30 - Tetap Bersamaku

2.1K 87 0
                                    

Happy reading^-^

Thalia tersenyum simpul melihat seorang wanita cantik yang berada didepannya itu.

"Tha, ini Shanin. Sha, ini Thalia." ujar Rendy. 

Mereka pun saling berjabatan. 

"Ini siapa, Ren?" tanya Thalia kepada Rendy.

"Temen lama," jawab Rendy kemudian melirik Shanin.

"Ooh.. Aku Thalia, pacarnya Rendy," ujar Thalia tersenyum.

"Shanin, temen lama Rendy."

Setelah berbincang-bincang, Rendy pun mengajak Thalia pulang. Mereka pun meninggalkan Shanin yang masih berdiri disana. 

Selama perjalanan, mereka terdiam. Tak lama kemudian, motor itu sudah sampai di depan gerbang rumah Thalia. Thalia pun turun.

"Masuk gih," ujar Rendy.

"Besok dijemput nggak?" tanya Thalia.

"Dijemput dong, sayaaang..." ujar Rendy sambil mencubit pipi Thalia.

"Yaudah, kalo gitu sampai ketemu besok," ujar Thalia.

Baru saja Thalia melangkah ke gerbang, Rendy mencekal tangannya. Thalia berbalik. Rendy mematikan mesin motornya dan turun dari motor. Dia langsung memeluk erat gadisnya itu. Ia sangat tidak ingin jika gadisnya pergi. 

Merasa ada yang tidak beres, Thalia melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi Rendy.

"Kamu nggak papa, kan?" tanya Thalia.

Dimata Thalia tersirat kecemasan. Rendy menggenggam kedua tangan Thalia itu dan menurunkannya. Tangan mereka masih bersatu.

"Asalkan kamu tetap disamping aku, aku nggak akan kenapa-napa," jawab Rendy.

Sekarang, giliran Rendy yang menangkup pipi Thalia. Rendy memajukan wajahnya dan..

Cup

Satu kecupan manis mendarat dikening Thalia. Thalia tersenyum dan kembali memeluk Rendy.

"Aku bakal tetap disamping kamu kok,"

"Janji nggak nih?" tanya Rendy.

"Janji," ujar Thalia sambil melepaskan pelukannya.

"Yaudah masuk. Langsung istirahat yah," ujar Rendy diangguki oleh Thalia.

"Kamu jangan ngebut yah," ujar Thalia.

"Siap, bos!"

Thalia terkekeh, "Good night, Rendy," lanjut Thalia.

"Good night, princess."

~oOo~

"Yang udah jadian mah beda," ujar Alfian.

"Jomblo mah sirik," tambah Rafi.

"Lo juga jomblo, ogeb!" 

"Lah biarin,"

"Stt! Berisik banget sih lo pada! Pindah sana! Ganggu aja," sebal Rendy.

Rafi pun menjitak kepala Alfian. Alfian kembali menjitaknya. Rafi menjitaknya lagi. Dan begitu seterusnya.

"Jitakan aja terus sampe doraemon jadi harimau," ejek Novi.

"Emang bisa?" tanya Alfian serius.

"Ya nggak bisalah, geblek!"

"Lo gembel!"

"Gue ganteng!"

"Diem atau kalian gue bakar idup-idup?" ancam Rendy dengan mata tajamnya.

"Eh, nggak bos. Ampun."

Setelahnya, seorang lelaki pun datang ke meja mereka.

"Ngapain lo?" tanya Rafi merasa tidak bersahabat.

"Santai, bro. Gue cuma mau ikut makan disini. Udah penuh, nggak papa kan?" tanya Reyfath.

"Nggak papa kok," jawab Thalia.

"Thanks, Tha"

"You're welcome."

Mereka pun terdiam. Reyfath yang dari tadi makan seraya memandangi Thalia membuat Rendy mengerutkan dahinya. Apa Reyfath masih memiliki perasaan dengan Thalia? Entah. Karena merasa risih pacarnya dilihati seperti itu oleh lelaki yang predikatnya adalah mantan pacarnya membuat Rendy menegurnya.

"Makan, makan aja. Nggak usah ngeliatin pacar gue kayak gitu," tegur Rendy membuat Reyfath membuang pandangannya dari Thalia.

"Hayo loh...."

"Diliatin aja marah. Gimana kalo dipeluk yah?" bisik Alfian kepada Rendy.

"Mau gue bakar beneran lo?!"

"Ren.. Udah." ujar Thalia lembut.

Rendy mendengus pelan. Ia pun menarik Thalia dari sana dan langsung pergi.

"Wajar. Takut banget kehilangan Thalia." ujar Alfian.

Rendy dan Thalia berhenti di rooftop. Tempat dimana mereka terikat dalam cinta.

"Kamu kenapa sih?" tanya Thalia.

"Duduk,"

"Kenapa?" tanya Thalia setelah mendudukkan dirinya.

"Aku nggak suka aja kalo kamu itu diperhatiin sama cowok lain selain aku!" ujar Rendy.

Memang. Semenjak pacaran, Rendy menjadi berubah. Ia selalu memarahi cowok -cowok yang memperhatikan Thalia. Apalagi mendekatinya. Bisa dibilang, Rendy menjadi sedikit posesif.

"Percuma. Aku cintanya cuma sama kamu kok," ujar Thalia.

Rendy pun tersenyum lebar. "Aku sayang kamu, Tha. Jangan pernah tinggalin aku," ujar Rendy.

"Aku juga sayang kamu. Kamu juga nggak boleh tinggalin aku," ujar Thalia.

Rendy menarik gadis itu kedalam dekapannya. Memeluknya erat. Mengecup puncak kepalanya.

Tiba-tiba...

Drrtt.. Drrtt..

Rendy merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Tertera nama seorang wanita yang sedang menelponnya. Namun, Rendy mengabaikannya dan kembali menaruh ponselnya.

"Kok nggak diangkat?" tanya Thalia.

"Nggak penting," jawabnya.

Drrtt.. Drrtt..

"Angkat aja, siapa tau penting,"ujar Thalia.

Rendy pun mengangguk dan menjauh. Thalia hanya bisa memandangi punggung Rendy. 

"Halo, Rendy. Bisa ketemuan? Aku kangen,"

.

30 PART:))

MAKASIH BANYAK UNTUK READERS THANDY. WALAUPUN JARANG MUNCULIN DIRI, TETEP AJA PEMBACA. NGGAK KERASA BANGET HUHUHUHU...

Pendek? Ya maap,- Lg nggk ada ide_- Nggk mood jg

VOMMENT?;")

TBC..

[✔️] THANDY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang