29 - Benar Jadian

2.3K 95 14
                                    

Happy reading^-^

"RENDY!!!!!" teriak Thalia.

"Apa sih, yang?" tanya Rendy.

"Ada kecoa!!" mata gadis itu sudah berkaca-kaca. Rendy langsung menghampirinya dan mengusir kecoa itu.

"Udah nggak ada," ujar Rendy.

"Makasih," ujar Thalia masih panik. 

Rendy terkekeh pelan dan mengacak-acak rambut gadisnya itu. Sudah 3 minggu mereka menjalin hubungan asmara. Rendy menyatakan perasaannya saat di rooftop dengan cara yang aneh. Ia selalu terkekeh saat mengingat kejadian itu. Kejadian dimana ia mengungkapkan semua isi hatinya kepada Thalia.

Flashback On

"Ih! Kok dikatain bodoh! Jahat," ujar Thalia sebal. Ia menyilangkan tangannya didepan dada dan membuang pandangannya dari Rendy.

"Ngambek tuh? Jangan dong," goda Rendy.

"Abisnya kamu jahat!" 

"Jahat mana ama Zaky?" tanya Rendy.

"Zaky lebih jahat," gumamnya. "Tapi kamu juga!"

Rendy terkekeh dan beranjak dari duduknya. Ia memanjat di pagar yang melindungi tembok itu. Ia berdiri dan merentangkan tangannya. Thalia yang melihat itu langsung berdiri. Ia mengira bahwa Rendy ingin bunuh diri seperti saat itu. Saat dimana Zaky dan Thalia resmi berpacaran dan Rendy melakukan itu lalu Thalia menariknya dan mereka jatuh berdua.

"RENDY! JANGAN! NGGAK KOK! KAMU NGGAK JAHAT! KAMU BAIK BANGET! JANGAN BUNUH DIRI! NANTI YANG JAGAIN AKU SIAPA DONG? PLEASE, REN. JANGAN PERGI DARI AKU," teriak Thalia membuat Rendy terkekeh.

"Siapa yang mau bunuh diri sih?"

"Kamu,"

"Nggak dih! Gue masih punya masa depan," ujarnya.

"Yaudah, turun!" pintanya. 

Rendy menuruti permintaan gadis itu. Ia memandang Thalia dengan sangat dalam. Ia menyelipkan beberapa helai rambut Thalia yang menutupi wajah cantiknya kebelakang telinganya. Ia kemudian menangkup kedua pipi Thalia.

"Mau jadi masa depan gue, nggak?" tanyanya membuat Thalia mengerutkan dahinya bingung.

"Maksudnya?"

"Gue pernah cerita kan? Kalo gue suka sama cewek. Tapi, cewek itu ditembak sama sahabat gue," tanya Rendy lagi.

"Iya, pernah. Kenapa dia?" tanya Thalia lagi.

"Udah putus sama sahabat gue,"

 "Wahhh.. Bagus dong. Kalian udah jadian yah?" tanya Thalia serius.

"Belum. Rencananya gue mau nembak hari ini," jawab Rendy.

"Langsung sikat dong! Nanti diembat lagi," ujar Thalia.

"Gimana caranya yah? Bantuin gue dong," Rendy sedikit memohon.

"Langsung ungkapin aja. Coba latihan sama aku," jawab Thalia.

Nah! Waktu yang tepat. -batin Rendy.

"Tha, lo udah nemenin hari-hari gue. Gue suka sama lo dari pertemuan pertama kita. Lo buat gue ceria. Lo buat gue seneng. Lo buat gue bahagia. Lo juga buat gue ngerasain cinta. Cinta yang dulu pernah hilang akhirnya kembali. Lo mungkin bukan yang pertama. Tapi, lo yang terakhir. Saat gue nyakitin lo, sebenarnya gue nyakitin diri gue sendiri. Karena lo bagian dari jiwa, raga dan hidup gue. I think this is the right time, Tha." ujar Rendy sambil menggenggam kedua tangan Thalia. 

Rendy pun berlutut dan menggenggam tangan kanan Thalia dengan tangan kirinya lalu melanjutkan kalimatnya.

"Thalia Sheandra Husein, will you be my happiness and my future?" 

Thalia tidak bisa berkata-kata. Didalam pikirannya terus berkata "Jangan baper! Jangan baper!" karena kalimat-kalimat tadi bukanlah untuknya. Melainkan untuk gadis yang menjadi pujaan hati Rendy. Hatinya berdegup kencang. 

"Jawab, Tha," 

Melihat tingkah Thalia yang kebingungan, Rendy terkekeh kecil. Ia melihat bagaimana gugupnya wanita itu. Ia menggigit gigir bawahnya karena panik. Ia benar-benar kehabisan kata-kata.

Akhirnya, Thalia pun menjawab sesuai dengan kata hatinya. Ia meyakinkan hatinya untuk menjawab agar latihan Rendy untuk menembak wanita yang ia sukai berjalan dengan lancar.

"Yes, I will."

Rendy tersenyum dan memeluk Thalia. Thalia yang terkejut pun membalas pelukannya dengan gugup. Ia masih mengucapkan kalimat "Jangan baper!" didalam hatinya.

Rendy tahu bahwa Thalia masih mengira ini semua hanyalah latihan untuk menembak gadis yang ia sukai. Thalia polos. Ia tidak mudah terbawa perasaan. 

Ditengah-tengah pelukan, Rendy membisikkan kalimat yang membuat Thalia benar-benar beku. Perasaannya bercampur menjadi satu.

"Cewek itu elo, Tha. Kalimat tadi buat lo." bisik Rendy.

Thalia melepaskan pelukannya dan meremas-remas ujung roknya.

"Gue harap, jawaban lo itu bener," ujar Rendy lagi.

"Ja-jadi, kamu suka sama aku?" tanya Thalia masih belum ngeh.

"Iyaaa..." ujar Rendy gemas sambil mencubit kedua pipinya.

"Aku juga suka kamu. Aku sayang kamu,"

"Aku juga sayang kamu."

Flashback Off

Langit, angin, bangunan, dan senja-lah yang menjadi saksi bisu kejadian itu. Kejadian dimana mereka akhirnya betul-betul menjalin ikatan. 

Kebahagiaan selalu menyertai mereka berdua. Rendy yang selalu sabar menghadapi Thalia yang seperti anak-anak. Thalia yang selalu bisa meyakinkan Rendy dalam keadaan apapun. Sudah 3 minggu mereka menjalin hubungan yang asli. 

Disekolah, mereka dijuluki dengan 'The Best Couple of SMA PB'

Mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka. Thalia memeluk Rendy dan menopang dagunya dipundak Rendy. Rendy mengeratkan pelukan Thalia. Ia sangat menyayangi gadisnya itu. Ia tidak ingin lagi melepaskannya. Ia sudah trauma menyakiti dirinya sendiri.

Mereka pun berhenti disalah satu minimarket. Thalia duduk dimotor Rendy yang terparkir sedangkan Rendy didalam mini market untuk membeli minuman.

Rendy berhenti didepan kasir. Tiba-tiba, seseorang tidak sengaja menabraknya.

"Eh, maaf," ujar orang itu yang tak digubris oleh Rendy.

Rendy menengok ke belakang. Matanya bertemu dengan mata wanita dibelakangnya itu. Jujur, ia sangat terkejut. Sangat.

Shanin?! -batin Rendy.

"Rendy?!"

...

YEEE!!! THANDY RESMI JADIAN UHUYY.. SENENG NGGAK NIH? NGGAK YAH:V

Shanin siapa tuhhhh??? 

Next part udah 30:( Nggak kerasa yah:) 

Pokoknya makasih banyak untuk pembaca setia aku:) Walaupun vommentnya tidak memadai, aku bakalan tetep nulis. Sebagai hobi yang harus diterapi terus. Pokoknya, Thank you so much!!!!

See you in the next part...

[✔️] THANDY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang