Happy reading^-^
Wanita itu akhirnya terbangun dari tidurnya. Ia meregangkan otot-ototnya dan beralih ke kamar mandi. Setelah itu, ia turun ke bawah. Hari sudah hampir malam. Ia kembali memandangi ponselnya yang kosong.
Ia kembali mengirimkan pesan. Namun, tetap saja tidak ada respon. Karena sudah tidak tahan, Thalia pun menelpon Lidya, Ibu Rendy.
Tak lama kemudian, Lidya pun mengangkat teleponnya.
"Halo, Tante?"
"Thalia.. Iya, nak? Kenapa?" tanya Lidya diseberang sana.
"Rendy-nya ada Tante?" tanya Thalia to the point.
"Rendy? Bukannya sama kamu? Dia belum pulang-pulang juga tuh," jawab Lidya.
Thalia menelan saliva-nya, "Gimana ceritanya, Tan?"
"Tadi pagi, dia udah siap ke sekolah tapi mau jemput kamu dulu. Dia juga bawa baju ganti. Katanya, mau jalan sama kamu. Tante pikir kalian masih sama-sama," ujarnya kemudian.
Thalia menghela napas, "Yaudah, makasih, Tan," ujarnya lesuh.
"Memangnya ada apa, Tha?" tanya Lidya.
"Nggak papa, Tan. Kalo Rendy pulang, kasih tau aja kalo Thalia tadi nelpon." ujarnya kemudian langsung memutuskannya secara sepihak.
.
Lelaki itu pun menjambak rambutnya frustasi. Menyenderkan kepalanya di jok mobil dan memejamkan matanya. Ia kembali menatap ponselnya yang penuh dengan retakan. Setelah wanita yang ia antar sudah masuk ke dalam rumahnya, Ia pun beranjak dari sana.
Ingin menemui gadisnya, ia pun menuju ke rumahnya tanpa pikir panjang. Ia yakin gadisnya sangat merindukannya. Entah sudah berapa banyak notif darinya yang tidak bisa ia respon karena kondisi ponselnya itu.
Ia cukup khawatir dengan keadaan gadisnya itu. Ia pasti mencemaskan dirinya karena tidak memberi kabar sama sekali.
"AGH! BODOH BANGET SIH GUE!" pekiknya sambil memukul stir mobil.
Ia melirik spion tengah yang memperlihatkan sebuah buket bunga untuk gadisnya yang tidak sempat ia berikan. Bunga itu sudah sedikit layu dan robek karena jatuh dijalanan. Namun, ia mengangkat sudut bibirnya dan menepikan mobilnya.
Ia langsung memasuki toko bunga dan membeli sebuket bunga yang indah untuk sang pacar yang sangat ia rindukan itu. Setelah itu, ia langsung menuju ke rumah sang gadis.
Sesampainya disana, ia membuka gerbang rumah itu dan kemudian memencet bel. Tak lama kemudian, seorang gadis dengan mata sembab pun membuka pintu. Betapa kagetnya gadis itu ketika melihatnya berdiri dengan sebuket bunga.
"I miss you," lirih lelaki itu.
"Kamu dari mana aja?!" bentak wanita itu yang tidak lain adalah Thalia.
Thalia langsung memukul lengan Rendy hingga ia meringis kesakitan.
"Kan udah bilang ada urusan," jawab Rendy lalu terkekeh.
"Kok ketawa?!"
"Kamu abis nangis? Saking kangennya gitu?" goda Rendy lagi.
Thalia mendengus lalu hendak menutup pintu lagi. Namun, ditahan oleh Rendy.
"Nyona Georgino, aku boleh masuk nggak?" tanya Rendy tersenyum senang.
Thalia pun membuka pintunya lebar-lebar dan masuk diikuti oleh Rendy. Mereka pun duduk di sofa ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] THANDY STORY
Teen Fiction[COMPLETED] [Higest Rank : #1 on anakremaja • #1 on hancur]Thalia. Rendy dan cerita mereka. Mulanya, Thalia hanyalah siswi baru di SMA Pelita Bangsa. Namun, Ia dikenal setelah mendapat penghargaan kemenangan olimpiade bersama cowok idaman SMA itu. N...