19. Bertahan atau Lari ?

13.4K 492 8
                                    

Jangan pergi, sebab pergimu menghancurkan duniaku

Rahman~

"Aku harus bagaimana lagi kenapa seakan mas Rahman membenciku apakah ini semua akhir rumah tanggaku, belum genap sebulan rasanya sudah akan runtuh aku harus bagaimana apakah aku harus minta maaf bukannya aku yang harusnya marah karena ia tak peduli bahkan sekarang aku di rumah sakit saja ia tak datang, kenapa harus sahabatku yang ada ketika aku hancur tapi mas rahman pergi jauh ninggalin aku". Tangis nya pecah sambil bercerita betapa pedihnya ia sekarang hanya sahabatnya Safa yang kini mendampinginya.

"Sudah an, jangan seperti ini kamu udah ngabarin dia kan? Kamu tunggu aja dia kalau kamu ada masalah di selesaikan baik baik ya, aku gak tau masalahmu dan kenapa bisa berhubungan dengan pak Rahman tapi aku gamau maksa kamu untuk cerita setelah kamu siap untuk bercerita aku akan selalu ada an" jelas Safa untuk menenangkannya ana. "Kamu harus kuat sahabatku" safa mengelus kepala Ana untuk menguatkannya.

Tadi nya Ana merasa dirinya kuat untuk memasak di rumah tapi kepala nya begitu sakit dan dadanya sesak hingga ia bingung harus menelfon siapa. Untungnya pesan terakhir dari safa tanpa lama lama Ana meminta tolong safa untuk datang ke rumahnya. Ana sudah tidak tau apakah Safa terkejut dengan semua ini ataukah bertanya tanya kenapa ada banyak foto Rahman dan dia dirumahnya. Tapi Safa adalah orang yang baik hingga ia tak pernah memberatkan sahabatnya.

***

Rahman tertidur di ruang kantor ia enggan pulang ke Rumah setelah tau Ana seperti itu. Ada rasa kecewa mendalam di hatinya ia mematikan HP nya tak peduli akan apa yang terjadi pada istrinya.

Rahman merasa hatinya hancur melihat Ana yang nyatanya tak sebaik apa yang ia pikirkan. Ingin mengusir perasaan itu tapi nyatanya syetan lebih berhasil merasuki pikiran buruk di dalam pikiran Rahman.

Hingga subuh tiba ia hanya sholat subuh dan kembali ke tempat kerja. Hanya ada satpam di kantornya suasananya sepi. Ia merasa lapar dan meminta satpam untuk membelikannya bubur.

"Pak satpam tolong belikan bubur ayam ya" pinta Rahman pada  satpam itu.

Satpam itu mengambil uang yang disodorkan Rahman "siap pak".

"Beli untuk kamu juga ya". Satpam itu langsung tersenyum.

"Terimakasih pak". Rahman kembali ke tempat kerjanya ingin rasanya ia pulang tapi ingat kejadian itu ia merasa sakit hati.

Rahman memeriksa ponselnya tapi ternyata baterai nya habis. Ia pun men charger ponselnya. Ia tak ingin memikirkan hal hal lain lagi.

Beberapa saat kemudian satpam itu datang membawa bubur ayam. Rahman memakannya dan dilihat sudah jam 8 jelas banyak karyawan yang sudah datang. Setelah makan ia memeriksa ponselnya dan benar saja banyak panggilan dari Ana dan juga pesan.

27 panggilan tidak terjawab dan 5 pesan.

Istriku
-mas kenapa belum pulang ?
Kemarin 22:00
-mas pulang ya aku gak enak badan
Kemarin 22:25
-mas aku gak bisa tidur kepala ku pusing
Kemarin 00:00
-mas aku gak kuat mau pingsan
05:30
-mas aku di rumah sakit medika purnama datang ya mas :)
07:30

"Astaghfirullah bodoh sekali aku, kenapa aku membiarkan istriku sendirian meskipun dia salah tapi tak sepantasnya aku membiarkannya dia tanggung jawabku dasar aku bodoh". Rahman merutuki kesalahannya sendiri dan bergegas untuk pergi menjenguk Ana.

Rahman menyerahkan tugas hari ini pada sekretarisnya.

"Tolong urus semua berkas saya, saya sedang ada  masalah dan tidak tahu nanti bisa kembali kesini atau tidak". Perintahnya pada sekretarisnya dengan tergesa gesa.

"Iya pak".

***

"An makan dulu ya" pinta Safa pada  sahabatnya yang kehilangan semangat dan hancur.

"Gak mau fa, gak pengen makan". Balas Ana begitu lemas.

"Jangan kayak gini dong An, nanti kondisi mu akan lebih parah kata dokter kamu kena tipes dan magh". Jelas Safa membujuk Ana "makan ya  an, jangan kayak gini terus... aaa". Safa menyuapi Ana meskipun hanya sedikit.

Ana menggenggam tangan Safa "makasih ya fa sudah ada disampingku dan mengerti aku, maafin aku belum bisa cerita semua ini dari kamu tapi kamu sahabatku yang baik fa jangan lupa kabarin Raya ya, kamu boleh pulang fa pasti kamu dicariin mama mu aku udah bisa sendiri kok".

"Kenapa kamu gak cerita sama orang tua mu an? Kenapa mama mu tidak kesini ?". Tanya safa heran.

"Gabisa fa mama gak boleh tau ini urusanku dengan mas rahman aku harus bisa selesaikan". Jelas Ana pada sahabatnya.

"Yaudah aku duluan ya An, nanti aku kesini lagi sama Raya". Pamit Safa sambil mencium kepala sahabatnya. Ia tau sahabatnya menyembunyikan kepedihannya.

Safa pun keluar dari ruangan tak sengaja ia bertemu Rahman tapi Rahman tak mengenal Safa sama sekali terlihat Rahman begitu cemas dengan dasi yang tak karuan dan jas yang terbuka.

"Assalammualaikum". Ucap Rahman meskipun ia cemas namun ia masih saja kecewa.

"Wa'alaikumussalam warrahmatullah, mas sudah disini?". Ana merasa senang Rahman masih peduli.

"Seperti yang kamu lihat". Jawab Rahman dingin membuat hati Ana bertambah sesak. "Kamu sakit apa? Kenapa kamu gak bisa jaga diri, baru satu hari aja udah kayak gini. Gimana aku bisa ninggalin jauh jauh banyak kerjaan yang harus aku selesaikan sedangkan kamu masih saja menjadi bocah manja".

Perkataa Rahman benar benar menyakiti Ana, bukannya menguatkan malah menghancurkan.

"Jika mas emang gak niat lihat aku gausah kesini aku bisa kok sendiri". Jawab Ana memalingkan wajahnya.

"Iya aku tau kamu akan ditemani sama laki laki yang kerumah kan? Sudah kuduga cinta lama mu akan menghampirimu mengembalikan dirimu yang dulu". Jawab Rahman dengan kesal.

Ana bangun dari ranjangnya karena ia tak terima Rahman menghinanya. "Maksud mas apa? Apa aku di mata mas begitu hina hanya dengan tau masa lalu ku? Apa aku hanya wanita murahan mas haa? Apa salahku kepada mas membuat mas benci begitu burukkah aku?" Ana berkata sambil menangis sesenggukan.

"Lalu menurutmu bagaimana kalau seorang istri pergi berdua dengan laki laki lain? Disebut apakah?" Ucap Rahman tanpa melihat Ana.

Ana kaget ternyata kemarin Rahman melihatnya diantarkan Rio namun bukan salahnya juga ia juga berdua an dengan wanita lain

"Lalu disebut laki laki apakah yang berdua an dengan wanita lain dibawakan makanan wanita lain haa". Rahman terkejut tak mengerti apa yang dimaksud Ana.

"Maksudmu apa? Wanita siapa?". Rahman mulai marah dan kesal.

***

Alhamdulillah udah selesai nih part yang ini kira kira siapa ya wanita itu? Enaknya dia masa lalu Rahman atau cuman salah paham?

Jangan lupa vote coment nya

Imam SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang