Seberat apapun ini aku hanya bisa berserah diri. Bersedih terlalu lama tak akan mengembalikanmu padaku. Semoga saja kita berjumpa di surga.
Hari ini sudah 7 hari Ana di rumah sakit. Ia baru bisa makan dan minum kemarin. Kondisinya agak membaik namun bekas lukanya ada di mana mana. Kakinya masih diperban kepalanya juga. Dan hatinya masih dalam kehancuran.
Hingga hari ke 7 Rahman belum ditemukan dan tidak ada kabar akan dirinya. Ikhlas itulah yang harus Ana lakukan. Mungkin Allah lebih sayang Rahman.
"Mah.. aku pengen pulang". Pinta Ana.
"Sabar sayang kamu baru siuman juga. Kamu harus sembuh sayang". Jawab mamanya.
"Aku pengen pulang mah.. aku pengen ngelupain kenangan ku disini". Ana sangat memohon.
"Istighfar nak. Minta bantuan sama Allah jangan seperti ini".
"Hmm.. iya ma".
Ana masih berada di Aceh karena setelah kecelakaan ia harus dibawa ke rumah sakit terdekat. Dan selama itu Ana belum bangun juga.
Sekarang ini keluarga Rahman masih di Aceh menunggu kabar dan keadaan Ana agar bisa diajak pulang. Dan kini mereka sudah ikhlas kalau Rahman tidak di temukan.
Mungkin satu minggu lagi mereka akan pulang ke Bandung.
"Bun, kita ke rumah sakit yuk liat mbak ana". Ajak Rahma.
"Iya nak. Bunda sampai lupa kalau ana lebih terpukul dengan semua ini".
"Bunda kita harus kuatin mbak Ana. Lihat saja kondisinya sekarang sangat buruk".
"Sudah siuman atau belum Ana?".
"Alhamdulilah kemaren sudah siuman bun".
"Yaudah bunda siap siap dulu".
Akhirnya bunda kini bersiap akan menengok Ana dengan Rahma. Mereka pun segera menuju rumah sakit yang Ana tempati.
Mereka pun sampai di kamar rawat Ana.
"Nak, ini bunda". Ujarnya sambil mengelur kepala Ana.
"Bunda.. bunda gapapa kan?". Ana sontak bangun.
"Harusnya bunda yang nanya ke kamu nak".
"Ana baik baik aja bunda liat ana udah bangun". Katanya sambil tersenyum.
"Kamu jangan nutupin kesedihanmu nak bunda tau kamu sekarang hancur". Ia tau kalau Ana hanya berpura pura tersenyum bahagia. Ia pun memeluk ana dan mengelus kepala Ana.
"Enggak bun aku gapapa". Ucapnya bohong menahan tangis di matanya.
"Tatap bunda nak, menangislah tak apa". Ia menganggkat dagu ana agar menatapnya. Dan benar saja Ana tidak bisa menahan kesedihannya.
Ana pun menangis sejadi jadinya.
"Kamu dengerin bunda nak, menangislah sepuasmu tapi jangan kau salahkan takdir nak. Allah lebih sayang Rahman Allah ingin cepat bertemu Rahman. Kamu harus berdoa semoga saja dia masih ada di dunia dan kalian bisa dipertemukan kembali. Kalaupun kalian tak bisa bertemu di dunia. Minta sama Allah agar dipersatukan di surga". Titah bundanya.
"Hikkss..hikss... iya bun aamiin".
Dokter pun masuk memeriksa keadaan Ana sekarang.
"Ibu Ana keadaan anda membaik mungkin lusa sudah bisa pulang tolong jangan banyak pikiran ya. Karena kondisi ibu belum stabil sepenuhnya". Ucap dokter itu.
"Iyaa dok makasih".
Kini Ana hanya ingin cepat pulang saja ia ingin bertemu sahabatnya dan menceritakan segala kesedihannya.
Ana menghubungi sahabatnya dengan ponsel barunya. Karena ponselnya hilang saat kecelakaan.
Ana f.
Assalammualaikum safa, ini aku ana maaf nomorku baru. Aku baru dapet musibah.Safa
Kamu beneran an? Astaghfirullah kamu sekarang di rumah sakit mana aku mau kesana.Ana f.
Aku di Aceh fa. Mungkin 1 minggu lagi aku pulang. Dijawab dulu dong salamnya.Safa
Wa'alaikumussalam warrahmatullah. Sampai lupa aku saking sok nya.Ana f.
Aku gapapa jangan khawatir gitu dong. Tunggu aku pulang ya miss you.Safa
Miss you to😢Ana membaca balasan Safa pun langsung menutup handphone dan kembali berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Surgaku
SpiritualANA FARIDHATUL HASAN. Seorang anak dari keluarga Muhammad Hasan ,laki laki yang terkenal sukses dalam bisnisnya. Ana adalah anak pertama dari 2 bersaudara, dia adalah gadis yang ber cita cita menikah muda. FERDIAN RAHMAN FIRDAUS. seorang laki laki y...