2 minggu telah berlalu. Hubungan Thalia dan Rendy juga sudah sangat membaik. Dan, hari ini adalah hari pertama ujian kenaikan kelas dimulai. Seperti biasa, Pak Herman sekaligus guru BK itu berjalan dari satu barisan ke barisan yang lain untuk mengecek murid-murid yang melanggar.
"Woy! Raf, topi gue itu!" pekik Alfian.
"Apa sih?! Ini punya gue!" balas Rafi.
"Emang ada namanya?" tanya Alfian.
"Gue nggak pernah ngasih nama di topi gue," jawab Rafi.
"Ya gue juga! Berarti itu topi gue!" sahut Alfian lagi.
"No! Ini punya gue!"
"Punya gue!"
"Gue!"
"Gue!"
Tiba-tiba, suara berat dengan nada membentak itu pun terdengar, "Alfian, Rafi, Rendy! Maju ke depan!" pinta Pak Herman.
"Lah?! Pak. Saya nggak ngapa-ngapain," bela Rendy kepada dirinya sendiri yang memang diam sejak tadi.
"Tidak ada alasan! Maju!" pintanya lagi.
"Pak, Tapi Ren-"
"MAJU!"
Mereka pun mendengus kesal dan pasrah. Mereka melangkah maju hingga keluar dari barisan mereka dan membentuk barisan baru didepan.
Kan gue nggak salah apa-apa. -batin Rendy kesal.
"Hari ini adalah hari pertama memasuki ujian kenaikan kelas. Namun, masih banyak sekali siswa-siswi yang melanggar aturan. Seperti tiga teman kalian yang berada didepan ini. Sudah banyak melanggar peraturan. Membuat kegaduhan, tidak memakai topi juga bajunya tidak dimasukkan." ujar Bu Andara yang membina upacara.
Mereka pun dengan sigap memasukkan bajunya. Rendy memang hanya melanggar satu langgaran saja. Yaitu, tidak memasukkan bajunya. Tapi, ia memakai topi dan tidak gaduh saat di barisan tadi.
Setelah upacara selesai, Rendy dan kawan-kawan pun kembali ke kelas mereka. Saat Rendy melihat Thalia, ia memilih untuk menemui gadis itu terlebih dahulu.
"Tha!" panggil Rendy.
"Rendy," jawab Thalia sambil tersenyum.
"Kamu nggak kenapa-napa tadi?" tanyanya.
"Nggak papa. Kamu? Kok dihukum?" tanya Thalia.
"Ah itu. Gara-gara dua kunyuk. Mereka yang berisik malah disuruh naik bertiga," jawab Rendy.
"Kamu haus nggak?" tanya Thalia.
"Lumayan,"
"Nih," ujarnya sambil menyodorkan air mineral botol.
"Kamu beli?" tanya Rendy sambil menerima botol itu.
"Nggak, tadi ditawarin pas hampir tumbang," jawabnya.
"Berarti kamu hampir pingsan?" tanya Rendy/
"Hampir doang," jawabnya.
"Yaudah kalo gitu aku ke kelas yah. Makasih airnya," ujarnya diangguki Thalia.
"Ketemu di kantin atau aku jemput?" tanyanya lagi.
"Dijemput boleh deh," jawab Thalia.
"Oke, see you."
Thalia pun berbalik. Mendapati semua mata yang tadi tertuju pada dirinya dan Rendy. Ia pun tersenyum tipis dan kembali ke tempat duduknya. Ia melihat Novi dan Laxton yang berebutan pulpen. Ia pun terkekeh jahil. Ia bisa menyimpulkan bahwa mereka saling menyukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] THANDY STORY
Dla nastolatków[COMPLETED] [Higest Rank : #1 on anakremaja • #1 on hancur]Thalia. Rendy dan cerita mereka. Mulanya, Thalia hanyalah siswi baru di SMA Pelita Bangsa. Namun, Ia dikenal setelah mendapat penghargaan kemenangan olimpiade bersama cowok idaman SMA itu. N...