dia cuman tanya nama sama kasih peringatan katanya gak suka kalau ada orang di depan gak di perhatikan, emang anak sebanyak itu kurang buat merhatiin sampek sampek kurang perhatian dari aku?". Ucapnya sambil ngomel ngomel.

"Kamu jangan gitu an, nanti jatuh cinta baru tau rasa kan emang pak Rahman ganteng gitu". Ana yang mendengarkan sambil geleng geleng.

"Kamu PeDe banget an, pak Rahman pengen perhatian dari kamu , kamunya aja kali yang ngarep". Ucap raya sambil tertawa.

"Apaan sih kalian belain aja pak Rahman trus". Ana yang mulai kesal sama sahabatnya.

"Hehehe jangan ngambek dong , ayuk ke perpus kita kan bentar lagi ujian ayok belajar". Ajak raya.
"Nah gitu baru bener ayok". Ana yang menggandeng dua sahabatnya.

Setelah mereka selesai pinjam buku mereka pergi ke kantin.

"Eh an, gimana kabar mantan kamu rio?". Tanya safa

"Udahlah 2 tahun udah berlalu , toh aku juga udah lupa". Ana yang menjawab masih sambil minum es.

"Syukur deh kamu udah gak dendam lagi". Ucap raya sambil menyenggol tangan Ana.

"Aku tuh gamau pacaran aku pengen nikah muda aja". Ucap Ana polos.
"Hah? ". Jawab raya sama safa barengan.
"

Emang kamu yakin?". Safa yang menatap Ana dengan perasaan bingung.

"Ya tentu saja aku sangat yakin". Ana yang sambil meringis memperlihatkan senyum manis nya.

"Emang segitu inginnya ya kamu nikah muda". Ucap sahabatnya Safa sambil terkejut.

"Ya iya daripada pacaran mending nikah muda". Dengan penuh percaya diri

"Udah gak pengen kerja mau jadi ibu aja ya kamu an". Raya yang terkekeh melihat wajah Ana.

"Gapapa ya an , biar jadi umud". Jawab safa sambil tertawa.

"Apa umud ? Apaan tuh?". Ana yang bingung dengan ekspresi yang menurut sahabatnya lucu.

" UMI MUDA". kedua sahabatnya yang menjawab dengan barengan membuat Ana menjitak kedua kepala mereka dengan kesal.

Kringg..

Bunyi bel yang berbunyi menandakan mereka harus masuk kelas

Gimana ? Kasih komentar ya

Imam SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang