Happy reading^-^
Dengan cepat, Thalia dilarikan ke rumah sakit. Ia segera didorong dengan banker kecil beroda ke arah ruang UGD. Rendy memejamkan matanya sejenak. Lagi-lagi, air matanya keluar. Tak hentinya ia memanggil-manggil nama Thalia.
Ia juga sudah memberi kabar kepada Ayahnya. Kabar buruknya adalah, Al dan Mery sudah bertanya kemana perginya Thalia. Karena ini memang sudah sangat lewat dari jam pulang Thalia. Fernandez hanya beralasan bahwa Thalia dibawa oleh Rendy untuk berjalan-jalan.
Namun, apa yang akan ia katakan lagi nanti?
"Huft.."
Tak lama kemudian, orang tua dan teman-temannya pun datang.
"Astaga, Rendy!" pekik Lidya cemas saat melihat luka di bagian kening Rendy.
"Nggak papa, Ma," ujar Rendy tenang.
"Gimana kondisi Thalia? Waktu kamu nemuin dia gimana?" tanya Fernandez.
Rendy pun bingung harus menjawab apa.
"Rendy?" panggil Fernandez lagi.
"Eh, em.. Iya, Pa,"
"Keadaan Thalia gimana?" tanya Fernandez lagi.
Baru saja ingin menjawab, Dokter pun keluar.
"Dok! Gimana kondisi Thalia, Dok?!" tanya Rendy kembali panik dan cemas.
"Kondisinya sangat buruk. Ia kehilangan banyak darah. Benturan keras juga dapat mempengaruhi otaknya, mungkin ia akan mengalami amnesia," ujar Dokter itu.
"Ta-tapi, dia saat ini masih amnesia, Dok. Dia pernah kecelakaan," sahut Novi.
"Kalau begitu berarti ada peluang untuk ingatannya kembali normal. Tapi, ia masih harus diberi perawatan selama beberapa hari kedepan sampai kondisinya membaik," ujar dokter itu lagi.
"Boleh kita lihat dia, Dok?" tanya Rendy.
"Silahkan. Tapi, mohon untuk tidak membuat kegaduhan. Pasian masih sangat lemas." jawab dokter diangguki oleh Rendy.
Dengan langkah gontai, Rendy memasuki ruangan Thalia perlahan-lahan. Mengamati gadisnya yang tengah terbaring lemah dengan banyak alat-alat medis disekujur tubuhnya.
Tak lupa dengan perban yang menutupi bekas sayatan-sayatan itu. Kepalanya juga ditutupi dengan perban. Rendy pun mendekatinya. Ia duduk di kursi yang terletak disamping bangker Thalia. Menggenggam tangannya yang dingin lalu mengecup punggung tangannya.
"Kok diperban semua, Ren?" tanya Lidya kepada Rendy.
Rendy pun menceritakan semuanya dari awal hingga akhir dengan rinci. Laxton dan Novi yang tidak ada saat itu terkejut sama seperti Lidya dan Fernandez.
"Dua sepupu gue ngelakuin itu?! Fuck! Nggak nyangka gue!" ujar Laxton merasa sangat kecewa. Ia mengacak rambutnya frustasi lalu keluar dari ruangan itu.
"Gue pikir Michell udah berhenti nyakitin Thalia," lirih Novi sambil meneteskan air mata.
"Papa benar-benar kecewa sama anaknya Verlo," ujar Fernandez.
Ya benar. Anak Verlonie yaitu Zaky. Ia-lah yang menyusun rencana itu bersama dengan Michell. Mereka benar-benar tidak tahu bahwa sebenarnya, Michell adalah sepupu Zaky.
Selanjutnya, Novi keluar entah kemana.
"Kayaknya, Papa udah harus kasih tau semuanya ke orang tua Thalia," ujar Fernandez membuat Lidya dan Rendy menoleh kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] THANDY STORY
Roman pour Adolescents[COMPLETED] [Higest Rank : #1 on anakremaja • #1 on hancur]Thalia. Rendy dan cerita mereka. Mulanya, Thalia hanyalah siswi baru di SMA Pelita Bangsa. Namun, Ia dikenal setelah mendapat penghargaan kemenangan olimpiade bersama cowok idaman SMA itu. N...