57 - Kehilangan

1.8K 85 3
                                    

-VOTE-COMMENT-ENJOY-

"Apaan sih lo?!" ketus Rendy lalu menepis tangan wanita itu.

"Ih! Kasar," ujarnya.

"Kamu siapa?" tanya Fernandez.

"Saya pacarnya Rendy," jawabnya.

"WHAT?! Nggak! Lo bukan siapa-siapa gue!" celetuk Rendy.

"Saya pacarnya Rendy, Om, Tante," ujarnya lagi. "Ini udah saatnya kita kasih tau semuanya ke mereka, Ren. Aku udah nggak bisa sembunyi-sembunyi lagi," ujarnya.

"Apa-apaan sih?!"

Thalia pun berdiri. Menahan air matanya yang sebentar lagi terjun. Ia pun hendak pergi, namun tangannya dicekal.

"Tha! Apa yang dia bilang itu nggak bener!" ujar Rendy.

Thalia menghempaskan tangan Rendy lalu berbalik, "Sama kayak yang lo bilang barusan, kan?!" bentak Thalia.

Ya, air matanya sudah turun. Deras juga. Baru saja, Rendy mengatakan bahwa dirinya sangat sayang kepada Thalia. Tapi, apa semua ini?!

"Tha, dengerin aku dulu," ujar Rendy.

"Apa lagi, hah?! Omongan kosong lo itu?! Kebohongan lo itu?! Gue emang pernah bodo banget ngasih lo kesempatan padahal lo udah nyakitin hati gue! Dan, seharusnya gue nggak jatuh di lubang yang sama!" gerutu Thalia.

"Tha, please,"

"Iya, please nggak usah nemuin gue lagi! Jangan ganggu gue lagi! Anggap aja kita nggak pernah sama-sama, bahkan kita nggak pernah kenal sekalipun!" ujar Thalia.

"Thalia, dengerin aku dulu! Aku mau kita omongin ini baik-baik! Aku say-"

Plakkk

Tamparan mulus itu mendarat keras di pipi kanan Rendy. Membuat orang-orang yang menontonnya itu tidak bergeming.

"Nggak usah perbanyakin bullshit," ujar Thalia sedikit berbisik.

Thalia pun naik ke kamarnya dan menguncinya dengan rapat. Beberapa detik kemudian terdengar suara ketukan bahkan teriakan keluarganya dari luar kamar. Namun, Thalia tidak mengindahkannya.

Sakit, kecewa dan hancur. Itulah Thalia saat ini. Padahal, mendengar kata-kata Rendy sebelumnya sangat membuatnya luluh. Namun, semuanya hanyalah omong kosong belaka.

Karena mendengar pintunya akan didobrak, Thalia segera bangkit. Walaupun lemas, Ia masih memiliki sisa-sisa tenaga. Ia mengambil jaket dan tas kecilnya. Ia hanya mengambil ponsel dan dompetnya. Ia pun keluar melalui jendela tanpa penyangga besi. 

Thalia turun dengan hati-hati lalu menuruni tangga besi yang biasa dipakai Al untuk memperbaiki lampu. Ia pun segera keluar dari rumahnya dan menyetop taksi.

"Kemana, neng?" tanya sang supir.

Jujur, Thalia tidak tahu ingin kemana. Namun, satu tempat pun terlintas di otaknya. 

~oOo~

"APAAN LAGI SIH, SHA?!" bentak Rendy.

"Ren! Jangan bentak-bentak pacar kamu!" ujar Fernandez.

Rendy mendengus. "DIA BUKAN PACAR AKU, PA! DIA CUMA NGAKU-NGAKU AJA!" ujar Rendy dengan suara masih tinggi.

Setelah berhasil mendobrak pintu kamar Thalia dan Thalia tidak ada dikamarnya membuat Rendy emosi dan khawatir.

"Gue mohon sama lo, Sha! Nggak usah gangguin hidup gue lagi! Gue udah cukup menderita dihukum sama Thalia kayak gini! Lo nggak usah temuin gue lagi! Jangan ganggu gue lagi! Gue mohon lo untuk keluar dari sini!" suruh Rendy.

[✔️] THANDY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang