16 - Kemarahan Rendy

2.5K 107 1
                                    

Happy reading^-^

Setelah beberapa menit, Thalia keluar dari kelas untuk ke kamar kecil. Sesampainya disana, ia langsung merasakan seseorang yang menarik rambutnya dengan kasar.

"Apa-apaan sih?!" bentak Thalia yang masih tidak bisa melihat orang itu,

"Lo yang apa-apaan!" ketusnya.

Thalia mengerutkan dahinya ketika mendapatkan 4 wanita dengan rambut terurai, rok diatas lutut bahkan lebih pendek, dan sepatu yang memiliki heels. Wanita itu juga memakai polesan make-up yang cukup tebal. Thalia hanya mengenali satu dari mereka, Michell.

"Heh, b*tch! Lo nggak usah sok polos deh didepan orang-orang!" ujar salah satunya,

"B*tch? Bukannya kalian yah yang b*tch?"

Plakkk

Thalia memegangi pipinya yang terasa panas. Baru saja, salah satu wanita menamparnya dengan keras. Thalia mendengus lalu tertawa pelan.

"Ada yang lucu?!"

"Maksud kalian ngelabrak gue karna apa sih? Perasaan gue nggak pernah ganggu hidup kalian," ujar Thalia dingin,

"Nggak ganggu?! Lo denger yah baik-baik! Lo itu udah deket sama Rendy, gue nggak bakal segan-segan buat ngelakuin sesuatu sama lo! Rendy itu cuma punya gue!" bentak Michell sambil menunjuk Thalia,

"Udah jadian?" tanya Thalia dingin sambil mengangkat satu alisnya.

Michell bungkam, ia tidak bisa menjawab. Thalia hanya terkekeh lalu memutar bola matanya.

"Lo juga udah deketin Zaky! Perlu lo tanam di otak pinter lo itu kalo Zaky milik gue! Cuma gue!" bentak wanita yang tadi menamparnya,

"Lo itu emang murahan yah? Udah deketin Zaky, terus deketin Rendy. Besok siapa? Fian? Rafi?" tanya salah satu dari mereka,

"Selesaiin dia!" suruh Michell.

Kemudian satu guyuran air dari gayung berhasil membasahi tubuh Thalia. Ia hanya bisa diam, berharap ada yang membantunya.

"Lo cantik banget sih! Jadi iri gue!" ujar Michell sambil mengelus pipi Thalia.

Plakkk

Tamparan lain mendarat di pipi Thalia. Thalia bisa saja memberontak, tapi entah mengapa tenaganya benar-benar berkurang. Kemudian, salah satu dari mereka mendekat.

"Kaki lo mulus banget! Putih juga," ujarnya.

Tangan Thalia diikat ke belakang dan mulutnya dilakban.

"Mpp!!!!! Rgghh!!!!" Thalia meringis kesakitan.

Cairan merah sudah memenuhi lantai kamar kecil tersebut. Baru saja, betis Thalia disayat menggunakan silet yang tajam.

Dasar psikopat! -batin Thalia

Thalia hanya bisa menangis dalam diam. Memandangi mereka yang tengah menyiksanya. Berdoa agar ada seseorang yang menolongnya dalam situasi yang sadis ini.

Mereka pun memberhentikan aksinya dan mencuci tangan mereka. Sedangkan Thalia? Ia hanya bisa meringis kesakitan.

"Kalo lo sampe bilang-bilang ke orang, kita nggak bakal segan buat nyiksa lo lebih sadis lagi!" bisik Michell kemudian meninggalkan Thalia.

Ia juga mengunci pintu agar tak ada yang melihatnya. Wajah Thalia sangat pucat, ia sudah kehabisan banyak darah. Ia pun jatuh tergeletak dilantai dengan darah yang masih mengalir.

~oOo~

"Udah 25 menit lebih Thalia nggak balik!" gumam Novi memandang cemas jam dinding kelasnya, "Kok perasaan gue nggak enak, sih?" gumam Novi lagi yang terlihat makin cemas,

[✔️] THANDY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang