-VOTE-COMMENT-ENJOY-
Setelah selesai dengan acara makan-makannya, Thalia dan Rendy kembali dalam keheningan. Tak ada yang berniat untuk membuka suara. Namun, akhirnya Rendy pun memecahkan keheningan tersebut.
"So, hari ini adalah hari dimana aku nembak kamu setahun lalu, yah? Nggak kerasa," ujar Rendy sambil tersenyum kesembarang arah.
"Gue nggak suka kalo lo bahas ini, Ren. Sorry," ujar Thalia.
Rendy langsung menatap Thalia, "Maaf, Tha. Aku nggak bermaksud," ujar Rendy.
"Nggak papa," jawab Thalia canggung.
"Aku nggak bisa jelasin semuanya ke kamu, Tha? Kalo kamu nggak nerima aku lagi, nggak papa! Asalkan, kamu tau yang sebenarnya. Aku nggak mau kamu terus-terusan salah paham gini, Tha," ujar Rendy yang menyelipkan nada memohon.
"Ren, gue udah nggak ada urusan lagi sama itu semua. Gue udah relain lo kok, lagian kita emang nggak ditakdirin buar sama-sama," ujar Thalia tersenyum. "Hari ini, gue baik sama lo karna mau makasih. Makasih udah jadi bagian hidup gue. Makasih udah pernah kasih gue banyak kenangan indah," ujar Thalia.
"Tha?"
"Makasih udah masuk dikehidupan gue," lanjut Thalia.
Tak lama kemudian, air mata yang ia tampung pun tiba-tiba terjun tanpa aba-aba. Dengan cepat, Thalia mengusap air matanya dengan sedikit kasar.
"Jangan nangis," ujar Rendy.
Thalia pun berdiri dan hendak pergi, namun lagi-lagi tangannya dicekal. Tiba-tiba, Rendy menarik Thalia kedalam pelukannya. Thalia tidak memberontak. Ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Rendy.
Jangan tanya apakah orang-orang melihat mereka. Bahkan ada yang merekam, memfoto, serta meratapi nasib dan hubungannya yang tak seindah Thalia dan Rendy.
Rendy mengusap kepala Thalia dan mengecup puncak kepalanya. Setelah itu, Thalia pun melepaskan pelukannya.
Dengan mata sembab, Thalia menatap Rendy, "Aku boleh minta sesuatu?" tanyanya lembut.
Rendy menangkup pipi Thalia, "Apa, Tha?" tanya Rendy kembali.
"Anggap aja kita nggak pernah kenal," ujar Thalia langsung membuat Rendy melepaskan tangkupan tangannya dari pipi Thalia.
"Ma-maksud kamu?!"
"Please, aku mau seakan-akan kita nggak kenal lagi. Aku mohon, Ren," ujar Thalia.
"But, why?"
"Lakuin itu buat aku, Ren.." lirih Thalia.
"Ya udah, aku lakuin," pasrah Rendy dengan berat hati.
"Thanks, Ren.." ujar Thalia lalu pergi meninggalkan Rendy yang membeku ditempat. Mencerna baik-baik, apa yang barusan Thalia minta kepadanya.
Apakah dia benar-benar harus menjahui Thalia? Tidak berbicara dengan lagi dengannya? Seperti layaknya orang asing? Tidak. Rendy tidak bisa melakukan itu. Tiba-tiba, Rendy meninju tembok disampingnya hingga membuat tangannya sedikit luka.
Setelahnya, Rendy pun kembali ke kelas. Ingin beristirahat sebentar. Untuk mengistirahatkan badan, pikiran dan hatinya yang masih sakit dengan perkataan Thalia tadi.
Baru sekali melangkah masuk, keduan manik matanya bertemu dengan mata indah milik Thalia. Namun, Thalia langsung menghentikan tatapan itu dan fokus dengan bukunya.
Sebenarnya, Thalia terlihat menggemaskan seperti itu. Rendy makin tidak yakin akan bisa menjahui wanita itu.
Kalo gini mah, susah! -batin Rendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] THANDY STORY
Novela Juvenil[COMPLETED] [Higest Rank : #1 on anakremaja • #1 on hancur]Thalia. Rendy dan cerita mereka. Mulanya, Thalia hanyalah siswi baru di SMA Pelita Bangsa. Namun, Ia dikenal setelah mendapat penghargaan kemenangan olimpiade bersama cowok idaman SMA itu. N...